Sejarah Teh Sore
Teh sore memberikan tempat yang nyaman dan menenangkan.
Lebih dari sekadar istirahat santai dalam sehari.
Teh sore adalah ritual halus yang kaya akan sejarah, kesopanan, dan kenikmatan sederhana dalam menikmati momen-momen indah dalam hidup. Di balik kesederhanaannya, teh sore menyimpan keanggunan yang membuatnya tetap relevan dalam gaya hidup modern.
Sejarah Teh Sore
Kebiasaan teh sore bermula di Inggris pada awal abad ke-19 dan mulai populer berkat Anna, Duchess of Bedford. Merasa sulit menunggu antara makan siang dan makan malam, dia menciptakan tradisi ini dengan menyajikan camilan ringan dan teh di sore hari. Apa yang awalnya merupakan camilan pribadi ini kemudian berubah menjadi acara sosial yang modis, menjadikannya simbol kesopanan dan relaksasi.
Penyusunan Teh Sore yang Bermakna
Keindahan teh sore terletak pada susunan dan perhatian terhadap detail. Bayangkan sebuah meja bersih yang dihiasi dengan vas putih berisi bunga peony merah muda yang lembut, sepiring teh dengan cangkir dan piring makan di samping kue yang sempurna, dan sebuah mangkuk gula yang beristirahat dengan anggun di dekatnya. Susunan sederhana namun halus ini menangkap esensi acara itu—halus, tenang, dan mengundang.
Setiap elemen di meja memiliki perannya masing-masing. Cangkir teh dengan piring saucer menjadi bintang acara, melambangkan upacara minum teh. Biasanya, cangkir terbuat dari porselen atau tulang halus yang dapat menjaga panas teh, sekaligus menawarkan pengalaman mewah saat meminumnya. Kue yang menemani teh sering kali berupa shortbread berbutter atau biskuit serpih, dirancang untuk melengkapi rasa teh. Mangkuk gula, komponen penting bagi mereka yang lebih suka teh manis, menyempurnakan suasana.
Sebuah Tarian Rasa yang Lembut
Teh sore tidak hanya soal susunan, tetapi juga tentang rasa.
Teh hitam klasik seperti Earl Grey atau Darjeeling adalah pilihan utama yang menawarkan rasa kaya dan kuat, cocok dengan berbagai makanan manis dan asin. Teh hijau, minuman herbal, dan teh putih yang lebih ringan juga sering disajikan, mengakomodasi berbagai preferensi dan suasana hati.
Pendamping teh bervariasi, namun scones dengan krim kocok dan selai adalah bagian ikonik dari pengalaman ini. Scone yang lezat dan hangat biasanya disajikan dengan selai stroberi manis dan tekstur krim kocok yang kaya. Favorit lainnya termasuk sandwich jari—seperti mentimun, salmon asap, atau selada telur—yang diikuti dengan berbagai kue, kue kering, dan pastry.
Kue di sebelah cangkir teh bukan hanya sekadar camilan. Manisnya menyeimbangkan pahitnya teh yang kuat, menciptakan perpaduan tekstur dan rasa yang harmonis. Entah itu shortbread sederhana, biscotti renyah, atau macaroon lembut, kue-kue tersebut mengingatkan kita bahwa teh sore dimaksudkan untuk dinikmati secara perlahan.
Peran Mangkuk Gula
Mangkuk gula, meskipun kecil, memainkan peran penting dalam ritual yang elegan ini. Biasanya diisi dengan gula putih berbentuk kubus, mangkuk ini memberikan kesempatan untuk penyesuaian, memungkinkan setiap tamu memaniskan teh mereka sesuai selera. Beberapa orang mungkin menambahkan satu kubus, sementara yang lain mungkin memilih dua atau tiga untuk menyeimbangkan keberanian dari teh yang kuat.
Kehadiran mangkuk gula di meja juga mencerminkan pentingnya kehati-hatian dan keramahan yang merupakan bagian integral dari tradisi teh sore. Menawarkan gula, sama seperti menawarkan susu atau lemon, mengundang tamu untuk berpartisipasi dalam pengalaman secara personal, menyesuaikan cangkir mereka sesuai preferensi individu.
Keindahan Mewah Peony
Meskipun makanan dan minuman menjadi pusat perhatian teh sore, suasana juga memainkan peran penting dalam pengalaman ini. Vas putih berisi peony merah muda adalah contoh sempurna dari keanggunan yang sederhana, mendefinisikan tradisi ini. Kelopak lembut peony, dengan aroma yang menyegarkan dan warna cerahnya, menambah sentuhan alam ke dalam meja. Keberadaan bunga tersebut berkontras dengan vas putih yang sederhana, menciptakan suasana yang menenangkan dan menarik secara visual.
Pada era Victoria, peony menjadi simbol romansa dan kemakmuran. Menggabungkan bunga-bunga tersebut ke dalam susunan teh sore menambahkan lapisan makna pada acara tersebut, tidak hanya mengisyaratkan keanggunan tetapi juga memberikan rasa keabadian. Keberadaan peony di meja mengingatkan kita untuk menghargai keindahan dalam momen-momen kecil kehidupan—mirip dengan ritual teh sore itu sendiri.
Daya Tarik Modern Teh Sore
Meskipun akarnya sangat terkait dengan Inggris abad ke-19, praktik teh sore telah berkembang dan menemukan tempatnya dalam gaya hidup modern di seluruh dunia. Banyak hotel dan restoran kini menawarkan layanan teh sore, seringkali dengan sentuhan kontemporer. Anda mungkin menemukan teh eksotis, kue-kue fusion, atau pengaturan bertema yang bervariasi dari klasik hingga unik. Namun, esensi teh sore tetap tidak berubah: itu masih merupakan momen ketenangan dan kemewahan, kesempatan untuk berhenti sejenak dan menikmati kesenangan kecil dalam hidup.