Aroma Harum Dunia Rempah
Kayu manis, rempah yang diperoleh dari kulit pohon kayu manis yang tumbuh subur di wilayah tropis Asia Selatan dan Asia Tenggara, adalah salah satu bahan wajib di dapur di seluruh dunia.
Aroma harumnya yang khas dan cita rasanya yang hangat telah membuatnya populer di berbagai jenis kuliner.
Pengumpulan kayu manis adalah seni tersendiri. Kulit batang pohonnya dipanen saat masih lunak, khususnya selama musim hujan, dan kemudian mengalami proses pengeringan di tempat teduh selama 4-5 hari. Hasilnya adalah kulit kayu kering yang digulung menjadi bentuk tabung melengkung dengan rongga di dalamnya. Proses ini memberikan kayu manis tampilan yang unik yang selalu membawa nuansa misteri.
Meskipun Sri Lanka sering dianggap sebagai tanah asal kayu manis, rempah ini telah menyebar ke India, Asia Tenggara, dan wilayah lainnya. Saat ini, Sri Lanka, Vietnam, dan Indonesia menjadi produsen utama kayu manis. Selain sebagai bahan obat tradisional, kayu manis juga dikenal sebagai penguat rasa, dengan minyak ekstraknya yang juga digunakan dalam industri parfum dan kosmetik.
Indonesia, yang saat ini memimpin dalam produksi kayu manis, menjadikan rempah ini sebagai bagian integral dalam berbagai hidangan kuliner Indonesia. Tidak dapat diabaikan dalam masakan Indonesia, kayu manis memberikan sentuhan khas pada banyak hidangan, dari rendang hingga nasi goreng.
Sejarah kayu manis mengakar kuat dalam peradaban manusia. Rempah ini telah menjadi bagian dari kehidupan kita selama ribuan tahun. Kayu manis mencapai Mesir sekitar 1500 SM dan kemudian menyebar ke Timur Tengah. Nama "kayu manis" sendiri berasal dari kata Ibrani dan Arab "Amomon," yang berarti rempah. Di Abad Pertengahan, kayu manis mulai diterima dengan baik di masakan Barat. Rempah ini digunakan dalam berbagai hidangan, mulai dari yang direbus hingga sup, makanan penutup, dan hidangan ayam rebus.
Penjelajah Portugis di abad ke-15 adalah yang pertama kali mengungkapkan asal usul sebenarnya kayu manis, yaitu perkebunan kayu manis yang besar di Sri Lanka. Aromanya yang kaya dan cita rasanya yang kuat menjadikannya bahan berharga dalam berbagai tradisi kuliner di seluruh dunia. Harganya yang terjangkau dan ketersediaannya yang luas berkontribusi pada statusnya sebagai rempah yang paling umum digunakan di seluruh dunia. Dalam masakan Barat, kayu manis sering digiling menjadi bubuk dan digunakan dalam hidangan panggang dan hidangan penutup. Contoh klasik termasuk pai apel ala Amerika yang terkenal dan "Apfelstrudel" khas Austria.
Bubuk kayu manis juga sering ditambahkan ke minuman, seperti teh, cokelat, kakao, kopi, dan minuman panas lainnya, memberikan cita rasa yang lezat. Contohnya termasuk "Cappuccino" Italia, "Café Diable" Prancis, "Teh Kayu Manis" Inggris, dan "Chai Tea Latte" India. Di Asia Tenggara, bubuk kayu manis digunakan dalam berbagai hidangan, termasuk kari ayam. Rasa hangat kayu manis menjadi tambahan sempurna untuk hidangan ini.
Indonesia memiliki minuman khas yang unik yang disebut "minuman jahe dan kayu manis." Cara membuatnya adalah dengan menuangkan minuman ke dalam tabung bambu, menambahkan es, menutupnya, dan kemudian mengocoknya untuk menghasilkan suara khas yang disebut "Pletok."
Dengan jejak sejarahnya yang kaya dan rasa yang luar biasa, kayu manis adalah rempah yang terus mempesona dan menginspirasi generasi ke generasi. Dari masakan hingga minuman, ia terus menjadi bintang yang tak tergantikan dalam dapur kita.