Sejarah dan Simbolisme Merak
Istilah "merak" digunakan untuk menyebut dua jenis burung dalam genus Merak, yaitu merak hijau dan merak biru, yang keduanya berasal dari Asia.
Terdapat juga dua burung lain dalam keluarga yang sama dengan istilah "merak" dalam namanya: burung merak hijau di Republik Demokratik Kongo Barat-Tengah di Afrika dan burung merak biru dengan bulu yang berwarna-warni.
Merak hijau memiliki kulit kuning besar di pipinya, yang selama musim kawin dapat membesar dan menjadi cerah. Pada musim non-kawin, area kuning tersebut menjadi lebih kecil meskipun tidak hilang sama sekali. Sementara itu, burung merak biru memiliki kulit putih di bagian pipinya dan bulu yang halus.
Sementara itu, merak biru memiliki kulit berwarna putih di sekitar pipinya. Selain warnanya yang dominan hijau dan biru, merak hijau memiliki bulu di bagian lehernya yang bersisik menyerupai sisik naga, sehingga burung ini sering disebut sebagai burung naga. Sebaliknya, merak biru memiliki bulu yang lembut.
Merak Kongo adalah genus burung yang hanya memiliki satu spesies dan ditemukan di wilayah Afrika tropis. Spesies ini tergolong dalam keluarga dan genus burung merak, dan kadang-kadang dianggap sebagai anggota "burung merak". Perbedaan antara merak jantan dan betina terletak pada layar ekor yang hanya dimiliki oleh jantan selama musim kawin. Setelah musim tersebut berakhir, layar ekor memudar, dan warna seluruh tubuh tidak lagi secerah seperti sebelumnya. Warna bulu pada merak biru jantan dan betina memiliki perbedaan yang mencolok.
Burung merak biru betina memiliki kepala dan wajah berwarna abu-abu, sedangkan merak hijau, baik jantan maupun betina, memiliki warna bulu yang serupa tanpa perbedaan yang signifikan. Burung merak telah memiliki makna simbolis yang signifikan sepanjang sejarah. Di Yunani kuno, burung merak menjadi simbol musim semi dan matahari terbit, mewakili konsep kematian dan kelahiran kembali jiwa serta kekuatan kreatif.
Dalam budaya Barat, burung merak dianggap sebagai pejuang ular, dengan warna bulunya yang mencolok melambangkan kemampuannya mengubah bisa ular menjadi tujuh warna pelangi di langit. Merak juga dihormati sebagai burung suci Hera, dewi pernikahan dan kesuburan, yang merupakan ratu surga ketiga dalam mitologi Yunani kuno. Hera berbagi kekuasaan dengan Zeus sebagai wakil penguasa, saudara perempuan, dan istri ketujuh Zeus. Dia memiliki aspek yang dihormati dan suci di antara para dewa, tetapi juga dipenuhi dengan rasa cemburu dan balas dendam yang kuat.
Burung merak albino dikenal sebagai burung merak putih, yang keseluruhan tubuhnya berwarna putih. Merak Kongo, yang ditemukan pada tahun 1936 dan memiliki panjang sekitar 70 cm, memiliki jantan dengan tubuh hitam dan bulu berumbai putih di bagian atas kepalanya, sementara betinanya memiliki bulu berwarna hijau dan coklat. Burung merak, terutama spesies utamanya seperti merak hijau dan biru, termasuk dalam kategori burung langka. Merak biru, hasil dari pembiakan buatan, dikenal karena kandungan protein tinggi dan rendah lemaknya.
Oleh karena itu, penangkaran merak telah menjadi proyek penangkaran yang mendapat popularitas baru. Jadi, istilah "merak" merujuk pada dua spesies burung dalam genus Merak, yang memiliki sejarah menarik dan memiliki makna simbolis yang penting dalam berbagai budaya.