Rahasia Ketahanan Luar Biasa
Woodpeckers memiliki kemampuan luar biasa untuk menggunakan paruh mereka untuk memukul pohon dan mengeluarkan serangga serta getah.
Yang lebih menakjubkan adalah kemampuan mereka untuk menahan dampak yang intens dari pukulan mereka tanpa menderita kerusakan otak.
Saat woodpeckers secara berulang kali memukul kayu, bahkan hingga 20 kali dalam satu detik, kepala mereka mengalami tekanan yang sangat kuat. Ketika paruh mereka berhubungan dengan batang pohon, kepala mereka menerima guncangan setara dengan 1200 kali kekuatan gravitasi. Dampak seperti itu biasanya akan menyebabkan gegar otak dan cedera otak traumatik pada hewan lain atau bahkan manusia yang terlibat dalam olahraga yang cukup ekstrim. Namun, woodpeckers berhasil menghindari konsekuensi yang merusak tersebut.
Salah satu rahasia di balik ketahanan luar biasa woodpeckers adalah struktur tulang kranial dan hyoid mereka yang unik. Studi perbandingan antara woodpeckers dan burung lain, seperti ayam, telah mengungkap perbedaan mencolok dalam struktur tulang kranial dan hyoid mereka. Woodpeckers telah mengembangkan adaptasi yang memungkinkan mereka menyerap dampak dengan lebih efektif. Tulang kranial mereka memiliki komposisi kimia dan densitas yang berbeda. Dengan mengumpulkan mineral, tulang-tulang ini menjadi lebih keras daripada burung lainnya. Kejutan lainnya adalah tengkorak woodpecker yang tipis, dan ada lebih sedikit cairan yang memisahkan otak dari tengkorak dibandingkan dengan hewan lain. Kombinasi kekerasan dan pengurangan cairan ini membantu dalam meredam gaya tumbukan dan melindungi otak.
Selain itu, woodpeckers memiliki tulang lidah yang tertanam di dalamnya. Tulang lidah khusus ini melilit di belakang tengkorak dan bertautan di depan antara mata. Ia berfungsi sebagai peredam, meredam gaya fisik dan meredam getaran yang terkait. Tulang hyoid woodpecker juga memiliki struktur yang tidak biasa, dengan selaput lunak mengelilingi tulang inti yang lebih kaku. Konfigurasi ini memberikan fleksibilitas yang lebih baik, memungkinkan penyerapan goncangan yang lebih baik dan mengurangi getaran.
Di sisi lain, woodpeckers menunjukkan presisi yang luar biasa selama perilaku mengetok mereka. Mereka memukul kayu dalam posisi vertikal yang hampir sempurna, meminimalkan gaya lateral yang bisa menyebabkan patah tulang atau cedera lainnya. Paruh didukung oleh otot yang kuat yang berkontraksi sepersekian detik sebelum dampak, membentuk bantalan yang rapat. Bantalan ini mentransmisikan kekuatan dari dampak ke bagian bawah tengkorak dan belakang, menghindari otak.
Selain itu, woodpeckers memiliki membran sementara yang lebih tebal yang menutup sebelum dampak, melindungi mata dari lepasan serpihan kayu yang bisa menyebabkan kerusakan. Membran ini memiliki struktur yang khusus, yang memungkinkannya untuk dengan cepat mengisi dengan darah saat diperlukan. Ini bertujuan untuk meningkatkan tekanan dalam mata dan menjaga stabilitas struktur sensitif seperti retina. Dengan demikian, mereka memiliki mekanisme pelindung yang canggih untuk menjaga mata mereka tetap aman selama mereka melakukan aktivitas mengejutkan saat mencari makan.
Para biolog dan ahli neurosains sedang aktif mempelajari otak woodpecker untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang ketahanan luar biasa mereka. Mereka bertujuan untuk menentukan apakah ada bukti patologis tentang cedera otak dan mengeksplorasi mekanisme perlindungan atau regenerasi tambahan pada jaringan atau tingkat seluler. Diharapkan bahwa wawasan yang diperoleh dari studi ini dapat memiliki implikasi yang signifikan bagi perlindungan otak dan pengembangan strategi penyembuhan pada manusia yang mungkin mengalami cedera otak serius.