Wawasan Tentang Penguin
Pada tahun 1488, para pelaut Portugis menemukan penguin pertama kali di sekitar Tanjung Harapan di wilayah selatan Afrika.
Namun, penemuan ini secara resmi dicatat oleh sejarawan Pigafita.
Selama ekspedisi Magellan pada tahun 1520, Pigafita menemukan koloni penguin yang besar di pantai Patagonia, menyebutnya sebagai "angsa tak dikenal" pada saat itu. Selama fase eksplorasi awal, banyak deskripsi mengenai spesies penguin hanya terbatas pada yang mendiami zona beriklim selatan. Baru pada akhir abad ke-18, para ilmuwan secara resmi mengidentifikasi dan memberi nama enam spesies penguin tersebut.
Penemuan spesies penguin yang hidup di lapisan es Antartika terutama terjadi pada abad ke-19 dan ke-20. Ada total 18 spesies penguin yang berbeda, dengan penguin kaisar memegang peringkat sebagai yang terbesar di antara mereka. Secara rata-rata, penguin kaisar memiliki tinggi sekitar 1,1 meter dan berat lebih dari 35 kilogram. Sebaliknya, penguin biru kecil diakui sebagai yang terkecil, memiliki tinggi 40 cm dan berat hanya 1 kg.
Berkat struktur fisiknya yang unik, penguin memiliki bulu yang tiga hingga empat kali lebih padat dibandingkan dengan burung berukuran serupa, memungkinkan mereka mengatur suhu tubuh secara efisien. Meskipun umumnya diyakini bahwa semua penguin mendiami Antartika, faktanya tidaklah demikian. Oleh karena itu, spesies penguin yang berbeda menunjukkan tingkat ketahanan dingin yang bervariasi, terutama penguin yang tinggal di benua Antartika dan laut sekitarnya yang menunjukkan kemampuan beradaptasi dingin yang lebih baik.
Penguin secara umum memakan ikan dan krustasea, menunjukkan keterampilan berburu yang luar biasa. Beberapa spesies penguin membentuk koloni untuk melakukan perilaku berburu kolektif, mengumpulkan ikan secara strategis sebelum memulai perburuan bersama. Dengan tubuh ramping dan sayap bersirip, penguin mahir dalam mendorong dan mengarahkan dirinya melalui air. Meskipun termasuk dalam kelompok burung yang telah kehilangan kemampuan terbang seiring dengan evolusi, penguin tetap memiliki kemampuan berenang yang luar biasa. Penguin mengambil postur tegak yang mirip dengan manusia karena sayap mereka berevolusi menjadi sirip, dan kaki mereka beradaptasi dengan posisi yang unik. Bulu penguin juga telah diubah menjadi pendek untuk memudahkan berenang di bawah air, mengurangi hambatan.
Penguin tidak dapat terbang karena telah beradaptasi dengan gaya hidup laut, menghabiskan sebagian besar hidupnya di air dan hanya sebagian kecil di darat. Oleh karena itu, mereka memiliki kemampuan berenang yang sangat baik, dengan rata-rata kecepatan 6-10 kilometer per jam, sementara penguin kaisar dapat mencapai kecepatan hingga 12 kilometer per jam. Kecepatan berenang tertinggi dicapai oleh penguin Gentoo yang melebihi 30 kilometer per jam.
Tidak hanya mahir dalam berenang, penguin juga unggul dalam menyelam, melampaui spesies burung lainnya. Data saat ini menunjukkan bahwa mereka bisa menyelam hingga 18 menit dan mencapai kedalaman 265 meter. Pengamatan terhadap penguin kaisar menunjukkan kemampuan menyelam selama 30 menit dengan kedalaman mencapai 500 meter. Penguin menunjukkan perilaku sosial yang kuat dan membentuk kelompok besar yang disebut koloni penguin. Selama musim kawin, koloni-koloni ini memiliki peran penting sebagai tempat berkumpul, berkembang biak, dan membesarkan anak-anak. Komunikasi antar penguin terjadi melalui berbagai cara, termasuk vokalisasi, tarian, dan gerakan tubuh.
Selain itu, penguin menunjukkan pola migrasi yang luar biasa. Beberapa spesies meninggalkan tempat berkembang biak mereka setelah musim kawin untuk mencari makanan di daerah yang lebih hangat, melakukan perjalanan jarak jauh melintasi lautan, bahkan mencapai ratusan atau ribuan kilometer.