Tak Bisa Terbang
Penguin bukanlah hewan mamalia.
Namun burung dan termasuk dalam famili Spheniscidae di bawah ordo Sphenisciformes.
Ciri-ciri penguin berbeda dengan mamalia, terutama dalam cara reproduksinya. Setelah kawin, maka penguin betina akan menghasilkan telur. Penguin jantan kemudian akan mengerami telurnya, dan setelah bayi penguin menetas, maka penguin betina dan penguin jantan akan bergantian menjaganya. Berbeda dengan mamalia yang kebanyakan melahirkan anak dan memberikan susu bagi keturunannya.
Sebagai burung, penguin memiliki banyak kesamaan karakteristik dengan burung lainnya. Misalnya, tubuh mereka ditutupi bulu, yang merupakan struktur khusus yang digunakan untuk kehangatan.
Penguin juga merupakan hewan endotermik, artinya suhu tubuhnya konstan, hal ini terkait dengan isolasi mereka.
Mereka tidak hanya memiliki bulu untuk menghangatkan tubuh, tetapi juga memiliki lapisan lemak subkutan yang tebal dan sangat efektif dalam menjaga suhu tubuh mereka pada kisaran 30 derajat Celcius.
Spesies penguin terbesar adalah Penguin Kaisar, yang rata-rata tingginya sekitar 1,1 meter dan berat lebih dari 35 kilogram. Kepadatan bulu penguin tiga sampai empat kali lebih besar dibandingkan burung lain dengan ukuran yang sama.
Penguin memiliki tulang yang kuat dan kokoh, tulang tarsometatarsus yang tebal dan pendek, serta struktur patela berbentuk balok yang berkembang dengan baik. Kaki mereka pendek dan rata.
Penguin biasanya hidup di wilayah selatan khatulistiwa dan hanya dapat dilihat di tempat yang jarang dikunjungi manusia. Beberapa penguin hidup di daerah dingin, sementara yang lain hidup di daerah tropis, Saat ini terdapat total 17 atau
18 spesies penguin yang diketahui di seluruh dunia. Kebanyakan penguin tersebar di wilayah Antartika.
Selain di Antartika, spesies penguin tertentu seperti penguin Humboldt, penguin Magellan dan penguin kaki hitam juga ditemukan di lintang rendah, sedangkan penguin Galapagos ditemukan lebih dekat ke garis khatulistiwa.
Namun, akibat pemanasan global dan mencairnya es laut, Penguin Kaisar di Antartika menghadapi risiko kepunahan dan mereka telah terdaftar sebagai spesies terancam punah berdasarkan Undang-Undang Spesies Terancam Punah (Endangered Species Act). Hal ini memberikan ancaman perlindungan bagi Penguin Kaisar, karena perubahan iklim telah mengubah kebutuhan habitat mereka.
Menurut data Survei Geologi AS, spesies yang terancam punah akan menghadapi risiko kepunahan dalam waktu dekat. Akibatnya, manusia membangun rumah buatan untuk penguin. Rumah-rumah ini sebenarnya adalah sarang yang terbuat dari bahan keramik dan tampak seperti struktur terowongan dengan salah satu ujungnya lebih tinggi. Desain dua lapis dan permukaan putih yang memantulkan sinar matahari membantu menjaga suhu internal di bawah 35 derajat Celcius, sehingga bermanfaat untuk menetaskan telur penguin. Dengan adanya proyek ini, penguin dapat memiliki habitat yang aman dan teduh, sehingga memudahkan mereka dalam menambah jumlah populasi mereka dan membesarkan anak-anaknya.