Menjaga Hewan Ternak
Mengapa kita membutuhkan hewan ternak yang dibesarkan di peternakan? Hewan ternak yang dibesarkan di peternakan memegang peranan penting dalam mendukung lingkungan dan menjaga keragaman genetik.
Ilmuwan dan petani Swiss sedang berusaha untuk menyelamatkan jenis-jenis hewan ternak tradisional, karena pemuliaan selektif dapat mengarah pada penghapusan ciri-ciri genetik lain yang cocok untuk lingkungan lokal. Selain itu, hewan ternak tradisional umumnya lebih teradaptasi dengan tantangan lingkungan daripada jenis-jenis modern, sehingga hewan ternak spesies lama ini menjadi sumber daya yang berharga bagi Swiss dan negara-negara lainnya.
Selama dekade terakhir, peternakan susu di Swiss telah meningkatkan produksi susu sementara jumlah sapi dikurangi. Pemuliaan selektif telah memungkinkan petani untuk memprioritaskan karakteristik tertentu dalam peternakan mereka, menghasilkan hasil kualitas susu yang lebih tinggi. Namun, pendekatan ini dapat menyebabkan hilangnya keragaman genetik dari waktu ke waktu, yang merugikan bagi beberapa jenis-jenis hewan ternak tradisional dan lingkungan. Misalnya, banyak jenis hewan ternak asli Swiss yang terancam karena mereka tidak dapat menghasilkan sebanyak jenis-jenis hewan ternak modern. Namun, hewan ternak tradisional biasanya lebih tangguh dan membawa gen yang lebih cocok untuk dapat mengatasi tantangan lingkungan di masa depan.
Pemuliaan hewan ternak adalah konsep yang relatif baru dan telah ada selama sekitar dua ratus tahun. Selama periode ini, sekitar 16 persen jenis hewan ternak punah, dan tambahan 15 persen menjadi terancam punah akibat pemuliaan selektif. Oleh karena itu, menjaga keragaman genetik sangatlah penting, terutama di negara-negara berkembang, di mana masalah ini lebih akut. Banyak petani di pedesaan di negara-negara berkembang cenderung meninggalkan jenis-jenis hewan ternak yang cocok untuk kondisi lokal demi meningkatkan pemuliaan 'global'. Namun, jenis hewan ternak non-asli rentan terhadap penyakit hewan lokal dan sering mati karena kesulitan beradaptasi dengan iklim lokal.
Misalnya, kawanan sapi di Burkina Faso terancam terkena penyakit trypanosomiasis bovine, infeksi parasit yang ditularkan oleh lalat tsetse yang membunuh hingga satu juta hewan ternak setiap tahun. Meskipun sapi Baule lokal membawa kekebalan terhadap penyakit, sapi zebu Asia lebih populer karena kekuatan tariknya yang lebih kuat, kualitas daging yang baik, dan produksi susu yang lebih tinggi. Zebu, bagaimanapun, sangat rentan terhadap serangan infeksi. Tim penelitian ilmiah internasional mempelajari gen kedua jenis sapi dan upaya persilangan petani lokal, berusaha mencari tahu cara menjaga kekebalan penyakit sapi Baule sambil mewarisi fisik yang kuat dari zebu. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa berencana menerbitkan hasil proyek European Science Foundation dalam bentuk buku elektronik dan cetak untuk membuat informasi ini tersedia bagi petani di negara-negara berkembang.
Hewan ternak tradisional yang dibesarkan di peternakan merupakan sumber daya yang berharga, terutama untuk negara-negara dengan tantangan lingkungan yang keras. Menjaga keragaman genetik penting untuk menjaga ketahanan jenis hewan ternak dan lingkungan. Melalui penelitian ilmiah dan usaha praktis oleh petani, memungkinkan untuk mempertahankan jenis-jenis hewan ternak tradisional dan meningkatkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mengakui pentingnya jenis hewan ternak tradisional dan keragaman genetiknya untuk pembangunan pertanian yang berkelanjutan, terutama di negara-negara berkembang. Dalam rangka mendukung hal ini, FAO berencana untuk menerbitkan hasil proyek European Science Foundation dalam bentuk buku elektronik dan cetak, sehingga informasi ini dapat diakses oleh petani di negara-negara berkembang.