Pilihan Tipe Makanan
Sebuah studi dari Harvard yang diterbitkan di New England Journal of Medicine menekankan bahwa jenis makanan memiliki dampak yang lebih besar pada berat badan dibandingkan dengan jumlah kalori semata.
Studi ini menantang anggapan umum bahwa pengurangan kalori adalah kunci dalam mengelola berat badan, dan menyarankan bahwa kualitas makanan memainkan peran yang sangat penting.
Studi ini menyoroti efek merugikan dari beberapa jenis makanan, terutama makanan cepat saji dan junk food. Misalnya, konsumsi kentang goreng setiap hari dikaitkan dengan peningkatan berat badan sebesar 3,35 pon setiap empat tahun, dibandingkan dengan 1,69 pon untuk keripik kentang. Kentang muncul sebagai penyebab utama di antara semua jenis makanan, diikuti oleh soda manis (menyumbang kenaikan berat badan sebesar satu pon setiap empat tahun) dan daging (sekitar 0,95 pon).
Sebaliknya, makanan yang diketahui memiliki manfaat untuk menurunkan berat badan termasuk sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian, dengan kacang-kacangan menunjukkan efek yang paling menguntungkan. Temuan ini menunjukkan pentingnya memilih jenis makanan, bukan hanya menghitung kalori, dalam mengelola berat badan. Artikel ini juga memperkenalkan pengkategorian makanan menjadi makanan pokok, buah dan sayuran, daging dan telur, serta kategori lain seperti kedelai, kacang-kacangan, produk susu, dan minyak nabati.
Sistem klasifikasi ini, mirip dengan pagoda makanan, menekankan pentingnya pola makan yang beragam untuk mendapatkan nutrisi yang seimbang. Dengan mengakui keragaman dalam setiap kategori makanan, artikel ini menekankan pentingnya variasi makanan untuk menjaga keberagaman pola makan. Meskipun setiap item makanan mungkin berbeda sedikit, profil nutrisi mereka sering kali cukup mirip untuk saling menggantikan, sehingga mendorong variasi dan kesenangan dalam pola makan.
Selain pengkategorian makanan, artikel ini memberikan tips praktis untuk membuat masakan yang lebih sehat. Anda disarankan untuk menghindari menggoreng, menumis, dan menggoreng dalam minyak yang banyak, karena metode ini dapat meningkatkan penyerapan lemak dan asupan kalori. Sebagai gantinya, mengukus dan merebus direkomendasikan untuk mendapatkan nutrisi yang lebih baik dan meningkatkan rasa.
Selain itu, artikel ini menekankan pentingnya mengontrol asupan garam dan gula. Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari 5 gram per hari dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah hipertensi, sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia. Demikian pula, asupan gula rafinasi sebaiknya dibatasi hingga 10 gram per hari, dengan preferensi pada alternatif tanpa gula dan mengurangi konsumsi minuman manis dan makanan penutup.
Artikel ini menganjurkan pendekatan holistik terhadap nutrisi, menekankan pentingnya jenis makanan, keberagaman, dan metode memasak dalam mencapai kesehatan optimal dan nutrisi seimbang. Dengan membuat pilihan makanan yang bijak dan mengadopsi praktik memasak yang lebih sehat, individu dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dan mengelola berat badan dengan lebih baik.
Selain menekankan pentingnya jenis makanan dan metode memasak, artikel ini juga menyoroti peran kebiasaan makan yang baik dalam meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Pembaca didorong untuk mempraktikkan kontrol porsi dan makan dengan kesadaran, memperhatikan sinyal lapar dan menikmati setiap gigitan. Dengan membangun hubungan yang lebih dalam dengan makanan dan mengembangkan kebiasaan makan yang baik, individu dapat memperbaiki hubungan mereka dengan makanan dan membuat pilihan yang lebih bijak tentang apa yang mereka konsumsi.
Pendekatan holistik terhadap nutrisi ini tidak hanya mendukung pengelolaan berat badan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan keseluruhan dan gaya hidup yang lebih sehat. Artikel ini juga menekankan pentingnya memahami dampak pengolahan makanan terhadap nilai nutrisi. Makanan olahan sering kali mengandung tambahan gula, lemak tidak sehat, dan zat aditif buatan yang dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan dan efek kesehatan yang merugikan. Dengan memprioritaskan makanan yang minim diproses, individu dapat memaksimalkan asupan nutrisi dan meminimalkan paparan terhadap zat aditif yang berbahaya.