Dunia Para Angsa
Angsa adalah sebuah burung menawan yang dikenal karena ukurannya yang besar dan pergerakannya yang anggun. Panjangnya sekitar 1,5meter dan beratnya lebih dari 10kg.
Bulu angsa seluruhnya berwarna putih, dan paruhnya sebagian besar berwarna hitam dengan kuning di bagian atas yang memanjang ke lubang hidung. Kepala dan lehernya relatif panjang hampir setengah dari panjang tubuhnya.
Angsa merupakan burung migrasi musim dingin yang makanan utamanya adalah biji-bijian, akar, dedaunan, dan biji tanaman air. Mereka menghuni danau, waduk, dan kolam dengan banyak alang-alang.
Angsa yang tenang dapat beradaptasi dengan mudah dan dapat bertahan hidup di berbagai lingkungan, terlepas dari panasnya suhu di utara atau dinginnya suhu di selatan. Mereka tidak perlu membangun tempat tinggal karena dapat tidur di rumput maupun mengapung diatas air untuk waktu yang lama.
Angsa tidak memiliki tempat tinggal tetap, kecuali selama masa berkembang biak, dimana mereka sering memilih tempat yang aman di danau, menekuk leher dan menyandarkan kepala di sayap dengan aliran air. Angsa putih lebih suka bersarang berkelompok dan memiliki pasangan tetap, monogami (hanya memiliki 1 pasangan seumur hidupnya).
Ada empat jenis angsa putih yang tersebar di belahan bumi utara yang dikenal karena bulunya yang putih, tubuh yang indah, panggilan yang indah dan setia. Baik dalam budaya Timur maupun Barat, angsa putih merupakan simbol kemurnian, kesetiaan dan kebangsawanan.
Jepang merupakan salah satu tempat musim dingin untuk angsa, terdapat lebih dari 20 nama kuno angsa di Jepang. Beberapa nama dari mereka diimpor dari China, beberapa menggunakan nama daerah dimana angsa itu hidup, beberapa menggunakan kata onomatopoeic untuk panggilan angsa, dan beberapa sisanya diambil dari deskripsi bentuk angsa itu sendiri.
Angsa dianggap sebagai pembawa pesan dari surga dan merupakan “burung suci” dalam bahasa Jepang.
Dalam Yunani kuno, “Animalia” Aristoteles membahas kebiasaan dan perilaku serta anatomi angsa. Buku “Greek Bird Book” memiliki arti mengharukan tentang lagu ranjang kematian, dalam budaya Barat, lagu sastrawan tersebut disebut sebagai “lagu angsa”.
Angsa mencapai kematangan seksual pada usia 3-4 tahun dan berkembang biak setahun sekali. Telur-telur mereka semakin lama semakin membesar, menetas dan menjadi anak angsa dewasa awal.
Gaya berpacaran angsa sangat bervariasi, angsa jantan dan betina cenderung melakukan tindakan yang sama dan memperhatikan satu sama lain saat menyisir bulunya.
Masa berkembang biak biasanya dilakukan di danau, kolam, rawa-rawa, sungai tenang, dataran rendah tundra dan rawa tundra yang berdekatan.
Selama musim dingin, mereka menjadi penghuni danau, waduk, kolam, teluk yang memiliki banyak alang-alang dan tanaman air lainnya. Angsa juga kerap dijumpai di padang rumput basah, dataran banjir, rawa-rawa, pantai, muara dan terkadang juga ditemukan di hutan belantara.
Angsa adalah burung yang menakjubkan, biasa dikenal dengan keindahan, keagungan, dan kesetiaannya. Mereka memainkan peran penting dalam berbagai budaya di seluruh dunia dan terus narik perhatian orang-orang dimanapun.
Kemampuan beradaptasi dan bertahan hidup menjadikan mereka spesies menakjubkan yang akan terus berkembang di lingkungan yang berbeda-beda.