Jembatan Scandinavia
Denmark dan Swedia telah terpisah selama waktu yang lama oleh batas alami, Øresund. Hal ini membuat ibu kota Denmark, Kopenhagen, dan kota industri Swedia, Malmö, terpisah.
Namun, karena perkembangan yang semakin maju, ada kebutuhan yang lebih besar bagi orang-orang di kedua sisi perbatasan untuk terhubung, terutama dalam hal tenaga kerja dan perumahan. Orang-orang Kopenhagen membutuhkan perumahan yang lebih murah, sedangkan orang-orang Malmö membutuhkan lebih banyak pekerjaan. Oleh karena itu, penting untuk menghubungkan daerah tersebut untuk menciptakan energi ekonomi yang besar. Øresund adalah penghalang alami yang tidak bisa dilalui, jadi pada tahun 1991, kedua pemerintah setuju untuk membangun jembatan internasional di atas Øresund.
Jembatan Øresund, juga dikenal sebagai Jembatan Olsson, menghubungkan Kopenhagen dengan Malmö, kota terbesar ketiga di Swedia. Øresund adalah salah satu jalur air tersibuk abad ke-20, dan penyelesaian koridor maritim ini menghubungkan bagian tengah benua Eropa dengan Skandinavia di Eropa Utara, sehingga menghubungkan seluruh Eropa. Jembatan timur di atas Øresund memiliki pilar tengah setinggi 200 meter dan ruang lewat setinggi 57 meter untuk kapal melewati di bawah jembatan. Proyek jembatan telah dirancang dan diselidiki dengan hati-hati oleh kedua pemerintah, dan aturan ketat telah ditetapkan untuk memastikan bahwa jembatan tidak mengganggu aliran air ke Laut Baltik dan meminimalkan kerusakan pada kehidupan laut.
Pembukaan resmi jembatan dirayakan dengan upacara di kedua negara. Jembatan telah dijuluki "jembatan Swedia ke Eropa," dan akan membuat wilayah Nordik menjadi salah satu pusat pendidikan, penelitian, dan bisnis terkemuka di Eropa. Jembatan Øresund telah memungkinkan 11 juta penumpang melewati Øresund, naik dari 24 juta pada tahun 1967, menciptakan lebih banyak peluang bagi pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran di wilayah tersebut.
Karena pembangunan Jembatan Øresund, Bandara Internasional Kopenhagen telah menjalani sejumlah pekerjaan tambahan, seperti perluasan bandara, pembangunan jalan dan jalur kereta api ke pusat kota, dan stasiun kereta api internasional baru.
Pembangunan infrastruktur ini telah memungkinkan Bandara Internasional Kopenhagen meningkatkan kemampuan dan memperluas arus penumpang dan kargo, memperkuat hubungan antara Denmark dan Swedia dan hubungan mereka dengan benua Eropa.
Dengan selesainya Jembatan Øresund, bagian timur Denmark dan bagian selatan Swedia telah menjadi wilayah paling kosmopolitan, ekonomis aktif, dan terhubung budaya di wilayah Nordik dan Baltik. Jembatan telah membuka peluang baru bagi orang untuk tinggal dan bekerja di kedua sisi perbatasan, dan telah mendorong kerja sama yang lebih besar antara Denmark dan Swedia dalam banyak bidang.
Namun, perlu dicatat bahwa proyek jembatan juga memiliki beberapa efek negatif. Misalnya, beberapa lingkungan mengungkapkan keprihatinan tentang dampak jembatan terhadap lingkungan laut, dan ada beberapa kekhawatiran ekonomi tentang potensi jembatan untuk menciptakan ketidakseimbangan di pasar tenaga kerja. Tetapi secara keseluruhan, Jembatan Øresund telah menjadi sukses besar, karena telah berhasil menghubungkan dua negara tetangga dan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan dan perkembangan di wilayah tersebut.