Sejarah Biskuit
Biskuit adalah salah satu makanan ringan yang populer di seluruh dunia karena teksturnya yang renyah dan rasa yang bervariasi.
Biskuit telah menjadi camilan favorit banyak orang.
Namun, tahukah Anda bahwa biskuit memiliki asal-usul yang menarik dari Prancis? Mari kita telusuri sejarah biskuit yang dimulai dari negeri anggur ini. Biskuit berasal dari kata Latin "bis coctus," yang berarti "dipanggang dua kali." Biskuit tradisional dibuat dari campuran tepung dan air atau susu yang dipanggang tanpa ragi. Resep sederhana ini memungkinkan biskuit untuk bertahan lama, menjadikannya makanan yang sempurna untuk perjalanan jauh, terutama di atas kapal laut.
Pada suatu hari di tahun 1850-an, di Teluk Bices, Prancis, sebuah kapal layar Inggris terkena badai yang dahsyat dan terdampar di sebuah pulau terpencil. Kru kapal yang selamat berhasil mencapai pulau tersebut, namun mereka menghadapi tantangan besar: bagaimana cara bertahan hidup tanpa pasokan makanan yang memadai?
Setelah badai mereda, para kru kembali ke kapal untuk mencari makanan. Sayangnya, tepung, gula, dan krim yang mereka temukan di kapal semuanya sudah basah terkena air laut. Namun, mereka tidak putus asa. Dengan keterbatasan bahan yang ada, mereka memutuskan untuk membuat adonan dari bahan-bahan yang basah tersebut. Adonan yang telah terbentuk mereka bentuk menjadi bola-bola kecil dan dipanggang di atas api. Hasilnya adalah makanan yang renyah dan lezat, yang kemudian dikenal sebagai biskuit.
Kisah ini menunjukkan betapa kreatif dan adaptifnya manusia dalam menghadapi situasi sulit. Dari peristiwa tersebut, biskuit kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia dan mengalami banyak modifikasi resep, baik dari segi bahan maupun cara pembuatannya.
Di Prancis sendiri, biskuit terus berkembang dengan berbagai variasi rasa dan bentuk. Salah satu biskuit terkenal dari Prancis adalah "biscotti," yang juga dipanggang dua kali untuk mendapatkan tekstur yang keras dan renyah. Selain itu, ada juga "macaron," sejenis biskuit yang terbuat dari tepung almond dan gula, dengan isian krim di tengahnya. Kedua jenis biskuit ini menunjukkan bagaimana kreativitas dan inovasi dalam kuliner dapat menghasilkan variasi yang lezat dan menarik.
Biskuit juga memiliki tempat istimewa di berbagai budaya. Di Inggris, "biscuits" mengacu pada sejenis roti kecil yang sering disajikan dengan teh. Di Amerika Serikat, "biscuits" lebih mirip dengan roti yang lembut dan sering disajikan dengan saus atau daging. Sementara di Indonesia, biskuit dikenal dalam berbagai bentuk dan rasa, mulai dari yang manis hingga yang gurih.
Popularitas biskuit tidak hanya karena rasanya yang enak, tetapi juga karena praktis dan tahan lama. Biskuit sering dijadikan bekal perjalanan, camilan di tengah aktivitas, atau bahkan sebagai hidangan penutup yang disajikan dengan secangkir kopi atau teh. Seiring berjalannya waktu, inovasi dalam dunia kuliner terus berkembang. Kini, kita dapat menemukan berbagai jenis biskuit dengan tambahan bahan-bahan seperti cokelat, kacang, buah kering, dan rempah-rempah yang memberikan rasa yang lebih kaya dan beragam.