Pegunungan Himalaya
1. Himalaya Tidak Selalu Setinggi Ini, Juga Tidak Selamanya Sama.
Pegunungan Himalaya memiliki sejarah perkembangan yang panjang dan berliku. Meski manusia tidak menghuni zaman geologis purba, tetapi lapisan bebatuan yang menyusun pegunungan Himalaya telah mencatat sejarah evolusi yang sangat kaya. Seluruh Himalaya adalah buku sejarah besar dan tebal yang terbuat dari bebatuan. Batuan tertua yang saat ini ditemukan di wilayah Everest berusia lebih dari dua miliar tahun, sehingga sejarah wilayah Himalaya dapat ditelusuri hingga dua miliar tahun yang lalu.
2. Dua Miliar Tahun Lalu, Kawasan Luas yang Kini Menjadi Pegunungan Himalaya Awalnya Adalah Lautan Luas.
Dengan melewati berbagai periode geologis dari era Tersier, Metazoan, Paleozoikum, dan Mesozoikum yang cukup lama hingga akhir Tersier Awal Kenozoikum sekitar 30 juta tahun yang lalu. Saat itu, pergerakan kerak di wilayah Himalaya cenderung terus menurun. Dalam proses penurunan terus menerus, maka cekungan laut ini mengakumulasi lapisan batuan sedimen laut setebal lebih dari 30.000 meter. Ketebalan lapisan batuan sedimen ini merupakan bukti fisik yang kita ketahui bahwa penurunan kerak di wilayah Himalaya semuanya mencapai setidaknya 30.000 meter.
Pada saat yang sama, di lapisan batuan yang mewakili berbagai periode geologis dari 500 juta tahun lalu hingga 30 juta tahun lalu, telah menemukan fosil yang sangat kaya yang pernah hidup di laut dangkal, termasuk trilobita, gastropoda, brakiopoda, nautilus, chrysoprase, flap insang, karang, cacing lumut, lili laut, rumput laut dan ichthyosaurus, serta berbagai filum fosil hewan dan tumbuhan lainnya yang memberikan bukti kuat bahwa mereka pernah hidup di laut dangkal.
Lalu, bagaimana Himalaya berubah menjadi pegunungan terbesar di dunia saat ini?
Menurut strata laut termuda yang ditemukan di Himalaya dan akumulasi terestrial paling awal di atasnya, terdapat gerakan tektonik yang kuat yang terjadi di kerak bumi pada akhir abad ketiga. Sekitar 30 juta tahun yang lalu, menyebabkan pelipatan stratigrafi, pecahnya, metamorfosis, serta berbagai intrusi magma, dan semua lapisan batuan yang telah terendam di kedalaman laut naik ke permukaan. Hingga saat ini, pergerakan kerak di Himalaya belum berhenti dan ketinggiannya terus berubah semakin tinggi, inilah mengapa pegunungan Himalaya dikenal sebagai atap dunia yang sebenarnya.