Manfaat Mandi di Hutan
Kekuatan penyembuhan dari alam telah lama diteliti.
“Pemandian di hutan” yang pertama kali diusulkan dan dianjurkan oleh Akiyama Tomohide.
Direktur Jenderal Badan Kehutanan Jepang, pada tahun 1982, mengacu pada praktik pemanfaatan hutan untuk menyembuhkan tubuh dan pikiran sebagai respons terhadap masalah kesehatan yang berkaitan dengan gaya hidup.
Tradisi Jepang yang sudah lama ada ini menekankan praktik seperti berjalan kaki, meditasi, kontemplasi, dan olahraga
di hutan. Hal ini juga mendorong konsumsi makanan organik yang bersumber secara lokal untuk nutrisi seimbang dan, jika memungkinkan, menikmati pemandian air panas.
Hal yang penting dalam praktik ini adalah pendalaman kelima indera, dengan penekanan khusus pada hutan yang terpelihara dengan baik dan didukung oleh masyarakat. Indikator fisiologis seperti hormon stres seperti kortisol diperkirakan menurun setelah berjalan di hutan.
Ketika merekomendasikan mandi di hutan bertahun-tahun yang lalu, Akiyama menyadari penelitian perintis ilmuwan
Boris P. Tokin pada tahun 1920-an dan 1930-an tentang fitoncides, minyak esensial yang berbau tajam yang diekstraksi dari pohon jenis konifera dan tanaman lainnya. Senyawa yang mudah menguap ini terbukti menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kekebalan tubuh, di antara manfaat lainnya.
Penelitian terbaru telah menghasilkan banyak wawasan baru mengenai mekanisme di balik dampak ini. Sebuah ulasan yang diterbitkan dalam jurnal ‘Frontiers in Psychology’ oleh para ilmuwan dari University of Illinois di Urbana-Champaign menguraikan 21 jalur potensial untuk meningkatkan kesehatan.
Di antara faktor-faktor terkenal yang mendapat perhatian signifikan adalah cahaya dan ion negatif di udara, yang dapat membantu meringankan depresi. Sekadar menatap alam secara otomatis dapat mengatur detak jantung dan tekanan darah kita, sedangkan sekedar mendengarkan suara alam dapat membantu pemulihan dari stres.
Tes darah menunjukkan bahwa faktor perlindungan bagi tubuh dan pikiran lebih banyak terdapat di jalur hutan dibandingkan di perkotaan. Sebuah tim peneliti dari Universitas Kedokteran Jepang menyoroti peran dehydroepiandrosterone dalam mengurangi risiko penyakit jantung, dan diabetes, dan adiponektin dalam mencegah aterosklerosis.
Tingginya tingkat sel pembunuh alami dalam sistem kekebalan tubuh, ditemukan berlimpah setelah berjalan-jalan di hutan, telah dikaitkan dengan efek antikanker dan antivirus. Selain itu, berjalan-jalan di alam terbuka dikaitkan dengan penurunan kadar sitokin inflamasi dalam darah, yang merupakan faktor risiko penyakit terkait kekebalan.
Penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Hokkaido menunjukkan bahwa mandi di hutan dapat menurunkan kadar glukosa darah, yang terkait erat dengan obesitas dan diabetes. Telah ditemukan bahwa menghabiskan tiga hari dua malam
di lingkungan yang hijau dapat meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan kebahagiaan hingga tujuh hari setelahnya. Efek seperti itu tidak ada ketika menghabiskan jumlah waktu yang sama di lingkungan perkotaan.
Penulis utama tinjauan tersebut, Frances Ming Kuo, mencatat, “Meskipun intervensi individual mungkin mempunyai dampak yang kecil, dampak kumulatifnya bisa sangat besar bila digunakan bersama-sama.” Sebagian besar bukti ilmiah mengenai manfaat alam berasal dari penelitian tentang mandi di hutan. “Sebagian besar penelitian yang ditinjau oleh rekan sejawat telah dilakukan di hutan beriklim bagian utara, jauh dari hiruk pikuk perkotaan,” kata Kathleen Wolf dari College of the Environment di University of Washington.
“Kami menemukan respons positif serupa terhadap air mancur, aliran sungai, atau lingkungan pesisir dalam lingkungan terapeutik. Mengenai tanggapan terhadap lingkungan tropis atau gurun, pengetahuan kita terbatas. Yang pasti adalah bahwa alam tidak harus sepenuhnya murni, lanskap alam yang dekoratif, dirancang khusus, atau bahkan dibuat secara artifisial bisa menjadi efektif.”
Singkatnya, diperkenalkannya pemandian hutan oleh Akiyama Tomohide pada tahun 1982 telah membuka pintu bagi pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh terapeutik alam terhadap kesehatan manusia. Ketika penelitian ilmiah terus mengungkap mekanisme di balik manfaatnya, praktik ini menjadi bukti hubungan mendalam antara menyelami lingkungan alam dan kesejahteraan holistik. Dengan mandi di hutan, individu dapat memanfaatkan sumber penyembuhan abadi, memperkaya tubuh dan jiwa di tengah ketenangan hutan.