Kepuasan Konsumen
Efek lipstik, yang mengacu pada tren di mana penjualan produk kosmetik seperti lipstik meningkat selama masa resesi, tampaknya sudah hilang.
Di masa resesi, konsumen memang cenderung membeli produk perawatan dan kosmetik yang lebih murah karena daya beli menurun.
Namun, industri kosmetik menghadapi perlambatan pertumbuhan penjualan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pandemi telah membuat kebanyakan orang bekerja dari rumah, yang sangat mengurangi kebutuhan untuk menggunakan kosmetik seperti lipstik atau makeup lainnya. Dampaknya sangat signifikan, karena kebijakan kerja jarak jauh dan pembatasan sosial telah mengubah prioritas pengeluaran banyak individu, dengan lebih banyak fokus pada produk perawatan kulit atau produk kesehatan daripada kosmetik yang lebih mahal. Ini adalah tantangan besar bagi industri kosmetik yang harus beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi yang cepat selama masa pandemi.
Efek lipstik, juga dikenal sebagai indeks lipstik, pertama kali muncul dalam buku The OverConsuming American karya Juliet Schor, seorang profesor sosiologi di Universitas Boston. Menurut teori ini, di tengah resesi ekonomi, konsumen cenderung membeli dan menghabiskan barang mewah, mereka lebih memilih barang mewah yang lebih murah, seperti lipstik dan masker wajah, daripada mantel bulu. Tentu saja, efek lipstik tidak terbatas pada kosmetik seperti lipstik, tetapi juga mempengaruhi produk seperti roti dan cokelat, yang lebih murah daripada lipstik, sesuai dengan anggaran. Dan konsumen bisa mendapatkan cukup kepuasan darinya.
Menurunkan biaya produk perawatan menjadi strategi yang semakin populer di tengah kondisi inflasi tinggi dan resesi yang berkepanjangan. Menurut Bloomberg, upaya merangsang pembelian impuls pada tahun ini belum membuahkan hasil yang diharapkan. Di Amerika, penjualan produk perawatan wajah bahkan mengalami penurunan sebesar 2,1% pada tahun hingga awal Oktober, meskipun inflasi secara teoritis dapat mendorong penjualan karena harga-harga yang lebih tinggi.
Sementara itu, di Eropa, lebih dari 20% konsumen diperkirakan akan mengurangi pengeluaran mereka untuk produk perawatan dalam bulan mendatang, menurut laporan McKinsey, sebuah perusahaan konsultan terkemuka. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen saat ini lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka dan lebih memilih untuk menyesuaikan anggaran mereka dengan kondisi ekonomi yang sulit. Ini merupakan tantangan besar bagi industri produk perawatan yang harus berinovasi dan menawarkan produk yang lebih terjangkau untuk tetap bersaing di pasar yang berubah dengan cepat.