Kelezatan Abad Pertengahan
Saat mendengar kata "kue buah," Anda mungkin membayangkan sepotong kue padat yang dihiasi warna-warni cerah, hanya muncul selama liburan.
Namun, di balik kesan tersebut, kue buah memiliki sejarah panjang yang melintasi waktu, berawal dari camilan praktis para pelancong kuno hingga menjadi hidangan manis yang sering disajikan saat perayaan.
Kue ini telah berkembang dari zaman Romawi kuno, membawa kita dalam perjalanan panjang yang penuh perubahan, dan akhirnya menjadi bagian dari tradisi kuliner di berbagai budaya.
Dari Perjamuan Romawi Hingga Kelezatan Abad Pertengahan
Kue buah pertama kali muncul pada masa Romawi kuno. Prajurit Romawi, yang sering bepergian dalam waktu lama, membawa camilan praktis berupa campuran barley, biji delima, kacang, dan madu lebih mirip bar energi daripada kue manis. Meskipun bentuknya berbeda, gagasan untuk mengawetkan buah-buahan dalam makanan untuk keperluan perjalanan ini merupakan awal mula dari evolusi kue buah.
Pada Abad Pertengahan di Eropa, bahan-bahan seperti buah-buahan kering dan rempah-rempah semakin mudah diperoleh, dan kue buah berkembang menjadi hidangan manis yang lebih kompleks. Para pembuat roti mulai menambahkan bahan-bahan seperti kismis, kurma, dan rempah-rempah seperti kayu manis. Gula, yang diperkenalkan melalui jalur perdagangan, membuka kemungkinan untuk mengawetkan buah dalam kue. Dengan metode ini, kue buah bisa bertahan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Tak hanya itu, kue buah menjadi simbol status di kalangan bangsawan. Kue yang semakin padat dan berat dianggap lebih mewah, karena menggunakan bahan-bahan berharga yang sulit didapat, seperti buah-buahan kering dan kacang.
Obsesi Inggris dan Era Victoria
Kue buah menemukan tempat yang sempurna di Inggris, di mana kue ini menjadi identik dengan liburan, pernikahan, dan perayaan lainnya. Pada era Victoria, kue buah menjadi semakin kaya dengan rasa rempah dan esensi buah. Selain menambah cita rasa, perendaman bahan dalam alkohol seperti brandy atau rum juga berfungsi untuk mengawetkan kue sehingga bisa bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Kue buah menjadi hidangan penting dalam pernikahan, dengan contoh terkenal adalah pernikahan Ratu Victoria dan Pangeran Albert. Kue buah yang mereka sajikan di hari pernikahan mereka menetapkan tradisi yang bertahan selama beberapa generasi di Inggris. Bahkan hingga kini, kue buah tetap menjadi pilihan populer dalam perayaan Natal dan acara besar lainnya di Inggris, meskipun generasi muda mulai lebih jarang memilih kue ini.
Dari Amerika Hingga Meja Hari Ini
Ketika imigran Eropa berpindah ke Dunia Baru, mereka membawa resep kue buah bersama mereka. Di Amerika, kue buah mengalami adaptasi dengan bahan-bahan lokal, seperti kenari dan rempah-rempah khas daerah setempat. Beberapa wilayah, terutama di Selatan Amerika Serikat, menjadikan kue buah sebagai hidangan khas yang sangat digemari, dan Texas bahkan terkenal dengan produksi kue buahnya yang melimpah.
Namun, pada abad ke-20, kue buah memperoleh reputasi yang kurang menguntungkan. Dalam budaya pop, kue ini sering digambarkan sebagai hadiah yang tidak diinginkan, lelucon yang sering muncul di acara-acara komedi. Meskipun demikian, tradisi memberi kue buah sebagai hadiah liburan terus bertahan. Beberapa toko roti di Amerika bahkan telah menghidupkan kembali popularitas kue buah, memproduksi varian yang lebih modern dan menarik bagi konsumen yang mencari rasa nostalgia atau sesuatu yang berbeda di meja perayaan.
Kue Buah Modern: Tradisi Liburan atau Relik?
Hari ini, kue buah tetap menjadi bahan perdebatan. Banyak yang menyukainya sebagai bagian dari tradisi liburan, sementara yang lain menghindarinya. Meski begitu, kue ini masih memiliki tempat istimewa dalam kenangan liburan bagi banyak orang. Di Inggris, kue buah sering disajikan dengan teh, sedangkan di Amerika Serikat, kue buah lebih sering diberikan sebagai hadiah selama musim liburan. Beberapa keluarga bahkan mewariskan resep kue buah turun-temurun, menjaga agar rasa dan kelembutannya tetap terjaga berkat perendaman alkohol yang dilakukan secara rutin.
Meski kue buah mungkin bukan pilihan favorit semua orang, sejarahnya yang kaya dan perjalanan panjangnya dari zaman Romawi hingga meja makan kita hari ini adalah bukti bagaimana makanan dapat melampaui waktu dan budaya. Kue ini bukan sekadar lelucon liburan, melainkan simbol dari tradisi kuliner yang kaya, teknik pengawetan makanan, dan cara makanan menghubungkan kita dengan masa lalu.