Pasar Barang Bekas di Lagos
Dengan 35 naira, Anda bisa memperoleh sebuah kemeja di pasar Katangowa di Lagos, ibu kota Nigeria.
Pasar ini terkenal sebagai tempat untuk membeli pakaian bekas dan berbagai barang rumah tangga dengan harga terjangkau.
Setiap jam, kontainer laut tiba dari dermaga Lagos membawa bundel pakaian bekas dari Eropa dan berbagai belahan dunia lainnya. Pedagang berbondong-bondong ke pasar, memilih T-shirt, pakaian wanita, dan sepatu, sambil melakukan tawar-menawar baik dengan uang tunai maupun barang lainnya.
Sejumlah besar pakaian ditumpuk di lantai, sementara pedagang berkumpul, memainkan lonceng atau berseru untuk menarik perhatian pelanggan. Pedagang yang tidak menggunakan lonceng pun bersuara keras, menawarkan kemeja bagus tiga buah hanya dengan 100 naira. Chika Obi, salah seorang pedagang, menyampaikan, "Banyak butik dan toko mendapatkan stok dari kami dengan harga murah untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi."
Walaupun Lagos memiliki berbagai pasar lain, tidak ada yang sekomplit dan seekonomis pasar Katangowa, menjadikannya tujuan utama bagi banyak pembeli. Pasar ini buka tujuh hari seminggu, dengan hari Senin, Rabu, dan Jumat menjadi hari kedatangan barang baru. Barang-barang tersebut berasal dari seluruh dunia, meskipun sebagian besar masih diimpor dari negara-negara tetangga di Afrika.
Penelitian lebih lanjut oleh Daily Sun mengungkapkan bahwa pasar Katangua di Lagos sering dikunjungi oleh warga dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk banyak mahasiswa dari perguruan tinggi dan universitas yang sering berada di sana. Emeka Iheanacho, seorang pedagang garmen kelas satu, berbagi dengan Daily Sun bahwa mayoritas pelanggannya berasal dari kelas menengah ke atas. Mereka biasanya datang ke pasar Katangua, parkir di dekatnya, dan menunggu di dalam mobil mereka sambil Emeka mengantarkan pakaian. Seluruh proses transaksi, dari pemilihan hingga pembayaran, dilakukan di dalam mobil.
Emeka bangga bahwa semua barang yang dijualnya memiliki kualitas tinggi, sehingga pelanggan berkecukupan sering mengunjunginya. Setelah pakaian disumbangkan ke luar negeri ke toko amal, sebagian di antaranya berakhir di pasar Afrika, dijual di butik dan tempat serupa seperti Pasar Katangowa. Beberapa pihak percaya bahwa pakaian bekas dapat menjadi ancaman bagi pasar tekstil Nigeria.
Seorang pedagang yang tidak ingin disebutkan namanya menyampaikan kepada wartawan bahwa selama musim perayaan, pasokan pakaian bekas cukup melimpah. Pada periode tersebut, banyak orang Barat menyumbangkan pakaian bekas dalam jumlah besar ke toko amal, menjadikannya bundel dan mengirimkannya kepada pedagang di Pasar Katangua.
Meskipun beberapa negara Afrika, termasuk Nigeria, telah lama melarang impor pakaian bekas, perdagangan Pakaian Bekas tetap berlanjut, menimbulkan tekanan signifikan pada industri tekstil. Meski demikian, banyak yang percaya bahwa perdagangan ini memberikan peluang pekerjaan bagi pengangguran dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak keluarga.