Reaksi kucing
Jika kucingmu tidak merespons panggilanmu, mungkin waktunya Anda memikirkan alasan mengapa mereka mengabaikanmu.
Dalam serangkaian eksperimen dengan 16 kucing peliharaan, para peneliti menunjukkan bahwa kucing-kucing tersebut dapat mengetahui suara pemilik mereka. Kucing juga berperilaku berbeda ketika pemiliknya berbicara dengan mereka. Melalui eksperimen itu, ditemukan bahwa ketika mendengar suara khusus yang familiar, kucing-kucing tersebut sering kali diam membeku, menggerakkan ekor, mengedipkan mata, atau menggerakkan kuping. Namun Jika pemilik mengucapkan hal yang sama dengan suara yg normal, kucing-kucing tersebut tampak merasakan bahwa suara tersebut bukan ditujukan pada mereka.
Nada yang lebih tinggi, ucapan yang pendek, dan suara yang berulang-ulang adalah ciri umum dari ucapan manusia ketika berhadapan dengan bayi atau hewan peliharaan. Misalnya, telah terbukti bahwa anjing dapat menangkap nada dan makna dalam suara pemilik mereka. Peneliti telah menemukan bahwa kucing dapat membedakan ucapan yang ditujukan kepada orang lain dan ucapan dari yang memang ditujukan khusus untuk mereka. Namun, ini hanya terjadi ketika kalimat-kalimat tersebut diucapkan oleh pemilik kucing. Ketika orang asing berbicara dengan cara yang sama, kucing tidak akan menunjukkan ketertarikan. Mereka hanya melanjutkan kegiatan mereka seperti biasa.
Temuan ini menunjukkan bahwa kucing dewasa rumahan yang tidak terbiasa dengan orang asing, mereka hanya belajar menguraikan kebiasaan ucapan pemiliknya. Dengan kata lain, kedekatan antara kucing dan manusia mungkin didasarkan pada pengalaman dan bukan preferensi bawaan dari suara manusia yang ramah dan akrab.
Eksperimen di masa depan harus membandingkan apakah kucing akan lebih bersosialisasi merespon terhadap ucapan orang asing atau orang familiar. Sebagai contoh, kucing-kucing di kafe kucing tampaknya sangat mudah beradaptasi dengan ucapan manusia, tidak hanya mengetahui nama mereka sendiri tapi juga nama-nama yang diberikan kucing lain di sekitar mereka.
Kucing dalam penelitian ini semuanya tinggal di apartemen studio, dan sebagian besar hanya memiliki satu pemilik. Untuk mengurangi stres yang tidak disadari eksperimen dilakukan di apartemen masing-masing. Pemilik mereka juga selalu ada di ruangan, meskipun mereka duduk diam dan tidak berinteraksi dengan kucing selama eksperimen.
Selama eksperimen, eksperimenter memutar serangkaian rekaman dengan jeda 30 detik di antaranya. Rekaman tersebut dibuat selama interaksi alami sebelumnya antara kucing dan pemiliknya, termasuk memanggil nama kucing.
Setelah itu, pemilik hewan peliharaan direkam mengatakan hal yang sama dengan yang mereka katakan kepada kucing dengan nada yang sama seperti yang mereka katakan kepada orang lain. Terakhir, orang asing direkam menirukan ucapan dan nada bicara tuan rumah dalam semua adegan.
Ketika audio akhir dimainkan untuk seekor kucing rumah, perilaku hewan peliharaan berubah hanya ketika suara pemiliknya berbicara dengan cara yang sesuai dengan nada khusus pada kucing. Misalnya, kucing dapat berhenti fokus ke dirinya sendiri untuk memanggil atau melihat ke arah suara. Kadang-kadang, respon kucing kurang jelas, dengan posisi telinganya yang diam-diam menghadap ke suara pemilik sambil terlihat tidak tertarik. Perilaku kucing tidak berubah ketika ia mendengar suara orang asing, atau ketika suara pemilik terdengar seperti sedang berbicara dengan orang lain.
Penelitian ini hanya didasarkan pada sejumlah kecil hewan peliharaan, yang semuanya memiliki gaya hidup yang sama. Namun para penulis mengatakan bahwa temuan mereka adalah awal yang baik untuk memahami bagaimana cara hewan peliharaan dapat memahami kita.
Para penulis menulis:"Temuan ini menyoroti pentingnya hubungan satu lawan satu untuk kucing peliharaan di dalam ruangan, yang tampaknya tidak mengeneralisasi komunikasi yang terjalin dengan satu orang dengan semua lawan bicara."