Tips Wawancara Kerja
Saat memasuki wawancara kerja, Anda mungkin telah mempersiapkan dengan matang, dari resume yang kuat hingga pernyataan pribadi yang menarik. Tanggapan yang terstruktur dengan baik selama sesi tanya jawab pun dapat meningkatkan peluang Anda untuk mendapatkan pekerjaan.
Namun, tak jarang kebiasaan kecil yang tak disadari, terutama yang terkait dengan bahasa tubuh, justru dapat merugikan Anda. Tindakan-tindakan halus ini, meskipun tampak sepele, bisa memberikan kesan yang mendalam kepada pewawancara, baik positif maupun negatif.
Sebagian besar waktu, kebiasaan ini muncul tanpa kita sadari, bahkan ketika kita berusaha tampil sebaik mungkin. Perilaku seperti berkedip terlalu sering, memutar cincin, atau merapikan rambut bisa mempengaruhi cara Anda dipersepsikan. Menurut Isabel Schuermann, seorang konsultan citra dan pelatih etiket yang berbasis di dekat Frankfurt, tubuh kita terus berkomunikasi, bahkan ketika kita tidak menyadarinya. Hal-hal kecil seperti menghindari kontak mata atau menggenggam tangan yang terlalu erat dapat memberikan sinyal yang berbeda. Misalnya, menghindari kontak mata bisa ditafsirkan sebagai ketidakjujuran atau kurangnya kepercayaan diri, sementara posisi tubuh yang tidak terbuka, seperti ujung kaki yang mengarah ke dalam, dapat menandakan ketidaknyamanan atau ketidakyakinan.
Sebagai contoh, dua eksekutif pernah mengikuti sesi pelatihan untuk meningkatkan keterampilan wawancara mereka. Setelah mengevaluasi rekaman wawancara simulasi, mereka terkejut mengetahui bahwa mereka sering mengangguk. Pelatih karier Janice Burch, yang berbasis di Milwaukee, Wisconsin, mengenang, “Kedua eksekutif tersebut mengangguk hampir 300 kali selama sesi 30 menit. Itu adalah kebiasaan yang tidak mereka sadari sama sekali.”
Sebagian besar orang cenderung mengabaikan kebiasaan ini, tetapi bagi seorang pewawancara, gerakan tubuh yang tidak terkendali dapat memberikan kesan yang tidak diinginkan. Burch, yang sering bekerja dengan klien untuk memajukan karier mereka, menyarankan agar kita lebih memperhatikan kebiasaan ini agar dapat mengelolanya dengan lebih baik. Meskipun mungkin sulit mengatasi kebiasaan ini saat Anda merasa gugup, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk meningkatkan kesan pertama selama wawancara.
Langkah untuk Mengatasi Kebiasaan Bawah Sadar
1. Akui Kebiasaan Anda
Langkah pertama untuk mengatasi kebiasaan tubuh yang tidak disadari adalah dengan mengidentifikasinya. Anda mungkin merasa cemas atau tertekan selama wawancara, tetapi jika Anda sadar akan kebiasaan tertentu, Anda dapat mulai mengelolanya dengan lebih baik. Salah satu cara untuk melatih diri Anda adalah dengan melakukan latihan wawancara simulasi, berlatih berbicara dengan seseorang atau bahkan di depan cermin. Fokuslah pada bagaimana tubuh Anda berinteraksi, dan berusahalah untuk menjaga sikap tubuh yang terbuka dan percaya diri.
Jika Anda merasa kebiasaan tertentu mulai muncul selama wawancara, Anda bisa dengan jujur mengakuinya. Sebagai contoh, jika Anda sering merasa gugup dan mulai berkedip terlalu sering atau memainkan cincin, Anda bisa berkata, "Saya tahu saya mungkin terlihat sedikit cemas, tetapi saya merasa sangat antusias dengan kesempatan ini." Ini tidak hanya menunjukkan kesadaran diri, tetapi juga bisa membuat Anda terlihat lebih autentik dan tulus.
2. Perhatikan Bahasa Tubuh Anda
Selain gerakan halus seperti berkedip atau memainkan tangan, posisi tubuh Anda juga dapat memengaruhi kesan yang Anda berikan. Sebagai contoh, sikap tubuh yang tertutup, seperti menyilangkan tangan atau duduk dengan tubuh mengarah ke belakang, bisa memberi sinyal ketidakpercayaan atau bahkan ketidaksukaan. Sebaliknya, duduk dengan tubuh yang sedikit condong ke depan dan tangan yang terbuka dapat menunjukkan minat dan kesiapan untuk berkomunikasi.
Sebagai tambahan, pastikan untuk menjaga kontak mata yang wajar. Menghindari kontak mata dapat membuat Anda terlihat tidak percaya diri atau bahkan tidak jujur. Namun, Anda tidak perlu terlalu berlebihan, kontak mata yang moderat sudah cukup untuk menunjukkan rasa percaya diri dan keterlibatan.
3. Latihan Konsisten
Jika Anda merasa kebiasaan tubuh Anda muncul secara otomatis ketika merasa gugup, latihan konsisten adalah kunci untuk mengelolanya. Latihan berbicara di depan umum atau berbicara dengan teman-teman Anda tentang topik yang sama sekali berbeda dari wawancara juga dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan dalam berbicara. Anda bisa berlatih berbicara sambil memperhatikan gerakan tubuh Anda, sehingga Anda bisa mengendalikannya lebih baik ketika saatnya tiba.
4. Keaslian dan Kejujuran
Menurut Daniela Lehmann-Stein, pemimpin SDM di Nielsen di Frankfurt, keaslian sangat penting. Tidak ada yang lebih merugikan dari inkonsistensi antara kata-kata dan bahasa tubuh Anda. Misalnya, jika Anda menggambarkan diri Anda sebagai terbuka dan ramah, tetapi tubuh Anda cenderung tertutup, ini akan menciptakan kontradiksi yang jelas di mata pewawancara. Oleh karena itu, penting untuk menjadi jujur tentang kebiasaan tubuh Anda yang mungkin muncul dalam situasi yang menegangkan.
Dengan kesadaran diri yang lebih tinggi dan latihan yang konsisten, Anda dapat mengurangi kebiasaan bawah sadar yang dapat merugikan wawancara kerja Anda. Ingatlah bahwa tubuh Anda selalu berbicara, bahkan ketika Anda tidak mengucapkan sepatah kata pun. Perhatikan bahasa tubuh Anda, kelola kebiasaan yang tidak diinginkan, dan tampilkan diri Anda dengan penuh percaya diri dan keaslian.