Mengenal Bunga Chamomile
Bunga chamomile jenis Matricaria chamomile L adalah tanaman yang ditemukan di Eropa, Afrika Utara dan Asia Utara. Chamomile berasal dari kata Yunani yang berarti Chamos dan milos, yang berarti apel.
Tanaman chamomile umumnya tumbuh secara liar di pinggir jalan, tempat penampungan sampah, atau di ladang-ladang. Mereka dapat tumbuh setinggi 15-60 cm dengan daun yang panjang dan kecil berkelompok tiga daun dalam satu tangkai. Bunganya terlihat seperti bunga daisy. Kelopaknya putih dengan pusat kuning berbentuk kerucut.
Chamomile adalah salah satu bunga yang berguna untuk mengurangi luka pada mulut akibat kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa chamomile dapat membantu gejala lainnya, seperti diare pada anak-anak, wasir, cemas, dan insomnia. Ketika digunakan pada kulit, chamomile dapat membantu mengatasi iritasi kulit dan penyembuhan luka. Beberapa penelitian membuktikan jika chamomile juga efektif seperti krim hidrokortison untuk penderita eksim.
Bunga chamomile memiliki fungsi sebagai antimikroba (anti bakteri), antialergi, antiradang, antioksidan, dan analgesik (pereda nyeri) untuk penyakit radang kulit, terapi luka, ataupun terapi luka bakar.
Komponen aktif dalam chamomile meliputi terpenoid (bisoprolol, matrikin, levomenol, dan chamazulene), flavonoid (apigenin, luteolin, rutin, dan quercetin), hidroksikoumarin, mono dan oligosakarida, serta getah tanaman.
Ada dua jenis tanaman chamomile, pertama Chamomile Jerman (Matricaria recutita) dan Chamomile Romawi (Chamaemelum nobile). Dilansir dari Wisconsin Horticulture, chamomile Jerman adalah spesies yang biasa digunakan untuk membuat tisane (infus herbal) yang disebut teh chamomile. Sementara chamomile Romawi lebih jarang digunakan karena memiliki rasa yang lebih pahit. Tanaman ini sering membingungkan dengan tanaman dari genus Anthemis. Beberapa di antaranya beracun dan memiliki bau yang tidak enak, bahkan hampir tidak berbau.
Itulah penjelasan singkat bunga Chamomile. Semoga bermanfaat!