Beragam Rasa Kopi Terungkap.
Dalam dunia pembuatan kopi.
Perbedaan antara kopi Amerika dan kopi yang diseduh dengan tangan terletak pada lebih dari sekedar teknik.
Hal ini juga mencakup profil rasa dan preferensi budaya. Saat membandingkan kedua metode tersebut, terlihat jelas bahwa Amerika cenderung menghasilkan minuman yang terasa pahit dan sepat. Kepahitan ini sebagian besar disebabkan oleh tingginya suhu air yang digunakan dalam proses pembuatan pot kopi di Amerika.
Biasanya, pot kopi Amerika memanfaatkan tekanan atmosfer untuk mengekstraksi kopi, sehingga menghasilkan suhu ekstraksi dan laju aliran air yang relatif stabil. Namun, stabilitas ini sering kali mengakibatkan ekstraksi berlebihan karena suhu yang tinggi dan laju aliran yang lebih lambat, sehingga berkontribusi terhadap rasa pahit yang disukai banyak orang Amerika.
Sebaliknya, kopi yang diseduh dengan tangan, khususnya di Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, menggunakan pendekatan yang berbeda. Meskipun gaya Amerika dan Jepang mungkin menggunakan cangkir penyaring yang serupa, nuansa dalam pemanggangan, penggilingan, kertas saring, suhu air, dan teknik membedakannya.
Salah satu perbedaan mencolok terletak pada proses pembuatan itu sendiri. Pembuatan dengan tangan di Amerika biasanya melibatkan pengadukan bubuk kopi selama pembuatan, mirip dengan teknik yang digunakan dalam pot siphon. Sebaliknya, brewing ala Jepang hanya mengandalkan sirkulasi air, tanpa mengaduk bubuk kopi.
Profil rasa Amerika yang berbeda sering kali menampilkan biji panggang berukuran sedang hingga gelap, menghasilkan perpaduan antara rasa yang kaya, rasa pahit yang ringan, dan rasa manis. Biasanya digiling hingga konsistensi sedang, biji kopi ini diseduh pada suhu berkisar antara 80 hingga 85 derajat Celcius, dengan kecepatan penyeduhan sedang.
Bagi mereka yang mendalami pembuatan kopi ala Amerika, prosesnya relatif mudah. Bubuk kopi yang digiling halus, mirip dengan espresso ala Italia, dipadukan dengan air yang dipanaskan hingga sekitar 90 derajat Celcius.
Setelah dikukus, air dituangkan perlahan dengan gerakan memutar. Setelah air ditambahkan, sendok kayu atau bilah bambu digunakan untuk mengaduk campuran dengan lembut, menggunakan berbagai teknik seperti gerakan maju-mundur atau memutar.
Beberapa faktor kunci mempengaruhi ekstraksi dalam pembuatan kopi.
- Pertama, kekasaran gilingan mempengaruhi laju ekstraksi, sedangkan gilingan yang lebih halus menghasilkan laju ekstraksi yang lebih tinggi.
- Kedua, waktu pembuatan berdampak langsung pada ekstraksi, dengan durasi yang lebih lama menghasilkan tingkat ekstraksi yang lebih tinggi.
- Ketiga, pengadukan meningkatkan ekstraksi dengan memasukkan kekuatan eksternal. Terakhir, suhu air bervariasi tergantung pada derajat pemanggangan biji, mempengaruhi ekstraksi rasa.
Saat menggunakan metode pengadukan, penting untuk mencapai keseimbangan. Meskipun pengadukan meningkatkan pelepasan zat aromatik, pengadukan yang berlebihan dapat menyebabkan rasa yang tidak diinginkan. Kontrol yang cermat terhadap intensitas dan durasi pengadukan sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.
Intinya, baik menyeduh dengan panci Amerika atau memilih metode penyeduhan tangan, menguasai nuansa ekstraksi adalah kunci untuk membuat secangkir kopi yang sempurna.
Misalnya, di Jepang, perhatian yang cermat terhadap detail dan penekanan pada kesederhanaan sering kali diterjemahkan menjadi metode pembuatan yang mengutamakan presisi dan kemurnian rasa. Sebaliknya, budaya kopi Amerika cenderung merayakan keberanian dan kekokohan, sehingga menghasilkan preferensi terhadap minuman yang lebih kuat dan intens.
Nuansa budaya ini tidak hanya berdampak pada teknik penyeduhan tetapi juga berkontribusi pada beragam rasa dan gaya yang ditemukan pada kopi di seluruh dunia. Memahami dan menghargai perbedaan budaya ini dapat menambah kedalaman dan kekayaan pengalaman minum kopi.