Fakta Pasta
Pasta, yang juga dikenal sebagai spaghetti atau makaroni, menjadi salah satu hidangan Barat yang paling populer yang sesuai dengan kebiasaan makan Tiongkok.
Ini hadir dalam berbagai bentuk, masing-masing dengan nama dan ciri-ciri yang unik. Dari mie lurus hingga variasi berongga yang sering disebut makaroni oleh penutur Tiongkok, pasta menawarkan keragaman yang luar biasa.
Asal usul pasta masih menjadi perdebatan. Ada yang melacak akarnya kembali ke masa Romawi kuno, sementara yang lain mengaitkan pengenalan pasta ke Italia kepada Marco Polo, yang konon membawanya dari Tiongkok melalui Sisilia. Terlepas dari asalnya, gandum durum berfungsi sebagai bahan definitif untuk pasta yang otentik. Varietas gandum keras ini kaya akan kepadatan, protein, dan gluten, memberikan pasta warna kuning khas, ketahanan selama memasak, dan tekstur yang memuaskan.
Pasta hadir dalam berbagai bentuk dan bentuk. Di luar mie lurus yang familiar bagi banyak orang, ada spiral, tabung melengkung, dasi kupu-kupu, dan desain berbentuk kerang. Dilaporkan ada lebih dari 500 jenis pasta yang berbeda, dan ketika dipasangkan dengan berbagai saus, kombinasinya hampir tak terbatas. Pasta telah menjadi fitur penting dari masakan Italia. Ada yang berpendapat bahwa pasta berasal dari Tiongkok dan kemudian dibawa ke Italia oleh Marco Polo, dari mana kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Yang lain mengatakan bahwa pasta muncul di masa Romawi kuno sebagai solusi untuk memberi makan populasi besar dan mengawetkan makanan. Dengan meramu tepung menjadi adonan, menggulungnya menjadi lembaran, memotongnya menjadi strip, dan mengeringkannya, orang Romawi menciptakan bahan mentah untuk pasta yang dikenal saat ini. Bentuk awal pasta mirip dengan berbagai jenis modern mulai muncul antara abad ke-13 dan ke-14. Selama Renaisans, ketika seni berkembang pesat, beragam jenis pasta dan saus melebar.
Awalnya, pasta dijemur setelah dipotong menjadi strip dan dipanggang dengan daging dan sayuran. Hal ini menyebabkan adegan orang-orang mengeringkan untai panjang pasta di alun-alun dan jalan, dengan beberapa mie dilaporkan terbentang hingga 800 meter. Meskipun awalnya merupakan solusi praktis untuk kekurangan makanan, rasa pasta segera membuatnya tak tertahankan di semua kelas sosial. Di masa awalnya, menyantap pasta merupakan tantangan. Orang sering menggunakan jari mereka, menjilati saus setelah makan. Hal ini dianggap kurang halus oleh kelas atas selama Abad Pertengahan, yang kemudian menghasilkan penemuan garpu. Alat makan empat gigi ini memungkinkan para makan untuk merapikan pasta dengan rapi, mencatat kemajuan signifikan dalam etiket makanan Barat.
Penemuan Dunia Baru memperkenalkan bahan-bahan baru, terutama tomat dan cabai, ke Eropa. Di Napoli, tomat pertama kali digunakan sebagai saus pasta, merevolusi rasa dan daya tariknya. Pasta otentik diekstrusi menggunakan cetakan tembaga, menghasilkan tekstur kasar yang lebih meresap saus, meningkatkan pengalaman makan. Hingga akhir abad ke-19, tiga jenis saus pasta utama muncul: berbasis tomat, berbasis krim, dan berbasis minyak zaitun. Saus-saus ini, dipadukan dengan berbagai bahan seperti makanan laut, sayuran, dan rempah-rempah, menciptakan rasa yang beragam. Pasta itu sendiri juga berevolusi, mengambil bentuk seperti untai tipis, pita datar, spiral, dan dasi kupu-kupu, dengan beberapa variasi berwarna menggunakan bahan seperti bayam atau labu untuk warna yang mencolok. Pada abad ke-18, Raja Napoli, Ferdinando II, memesan penemuan mesin uli, menandai pergeseran produksi pasta yang lebih higienis. Pada tahun 1740, pabrik pasta pertama didirikan, menghilangkan kebutuhan akan area pengeringan publik.
Popularitas pasta terus tumbuh, dengan resep rahasia sering dilestarikan sebagai warisan keluarga. Pasta juga memainkan peran dalam sejarah, dengan tokoh seperti Giuseppe Garibaldi menggunakan pasta untuk membalas jasa prajurit, dan Napoleon Bonaparte meningkatkan moral dengan pasta selama kampanye. Pada abad ke-21, produksi pasta global mencapai 10 juta ton setiap tahun. Hanya orang Italia sendiri yang mengonsumsi rata-rata 28 kilogram per orang per tahun. Di Roma, sebuah museum pasta dekat istana presiden menarik pengunjung dari seluruh dunia. Museum ini menampilkan artefak seperti gilingan awal dan mangkuk uli, memetakan evolusi pasta selama berabad-abad.
Saat ini, daya tarik global pasta tidak dapat disangkal. Pasta hadir di lebih dari 100 negara dan bahkan di luar angkasa, karena termasuk dalam menu Stasiun Luar Angkasa Internasional. Perjalanan pasta dari bahan pokok yang sederhana menjadi ikon kuliner global menunjukkan fleksibilitas dan kemampuannya yang berkelanjutan untuk menyatukan budaya melalui rasa.