Elang-ular Bido
Elang-ular Bido (Spilornis cheela) adalah burung pemangsa berukuran sedang yang dikenal dengan penampilannya yang mencolok dan kemampuan berburu yang luar biasa.
Burung ini tersebar luas di seluruh Asia tropis, termasuk Subbenua India, Asia Tenggara, dan Asia Timur. Elang-ular Bido memiliki peran penting dalam mengendalikan populasi reptil di habitatnya, berkat kemampuannya berburu ular dan kadal dengan sangat mahir.
Penampilan dan Karakteristik
Elang ini memiliki tubuh berotot, dengan sayap bulat dan ekor pendek. Ciri khas yang paling mencolok adalah jumbai berbentuk kipas di kepala yang berwarna hitam putih, memberikan kesan leher yang lebih tebal. Kulit wajah dan kaki elang ini berwarna kuning, sementara bagian bawah tubuhnya dihiasi dengan bintik putih dan kuning kecoklatan. Ketika bertengger, sayap elang ini tidak mencapai ujung ekor, tetapi saat terbang, sayapnya membentuk "V" yang dangkal. Ekor dan bulu sayapnya juga memiliki garis putih lebar, semakin menambah keindahan dan keunikannya.
Elang-ular Bido tersebar di banyak wilayah Asia tropis, dengan 21 subspesies yang telah dikenal. Subspesies tersebut tersebar di berbagai daerah, termasuk sub-Himalaya, India Bagian Selatan, Indocina, Semenanjung Malaya, Sumatra, dan sejumlah pulau kecil. Beberapa subspesies, seperti elang-ular Bawean, sangat terancam punah dan hanya memiliki beberapa pasang tersisa. Populasi elang ini biasanya lebih kecil di pulau-pulau kecil karena fenomena kerdilisme insular, tetapi mereka tetap dapat bertahan berkat adaptabilitasnya.
Perilaku Makanan dan Berburu
Seperti yang tercermin dari namanya, Elang-ular Bido mengkhususkan diri dalam berburu reptil, terutama ular dan kadal. Elang ini sering berburu di daerah berhutan, terutama di dekat lahan basah, di mana reptil banyak ditemukan. Cara berburu yang digunakannya adalah dengan strategi duduk dan menunggu. Ia sering bertengger di atas pohon atau terbang melayang untuk mencari mangsanya. Ketika merasa terancam, elang ini dapat mengangkat jumbai di kepalanya, menjadikannya tampak lebih besar dan mengintimidasi. Panggilan khasnya yang terdengar seperti "Kluee-wip-wip" sering terdengar, terutama di pagi hari.
Pembiakan dan Sarang
Musim pembiakan Elang-ular Bido biasanya dimulai pada akhir cuaca dingin, ketika pasangan burung ini membentuk wilayah teritorial. Sarang dibangun di pohon-pohon di tepi sungai atau di tempat-tempat tinggi lainnya. Meskipun keduanya, jantan dan betina, bekerja sama untuk membangun sarang, betina yang akan mengerami telur. Sarang ini sering diperbarui setiap tahun, meskipun ada beberapa tempat, seperti Penang, di mana sarang baru mungkin dibangun setiap tahun. Biasanya, sarang terdiri dari satu telur, tetapi kadang-kadang dua telur diletakkan. Hanya satu anak burung yang bertahan dan berkembang hingga siap terbang setelah sekitar dua bulan.
Konservasi dan Pentingnya Ekologi
Walaupun Elang-ular Bido relatif umum di sebagian besar wilayah Asia tropis, beberapa subspesiesnya, seperti elang-ular Bawean, menghadapi ancaman serius karena penurunan jumlah individu. Hilangnya habitat alami mereka, serta populasi yang terbatas di pulau-pulau kecil, telah menyebabkan penurunan populasi. Oleh karena itu, upaya konservasi sangat penting untuk melindungi spesies ini, terutama yang berada di wilayah yang lebih terisolasi.
Elang ini memainkan peran ekologis yang sangat penting, terutama dalam mengontrol populasi reptil. Kadang-kadang, Elang-ular Bido berbagi situs bersarang dengan spesies lain, seperti cinereous chickadee, yang bersarang dekat dengan tempat bertengger elang untuk mendapatkan perlindungan dari predator.
Meskipun Elang-ular Bido memiliki penampilan yang mencolok dan perilaku berburu yang menarik, ia juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Keberadaannya sangat penting, bukan hanya karena kemampuan berburu ular dan kadal, tetapi juga karena perannya dalam melindungi spesies lain dari ancaman predator. Dengan beberapa subspesies yang terancam punah, sudah saatnya kita menyadari pentingnya upaya konservasi untuk menjaga kelangsungan hidup burung megah ini.