Budidaya Jamur Pangan
Jamur yang dapat dimakan merupakan jamur yang aman dikonsumsi manusia.
Jamur sering digunakan dalam berbagai masakan di seluruh dunia.
Mereka dihargai karena rasa dan teksturnya yang unik dan sering digunakan sebagai pengganti daging dalam masakan vegetarian dan vegan. Beberapa jamur yang umum dimakan antara lain jamur kancing, jamur portobello, jamur shiitake, dan jamur tiram.
Berapa persyaratan suhu dan kelembaban untuk budidaya jamur ini umumnya lebih menyukai kondisi iklim yang hangat dan lembab, dan setiap jamur memiliki persyaratan dan tingkat adaptasinya sendiri terhadap faktor abiotik (suhu, kelembaban).
1. Suhu
Pertumbuhan dan reproduksi jamur bergantung pada suhu. Jika suhunya sesuai maka vitalitasnya kuat dan sebaliknya jika suhunya lebih tinggi atau lebih rendah maka vitalitasnya akan menurun atau melambat.
Berikut ini adalah pembagian tiga kategori utama jamur berdasarkan pertumbuhan miseliumnya:
(1) Jenis suhu rendah:
Suhu optimal 24℃~28℃, maksimum 30℃, seperti jamur taman, jamur geser, jamur pinus.
(2) Jenis suhu sedang:
Suhu optimal 24℃~30℃, suhu maksimum 32℃~34℃, seperti jamur shiitake, jamur merang, jamur perak, dan jamur hitam.
(3) Jenis suhu tinggi:
Suhu optimal 28℃~34℃, suhu maksimum 36℃, seperti jamur merang, dan jamur poria.
Hubungan antara diferensiasi substrat (awal munculnya basis asli) dan suhu dapat dibedakan menjadi dua jenis jamur:
(1) Tipe suhu rendah.
Suhu tertinggi tidak melebihi 24℃, yang paling cocok adalah di bawah 20℃, seperti jamur shiitake, jamur taman, jamur pipih spora ungu.
(2) Tipe suhu sedang.
Suhu tertinggi hingga 30℃ atau lebih, paling cocok adalah di atas 24℃, seperti jamur jerami, jamur teri, dan jamur abalon.
Secara umum suhu optimum perkembangan substrat lebih rendah dibandingkan suhu optimum pertumbuhan miselium.
Menurut hubungan antara perubahan suhu dan pertumbuhan serta perkembangan substrat, jamur dapat dibagi menjadi:
(1) Fruktifikasi termostatik:
Jika suhu konstan tertentu dipertahankan, substrat dapat terbentuk. Seperti jamur taman, jamur merang, jamur kepala monyet, jamur hitam, dan jamur jerami.
(2) Fruktifikasi suhu variabel:
Mengubah suhu untuk membentuk substrat; suhu konstan tidak mudah membentuk substrat. Seperti jamur shiitake, dan jamur pipih.
2. Kelembapan
Karena jamur adalah organisme yang membutuhkan kelembapan pada semua tahap pertumbuhan dan perkembangannya, baik itu perkecambahan spora, pertumbuhan miselium, atau pembentukan substrat, semuanya memerlukan kelembapan tertentu, terutama benihnya membutuhkan lebih banyak air saat berkembang, karena tanpa kelembapan maka tidak ada kehidupan.
3. Air adalah bahan budidaya
Jadi harus dipastikan bahwa kadar air substrat cukup untuk membentuk substrat, karena air pada bahan budidaya sering hilang diakibatkan oleh penguapan atau pemanenan, sehingga harus dilakukan penyemprotan berulang sesuai keadaan. Algoritma kadar air adalah menghitung persentase air dalam bahan basah. Umumnya kadar air bahan budidaya yang cocok untuk pertumbuhan jamur adalah sekitar 60%.