Keindahan Arsitektur Busur
Penggunaan busur dalam arsitektur bisa dilacak kembali ke milenium kedua SM ketika mereka pertama kali digunakan dalam bangunan bata Mesopotamia. Namun, saat periode Romawi kuno, busur secara sistematis digunakan dalam arsitektur, seperti yang terlihat dalam Koloseum terkenal.
Busur menjadi lebih populer selama periode abad pertengahan di Eropa, khususnya dalam arsitektur Gothic, seperti yang dicontohkan oleh Notre Dame de Paris.
Selain daya tarik estetika, busur juga dihargai karena fungsionalitasnya. Ini dapat secara efektif mengubah semua beban menjadi tegangan kompresi, dengan demikian menghilangkan tegangan tarik dalam struktur. Ini sebabnya, busur sering digunakan dalam konstruksi jembatan. Seiring waktu, busur diperkenalkan ke dalam berbagai desain interior.
Pintu berbusur sangat populer dalam desain interior karena mereka menawarkan rasa kenyamanan yang lebih baik dan dapat memperluas secara visual terhadap tata letak ruang tersebut. Desainer sering menggunakan lorong berbusur untuk menciptakan rasa acak-acakan yang meningkatkan keindahan bentuk dinding sambil membentuk desain ruangan.
Jenis pintu berbusur yang paling umum adalah busur bulat, yang memiliki bentuk klasik yang dapat menyatu dengan gaya apa pun. Busur setengah lingkaran di garis atasnya cukup bulat dan menenangkan. Untuk meningkatkan rasa hierarki, desainer sering menggunakan bentuk busur bulat pada objek atau bentuk lain di ruang, seperti cermin yang diletakkan di dalam busur bulat.
Jenis pintu berbusur lainnya adalah busur datar, yang dapat dilihat sebagai sudut bulat terbalik. Bagian atas pintu memiliki garis horizontal dengan sudut yang bulat terbalik di dua sudut atas. Bentuk ini disebut busur datar dan sangat cocok untuk digunakan pada pintu masuk yang rendah atau memiliki struktur balok yang tiba-tiba. Ini membantu untuk melembutkan kekakuan sudut dan mempertahankan kesan arah garis horizontal.
Busur lancip, di sisi lain, memiliki busur atas yang sempit dan tajam yang memberikan ilusi visual ekspansi tinggi pada lantai. Hal ini dikarenakan bentuk panjang dan tipis secara keseluruhan dari busur lancip.
Ketika memilih warna untuk busur, warna kontras atau skema warna dengan perbedaan kecerahan yang relatif besar dapat meningkatkan rasa visual ruang. Misalnya, oranye di depan pintu dan biru di belakang pintu adalah pasangan warna yang sangat serasi.
Alternatifnya, warna yang sama dapat digunakan pada kedua sisi pintu dengan perbedaan sedikit dalam warna. Menambahkan beberapa dekorasi pola sederhana dapat membuat pintu masuk terlihat segar dan bersih.
Secara keseluruhan, busur memiliki sejarah yang kaya dalam arsitektur, dan mereka terus digunakan secara luas dalam desain interior. Busur tidak hanya dihargai karena keindahan estetikanya tetapi juga karena nilai fungsinya. Pintu berbusur, khususnya, populer karena kemampuannya untuk meningkatkan rasa kenyamanan dan memperluas ruang secara visual.
Desainer sering menggunakan berbagai jenis busur, seperti busur bulat, datar, atau lancip, untuk menciptakan rasa acak-acakan, meningkatkan keindahan bentuk dinding, dan membentuk tata letak ruang. Memilih warna dan pola yang tepat dapat lebih meningkatkan efek visual busur.