Binatang Fantastis
Jerapah adalah hewan darat tertinggi di dunia. Nama mereka yang berarti "unta dengan cetakan macan tutul" dalam bahasa Latin.
Jerapah menghuni sabana tropis dan subtropis, semak belukar, hutan akasia, sabana gersang dan terbuka, serta daerah semi-gurun dengan sedikit pohon. Jerapah merupakan herbivora dengan mengambil daun dan ranting sebagai makanan pokoknya. Jerapah dapat hidup sekitar 27 tahun di alam liar dan lebih dari 29 tahun di kebun binatang.
Jerapah berasal dari Afrika, terutama dari sub-Sahara ke Afrika Selatan di Transvaal Timur, Natal, Botswana Utara, dan telah menghilang dari sebagian besar Afrika Barat, kecuali sisa-sisa kecil di Niger. Jerapah telah diperkenalkan kembali di Afrika Selatan, dan ini merupakan hewan nasional Afrika Selatan.
Keluarga jerapah adalah kelompok Artiodactyla yang paling khas, dengan gigi primitif, tipe bermahkota rendah. Mereka tidak bisa memakan rumput, mereka hanya bisa memakan daun. Jerapah memiliki lidah panjang yang dapat digunakan untuk memberi makan. Kepala memiliki tanduk pendek yang ditutupi dengan kulit berbulu. Keluarga Giraffidae saat ini hanya didistribusikan di Afrika dengan 2 spesies.
Jerapah memiliki sepasang mata cokelat besar, menonjol, dan dapat berputar. Mereka memiliki bidang penglihatan yang luas, seperti "Menara Pengawal" yang hidup, dan dapat melihat gerakan di kejauhan. Jerapah adalah pelari cepat, yang juga dilatih dalam kompetisi untuk bertahan hidup. Saat berlari, posturnya sangat istimewa, pertama meregangkan kepala dan leher ke depan, kemudian menarik kembali, dan diayunkan bergantian.
Posisi mereka berjalan dengan kaki empat berbeda dari hewan lainnya, yakni dengan dua kaki di satu sisi dan dua kaki di sisi lain bergantian ke depan, seperti posisi melompat. Anggota badan dapat ditendang di bagian depan dan belakang. Jerapah bisa menendang singa dewasa, dan kekuatan tendangannya cukup dapat mematahkan kaki dan pinggang singa.
Mereka adalah hewan sosial. Terkadang berdampingan dengan zebra, burung unta, dan antelop. Indera penciuman dan pendengaran akut. Biasanya mereka berjalan dengan santai, serta dapat berlari cepat, dan kecepatan tertinggi bisa mencapai 70 kilometer per jam. Ketika fajar dan senja di alam liar, jerapah mencari makanan berbagai daun, terutama daun mimosa. Karakteristik morfologi jerapah menyulitkannya untuk minum air. Untuk jerapah yang tinggal di sabana Afrika, akan sangat sulit minum air sekali. Pertama, mereka harus memastikan apakah ada musuh di sekitar, dan kemudian apakah bisa berlutut di kaki depan, menundukkan kepala, dan minum. Keadaan lingkungan seperti inilah yang membuatnya sangat haus.
Jerapah biasanya makan 63 kilogram daun dan ranting dalam sehari. Mereka mendapatkan semua air yang di butuhkan dari daun dan pucuk, mereka bisa bertahan hidup selama setahun tanpa air minum saat daunnya terhidrasi.
Waktu tidur jerapah sangat sedikit, biasanya hanya dua jam semalam. Terkadang tidur membuat mereka berisiko. Sebagian besar waktu jerapah tidur ialah dengan posisi berdiri, karena lehernya yang panjang, jerapah sering mengistirahatkan kepalanya di dahan saat tidur untuk menghindari kelelahan pada leher yang berlebihan.
Seperti gajah, jerapah berbaring ketika mereka memasuki fase tidur, yang hanya berlangsung sekitar 20 menit. Jerapah membutuhkan waktu satu menit penuh untuk bangkit dari tanah, dan ini membuat mereka saat menghadapi ancaman, kurang bisa melarikan diri saat tidur.
Ketika jerapah dalam posisi tidur, dua kaki depan, satu kaki belakangnya ditekuk di bawah perutnya, dan kaki belakang lainnya direntangkan ke satu sisi. Lehernya yang panjang melengkung ke belakang, membawa kepala tanduknya ke kaki belakang yang terentang, dengan rahang bawahnya bersandar pada betisnya. Jerapah sangatlah pemalu, dan posisi tidur ilmiah ini tidak hanya dapat mempersempit target tetapi juga membantu mereka melakukan pelarian cepat jika terjadi keadaan darurat.