Penuaan dan Waktu
“Waktu berlalu begitu cepat”.
Berapa banyak orang yang akan berseru seperti ini tentang tahun 2023 yang baru saja berakhir?.
Berjalannya waktu, banyak orang percaya saat memiliki perasaan ini.
Ketika kita masih muda, hari terasa sangat panjang, sepulang sekolah, kita masih bisa bermain lama dengan teman-teman sebelum tidur. Namun kini hari terasa terlalu cepat, makan malam sepulang kerja bukan lagi pagi, dan berbaring untuk menelusuri telepon dengan cepat mengarah ke tengah malam. Meski sehari selalu 24 jam, mengapa kita semakin merasakan “waktu singkat” seiring bertambahnya usia?
Teori Proporsi Usia
Ahli neurobiologi menunjukkan bahwa masa kanak-kanak berlalu dengan santai, sedangkan waktu berlalu dengan cepat di masa dewasa, yang merupakan pengalaman yang sangat umum bagi manusia. Alasan perubahan ini tidak banyak berkaitan dengan kecepatan berlalunya waktu, melainkan karena kemampuan kita memahami waktu.
Namun mengapa waktu terasa berjalan lebih cepat seiring bertambahnya usia, bukan sebaliknya?
Untuk menjelaskan masalah ini, filsuf Paul Janet mengajukan Teori Proporsi Usia, yang menyatakan bahwa persepsi kita tentang waktu bersifat relatif, dan usia memainkan peran penting. Seiring bertambahnya usia, persentase satuan waktu dalam hidup kita semakin berkurang, sehingga periode tersebut relatif lebih cepat.
Bagaimana kita memahami teori ini?
Seiring bertambahnya usia, setiap satuan waktu menempati proporsi yang lebih kecil dari pengalaman hidup Anda. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Paul Janet pada tahun 1877. Ia percaya bahwa seseorang akan membandingkan waktu yang dialaminya dengan pengalaman hidupnya.
Untuk anak berumur sepuluh tahun, satu tahun adalah 1/10 dari hidupnya, tetapi bagi orang berusia 50 tahun, satu tahun adalah 1/50 dari masa lalunya. Sejak lahir hingga bulan pertama, seminggu adalah seperempat hidup Anda, yang terasa sangat lama bagi Anda sebagai bayi yang baru lahir. Pada usia 14 tahun, satu tahun adalah 7% dari pengalaman hidup Anda, yang juga terasa seperti waktu yang lama. Namun saat Anda mencapai usia 30, proporsi satu minggu dalam hidup Anda sangatlah kecil. Pada usia 50, satu tahun hanyalah 2% dari hidup Anda, jadi secara subyektif, Anda akan melihat
periode-periode yang tampaknya tidak penting ini berlalu dengan cepat.
Lebih Sedikit Pengalaman Baru
Banyak di antara kita yang mengalami saat pertama kali melakukan sesuatu, terasa lebih lama dibandingkan saat-saat berikutnya. Di hari pertama masuk sekolah atau pekerjaan baru, atau bahkan di hari pertama liburan, waktu terasa berjalan lambat.
Ada juga fenomena individu yang merasa waktu melambat saat berada dalam situasi yang mengancam nyawa, di mana sepersekian detik pun terasa sangat lama karena kesadaran subjektif yang meningkat.
Perpanjangan waktu karena kebaruan merupakan fenomena yang terdokumentasi dengan baik dan dapat dipelajari di laboratorium. Kita diminta memperkirakan durasi serangkaian rangsangan, dan hasilnya menunjukkan bahwa rangsangan baru dianggap bertahan lebih lama dibandingkan rangsangan yang berulang atau kurang terlihat.
Otak memberikan waktu lebih subjektif terhadap rangsangan baru karena memerlukan lebih banyak pemrosesan kognitif.
Saat kita masih muda, segalanya terasa baru. Banyak hal yang dialami untuk pertama kalinya. Meskipun ini bukan pengalaman yang benar-benar baru, Anda masih mencari cara baru untuk menghadapinya.
Jadi, beberapa orang berpendapat bahwa waktu tampaknya semakin cepat seiring bertambahnya usia karena kita menghadapi lebih sedikit hal baru, dunia orang-orang paruh baya dapat diprediksi, dan respons otak kita mempercepat keterlibatan kita dengan dunia ini. Tahun-tahun awal kehidupan diperluas dan diperpanjang oleh tantangan-tantangan baru, sedangkan tahun-tahun pertengahan dipadatkan karena kurangnya pengalaman baru.
Selain sudut pandang arus utama ini, ada beberapa penjelasan lain mengapa waktu tampaknya berlalu lebih cepat, namun sebagian besar berkaitan dengan faktor-faktor seperti memori, usia, transmisi saraf, emosi subjektif, dll. Karena perasaan waktu berlalu lebih cepat pada dasarnya adalah ilusi psikologis, kita dapat membuat otak kita lebih aktif dengan terus mengalami hal-hal baru melalui mempelajari keterampilan baru, banyak membaca, menjalin pertemanan baru, dll.
Cara-cara ini tidak hanya meningkatkan kepekaan Anda terhadap perjalanan waktu tetapi juga membuat hidup Anda lebih berwarna.