Review Industri Penerbangan
Industri penerbangan saat ini sedang merenungkan perkembangan penting tahun 2024, dan kini memperhatikan peluang dan tantangan tahun 2025.
Mulai dari mengatasi gangguan rantai pasokan hingga menavigasi permintaan pasar yang berubah, tahun baru ini menjanjikan babak transformatif bagi industri penerbangan global.
Sebuah Tinjauan Tahun 2024: Pertumbuhan dan Dinamika Regional
Kapasitas penerbangan global pada tahun 2024 meningkat sebesar 6,3% dibandingkan tahun 2023, dengan peningkatan sedikit sebesar 2,4% dari level pra-pandemi pada tahun 2019. Ramalan awal untuk tahun 2025 menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 4% pada kuartal pertama, mengangkat harapan bahwa tahun yang akan datang dapat menutup kesenjangan yang masih terjadi akibat dampak pandemi.
Namun, pemulihan masih tidak merata di berbagai wilayah. Pasar seperti Afrika, Asia Tenggara, Eropa Timur, dan Pasifik Barat Daya masih belum kembali ke level tahun 2019. Sebaliknya, wilayah seperti Asia Tengah, utara Amerika Selatan, dan Afrika Utara telah melebihi kapasitas pra-pandemi, menunjukkan pertumbuhan yang kuat yang didorong oleh peningkatan konektivitas dan aktivitas ekonomi.
Perubahan pada Rute Internasional dan Perilaku Pasar
15 koridor perjalanan internasional terbesar, yang mencakup 75% dari kapasitas internasional global, mengungkapkan tren-tren kunci pada tahun 2024:
1. Pimpinan Pasar Eropa: Pasar internal Eropa terus mendominasi, menyumbang 22% dari total kapasitas internasional. Rute seperti Afrika Utara ke Eropa Barat telah tumbuh signifikan, didorong oleh maskapai berbiaya rendah yang memperluas jaringan mereka.
2. Penurunan pada Rute Asia Timur ke Amerika Utara: Kapasitas antara Asia Timur dan Amerika Utara tetap 18,4% di bawah level pra-pandemi, mencerminkan aktivitas yang berkurang pada rute Amerika Serikat-Tiongkok.
3. Penurunan Koneksi Jarak Jauh Tiongkok: Rute yang menghubungkan Tiongkok dengan Amerika Utara dan Pasifik Barat Daya telah mengalami penurunan dramatis baik dalam kapasitas maupun pasangan kota, menegaskan efek berkelanjutan dari ketegangan geopolitik dan pembatasan terkait pandemi.
Peran Maskapai Berbiaya Rendah dan Variasi Regional
Maskapai berbiaya rendah (LCCs) berperan penting dalam mendorong pertumbuhan di sebagian besar wilayah, kecuali Amerika Utara. Eropa mempertahankan LCC tertinggi, diikuti dengan erat oleh Amerika Latin, sementara Asia Selatan, khususnya India, memperlihatkan adopsi model LCC paling cepat.
Tantangan yang Tetap: Masalah Rantai Pasokan dan Pesawat yang Tidak Aktif
Meskipun permintaan tumbuh, gangguan rantai pasokan terus menghambat operasi pada tahun 2024. Sekitar 17% dari armada global tetap tidak aktif, setara dengan kerugian bulanan sebesar 72 juta kursi. Produsen pesawat seperti Boeing dan Airbus menghadapi tekanan yang meningkat untuk meningkatkan tingkat produksi, yang lebih mempersulit lintasan pemulihan industri.
Inovasi dan Capaian pada Tahun 2024
Salah satu momen puncak tahun ini adalah peluncuran pesawat A321-XLR. Dengan penerbangan perdananya pada bulan November oleh Iberia Airlines, model ini mewakili kemajuan signifikan bagi LCCs maupun maskapai penuh layanan, menawarkan jangkauan dan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi. Beberapa maskapai besar, termasuk United Airlines dan IndiGo, telah memesan dalam jumlah besar, memberikan sinyal optimisme terhadap dampak jangka panjang pesawat ini pada dinamika pasar.
Melihat ke Depan: Tren dan Prediksi untuk Tahun 2025
Tahun 2025 menyajikan beragam kemungkinan dan rintangan potensial:
Tantangan Pasokan yang Persisten: Kendala rantai pasokan dapat berlanjut hingga tahun 2026, dengan perkiraan 20% dari armada global diharapkan tetap tidak aktif, membatasi pertumbuhan kapasitas.
- Pola Permintaan yang Berubah: Ketika "wisata balas dendam" mereda, kembalinya perjalanan bisnis dan pariwisata tradisional kemungkinan akan membentuk kembali permintaan pasar, mempengaruhi prioritas rute dan strategi operasional.
- Faktor Beban yang Stabil dan Evolusi Harga: Meski faktor beban rata-rata diperkirakan akan stabil, harga tiket kemungkinan akan tetap lebih tinggi dari level 2019 karena perubahan struktural dalam manajemen biaya maskapai.
- Ekspansi Infrastruktur: Bandara baru, seperti yang direncanakan di India dan Sydney, bertujuan untuk meredakan kemacetan dan meningkatkan kapasitas di pasar yang memiliki permintaan tinggi.
- Pengaruh Geopolitik: Ketegangan geopolitik yang berkelanjutan akan terus membentuk operasi maskapai, khususnya di wilayah yang terdampak, tanpa adanya solusi jangka pendek.
- Konsolidasi dan Perubahan Strategis: Merger berprofil tinggi, termasuk antara Asiana Airlines dan Korean Air, dapat membentuk kembali lanskap persaingan, sementara masuknya TAP Air Portugal ke dalam pasar merger menambah daya tarik bagi calon pembeli.
Kesimpulan: Tahun Ketahanan dan Inovasi
Saat industri penerbangan bersiap menghadapi tahun 2025, ia dihadapkan pada campuran tantangan yang bertahan dan berbagai peluang menjanjikan. Mulai dari mengatasi kendala pasokan hingga memanfaatkan pasar-pasar baru, tahun yang akan datang akan menuntut adaptabilitas, inovasi, dan ketajaman strategis. Dengan teknologi baru, pola perjalanan yang berubah, dan infrastruktur yang berkembang, 2025 memiliki potensi untuk mendefinisikan ulang masa depan penerbangan global.