Masyarakat Vietnam mengubah kulit nanas yang biasanya dibuang di jalanan menjadi sumber pendapatan yang signifikan dengan mendaur ulang sekitar 100.000 ton setiap bulan.

Kulit nanas yang biasanya dianggap tidak berguna karena tebal dan berduri ternyata memiliki berbagai kegunaan yang mengejutkan.

Sebagian orang menganggap kulit nanas, bersama dengan kulit jeruk dan sabuk jeruk, memiliki aroma buah yang menyegarkan, sehingga mereka sering ditempatkan di dalam ruangan untuk mengatasi bau yang tidak diinginkan. Namun, penduduk Vietnam menemukan manfaat lebih lanjut dari kulit nanas. Pada tahun 2016, seorang warga Vietnam memperhatikan bahwa pisau buah yang digunakan untuk mengupas nanas jarang berkarat, dan pisau yang sudah berkarat pun bisa dibersihkan setelah bersentuhan dengan kulit nanas.

Dengan penemuan ini sebagai titik awal, dia dan timnya melakukan penelitian dan menemukan bahwa kulit nanas mengandung banyak zat asam, yang dapat berfungsi sebagai "pembersih toilet" untuk membersihkan kotoran alkali seperti kapur di kamar mandi. Mereka juga menemukan bahwa kulit nanas dan daun kasar yang biasanya diabaikan mengandung berbagai enzim, termasuk enzim yang dapat mengurai lemak dan minyak. Enzim dalam kulit nanas bisa menguraikan minyak tanpa merusak barang atau merusak tekstur kulit, membuatnya menjadi metode penghilangan noda yang lebih lembut.

Hasilnya, mereka berhasil mengembangkan pembersih yang efektif dari kulit nanas pada tahun 2018 setelah dua tahun penelitian dan pengembangan. Pembersih ini dihasilkan dari kerjasama dengan pabrik pengolahan kaleng lokal, yang sebelumnya menerima kulit nanas dengan harga murah untuk dikirim ke tempat pembuangan sampah. Solusi pembersih ini kemudian didistribusikan ke supermarket besar di Vietnam dan dijual dengan harga sekitar $2.

Semakin banyak orang yang mencari cara membersihkan yang lebih alami dan lembut, dan penggunaan berbagai jenis kulit buah dan tanaman untuk membuat pembersih mungkin akan menjadi arah pengembangan yang menarik untuk masa depan.