Kerbau Langka
Di antara berbagai makhluk hidup di alam.
Terdapat jenis kerbau unik yang dikenal dengan nama kerbau kerdil Mindoro.
Berbeda dengan kerbau biasa, hewan ini bertubuh lebih pendek dan memiliki bulu yang didominasi dengan warna abu-abu dan tanda putih di tungkai bawah. Kerbau kerdil Mindoro, yang secara ilmiah dikenal sebagai Bubalus mindorensis adalah spesies endemik yang hanya ditemukan di Filipina, termasuk famili Bovid.
Pulau Mindoro, yang luasnya kurang dari 10.000 kilometer persegi, mungkin merupakan rumah leluhur bagi kerbau ini. Dipercaya bahwa mereka tiba di pulau itu melalui jembatan darat yang terbentuk pada zaman es ketika permukaan laut surut. Seiring berjalannya waktu, naiknya permukaan air laut membuat mereka terisolasi di pulau tersebut.
Bukti fosil menunjukkan bahwa genus kerbau pernah tersebar luas di seluruh Filipina. Namun, saat ini, populasi kerbau ini hanya terbatas di padang rumput terpencil akibat perkembangan manusia dan perburuan, sehingga menjadikannya sebagai spesies yang terancam punah.
Memiliki tinggi sekitar 1 meter (sampai bahunya), panjang 2,2 meter, dan berat antara 200-300 kg, kerbau ini dikenal sebagai hewan darat asli terbesar di Filipina.
Kerbau kerdil Mindoro kebanyakan hidup di hutan dataran tinggi dan daerah rawa pada ketinggian 2.000 meter. Mereka sering ditemukan di hutan serta padang rumput yang luas. Makanan utama mereka adalah tanaman air. Fakta unik mengenai kerbau ini adalah mereka senang berendam di lubang lumpur untuk menghindari gigitan nyamuk.
Saat menghadapi bahaya, kerbau ini menunjukkan temperamen yang garang dengan cara menundukkan kepala dan menggelengkannya serta menggunakan tanduknya yang kuat saat berkonfrontasi dengan makhluk hidup lainnya.
Kerbau kerdil Mindoro secara alami aktif pada siang hari, namun mereka menyesuaikan aktivitasnya pada malam hari untuk menghindari kehadiran manusia. Kerbau ini menunjukkan preferensi untuk hidup menyendiri (terutama jantan), yang menghabiskan banyak waktu sendirian dan menunjukkan tingkat agresi yang tinggi.
Meskipun sebagian besar ditemukan di Filipina, populasi mereka yang semakin berkurang kini tetap berada di tiga kawasan lindung di negara tersebut. Pada tahun 1990, populasi kerbau kerdil Mindoro hanya berjumlah 10.000 ekor, lalu terjadi penurunan yang pesat dan saat ini diperkirakan hanya tersisa sekitar 120 ekor aja.
Kerbau kerdil Mindoro bereproduksi dengan kecepatan yang relatif lambat dan betinanya hanya melahirkan setiap dua tahun sekali. Setiap kelahiran menghasilkan satu anak dengan masa kehamilan sekitar 300 hari.
Anak yang masih kecil akan tetap bersama induknya, sedangkan bapaknya akan hidup menyendiri.
Karena belum dewasa dan belum berpengalaman, anak kerbau ini bergantung pada induknya untuk mendapatkan perlindungan dan bimbingan, karena mereka tidak mampu mengurus diri sendiri atau keluar untuk mencari makan.