Misteri Jamur Bercahaya
Bioluminescence adalah fenomena di mana organisme hidup dapat mengeluarkan cahaya. Beberapa orang mungkin sudah akrab dengan ubur-ubur dan kunang-kunang, tetapi bakteri, fungi, serangga, dan ikan juga dapat mengeluarkan cahaya melalui berbagai proses metode kimia.
Pada tahun 1840, jamur fluorescent tercerah di dunia pertama kali ditemukan di Brasil, menurut literatur ilmiah. Pada saat itu, ahli botani Inggris George Gardner melihat anak-anak bermain di jalan dengan jamur ini, dan awalnya mengira itu adalah kunang-kunang. Namun, ternyata itu adalah jamur fluoresen. Di antara banyak hal eksotis yang bisa ditemukan di hutan, jamur merupakan salah satu yang paling unik. Mereka tumbuh di tempat yang lembab dan teduh, namun harap waspada karena banyak dari mereka sangat beracun. Salah satu fenomena aneh mereka adalah kenyataan bahwa mereka dapat bersinar di malam hari, yang ini tentunya bukan merupakan hal yang umum terjadi pada tumbuhan.
Jamur yang bercahaya memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai aplikasi medis dan bioteknologi, seperti deteksi kebocoran gas dan pencitraan sel kanker dalam tubuh manusia. Selain itu, jamur yang bercahaya juga menunjukkan potensi sebagai sumber bahan bakar alternatif dan sebagai alat untuk mempelajari proses biokimia dalam organisme hidup.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari 80 spesies jamur yang bersinar diantaranya memiliki lebih dari 100.000 spesies jamur yang dikenal. Sebagian besar dari mereka termasuk dalam kategori jamur pusar bersinar, armillaria, dan dendrobium. Jamur-jamur ini memancarkan cahaya hijau dengan panjang gelombang 520-530 nanometer.
Bagian-bagian jamur yang bersinar meliputi miselium dan benang-benang miselium, keduanya memancarkan cahaya pada saat yang sama. Misalnya, miselium dan benang miselium dari jamur pusar bersinar serta jamur kecil Dendrobium yang dapat memancarkan cahaya, tetapi hanya miselium Armillaria yang dapat memancarkan cahaya. Seseorang mungkin berpikir bahwa jamur-jamur ini akan dapat bersinar sepanjang waktu, tetapi sebenarnya mereka hanya bersinar selama periode tertentu dalam hidup mereka. Selama periode lain, jamur tidak memancarkan cahaya, dimana miselium dan benang hyphae bersinar lebih terang pada awal kehidupan dibandingkan pada akhir kehidupan.
Lalu mengapa jamur-jamur ini dapat bercahaya? Setelah melakukan penelitian, para ilmuwan telah mengisolasi luciferin dan luciferase dari jamur-jamur bercahaya. Fluoresensi jamur-jamur bercahaya berasal dari antioksidan yang disebut susu pohon. Namun, reaksi enzimatik harus digunakan. Susu pohon pertama-tama diubah menjadi luciferin yang sebenarnya oleh hidroksilase, dan kemudian luciferin dioksidasi dapat memancarkan cahaya dalam reaksi enzimatik luciferase. Dengan cara ini, rahasia dari jamur bercahaya terungkap. Peneliti juga menemukan bahwa kecerahan dan ketahanan jamur-jamur bersinar dibatasi oleh suhu lingkungan dan kelembapan serta dipengaruhi oleh kondisi nutrisi dan keadaan penuaan jamur itu sendiri.
Jamur yang bercahaya biasanya menggunakan cahaya untuk menarik serangga tertentu agar membantu menyebarkan spora mereka. Namun selain itu, jamur yang bersinar juga memiliki fungsi biologis lainnya. Misalnya, jamur bercahaya dapat menggunakan sinyal fluoresen untuk berkomunikasi dengan organisme lain. Dalam beberapa kasus, sinyal fluoresen juga dapat digunakan untuk mengusir herbivora atau predator potensial. Sinyal fluoresen dari jamur yang bersinar juga dapat digunakan untuk menarik organisme lain untuk hidup bersama, seperti hubungan simbiosis antara beberapa jamur dan serangga atau fungi.
Sinyal fluoresen dari jamur bercahaya juga memiliki beberapa aplikasi praktis. Sebagai contoh, luciferin dalam jamur yang bersinar dapat digunakan untuk membuat alat eksperimental seperti reagen bioluminesen dan probe fluoresen. Jamur bercahaya ini sendiri juga digunakan dalam pencitraan fluoresen, deteksi fluoresen, dan bidang lainnya.
Komponen kimia dalam jamur bercahaya juga memiliki potensi aplikasi medis dan bioteknologi, seperti antioksidan dan agen antitumor. Jamur yang bersinar adalah organisme yang misterius dan menarik, serta fenomena bersinarnya telah menciptakan minat dan dilakukannya penelitian yang luas di kalangan ilmuwan.