Misteri Gunung Everest
Dahulu hanya sedikit manusia yang berani menaklukkan Gunung Everest. Tapi hari ini, banyak orang yang mengantre untuk menaiki gunung tertinggi di dunia itu, meskipun mereka tahu banyak orang yang tewas di sana.
Gunung Everest memang menjadi gunung tertinggi di dunia, tetapi selain itu, gunung ini adalah pemakaman terbuka terbesar yang pernah ada. Pada tahun 1953, Tenzing Norgay dan Edmund Hillary berhasil mencatat sejarah di gunung Everest, mereka berdua berhasil menjadi manusia pertama yang menginjakan kakinya di puncak Everest, tanah tertinggi di dunia, yang memiliki ketinggian 8.848 mdpl. Hal ini seakan menjadi gerbang pembuka bagi pendaki gunung di seluruh dunia.
Di sana, kadar oksigen hanya sepertiga dari yang ada di permukaan laut, dan tekanan barometrik menyebabkan berat badan terasa sepuluh kali lebih berat. Kombinasi keduanya membuat pendaki merasa lamban, bingung dan kelelahan parah yang dapat menyebabkan tekanan ekstrem pada organ. Karena alasan ini, pendaki biasanya tidak bertahan lebih dari 48 jam di daerah ini.
Ketika pendaki gunung sedang mengantri di jalur pendakian, mereka tidak makan, minum atau tidur. Mereka juga menggunakan persediaan oksigen yang berharga, jika mereka memilih untuk membawa tabung oksigen tambahan dan mencegah sedini mungkin agar tidak membeku. Penyakit gunung akut (AMS) tidak fatal, tetapi gejalanya dapat membuat pendaki merasa payah. AMS memengaruhi hingga 77% pendaki yang mendaki hingga ketinggian antara 6.000 dan 19.300 kaki (1.850 dan 5.895 meter). Pendaki dengan AMS umumnya cenderung mengalami sakit kepala, tetapi juga dapat mengalami mual, muntah, lesu, dan pusing.
Seseorang yang mengalami AMS harus segera menghentikan pendakiannya. Jika gejala tidak membaik dalam satu atau dua hari, saatnya untuk turun gunung. AMS yang lebih serius termasuk high-altitude cerebral edema (HACE) yang merupakan pembengkakan otak, dan high-altitude pulmonary edema (HAPE) yang merupakan penumpukan cairan di paru-paru. Kondisi ini jarang terjadi, tetapi bisa mematikan.
Begitu seseorang berada di zona kematian, hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk membantu sesama pendaki dalam kesusahan karena tidak memiliki kapasitas fisik untuk merawat diri sendiri dan orang lain.
Ada sebuah fenomena yang disebut "summit fever" yang ditakuti banyak pendaki Everest. Sindrom ini disebabkan karena adanya rasa takut akan kegagalan. Mereka biasanya takut jika sudah mengeluarkan banyak uang namun tidak berhasil mencapai puncak. Pendaki Gunung Everest mengharapkan keberhasilan mencapai puncak di atas segalanya, termasuk kehidupan mereka sendiri dan kehidupan orang lain.
Itu dia deretan misteri yang ada di Gunung Everest. Semoga bermanfaat!