Tanaman Hidroponik
Hidroponik adalah budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media.
Pada intinya, akar tanaman langsung meresap ke dalam larutan unsur hara yang menggantikan tanah.
Dan menyediakan air, unsur hara, oksigen, dan faktor pertumbuhan lainnya bagi tanaman sehingga dapat tumbuh dengan baik. Di dalam tanah, bahan organik diubah oleh penguraian mikroorganisme tanah dan hewan menjadi unsur hara mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Air di dalam tanah melarutkan nutrisi mineral ini (biasanya dalam bentuk ionik), sehingga tersedia untuk diserap oleh akar tanaman.
Agar tanaman memperoleh nutrisi yang seimbang, berbagai zat yang ada di dalam tanah harus dalam proporsi yang optimal, tetapi sayangnya, tanah seperti itu jarang terjadi di alam. Setelah mengadopsi hidroponik, tanaman dapat menyerap nutrisi dan air langsung dari larutan nutrisi melalui akarnya, dan seseorang dapat mencampurkan larutan nutrisi seimbang secara manual untuk mencapai pola makan tanaman yang seimbang. Ini jelas jauh lebih mudah daripada mencari tanah.
Karena larutan ini terkandung dalam wadah, maka dapat didaur ulang dan tidak akan mengalir ke dalam tanah serta berdampak pada lingkungan, sehingga aman, andal, dan berkelanjutan.
Teknik hidroponik yang umum adalah sebagai berikut:
1. Teknik Aliran Dalam (DFT):
Metode hidroponik yang menggunakan air sebagai media untuk memberikan nutrisi pada tanaman dengan memberikan nutrisi berupa kolam.
Keuntungan DFT adalah sebagai berikut:
A. Budidaya gantung
Tanaman digantung pada pelat tanam, sebagian sistem perakaran dimasukkan ke dalam larutan nutrisi, dan sebagian sistem perakaran diangin-anginkan pada ruang antara permukaan larutan nutrisi dengan pelat tanam, yang bersifat setengah hidroponik dan setengah aeroponik, dan lebih mudah untuk menyelesaikan kontradiksi air dan udara pada sistem akar.
B. Lapisan cairnya dalam
Sistem akar meluas ke lapisan cair yang lebih dalam, dan satu tanaman menempati lebih banyak volume cairan. Karena volume cairan yang lebih banyak dan lebih dalam, konsentrasi larutan nutrisi (termasuk total garam dan nutrisi), oksigen terlarut, pH, suhu dan air tidak mudah berubah secara drastis, sehingga menyediakan lingkungan pertumbuhan yang lebih stabil untuk sistem akar. Inilah keuntungan luar biasa dari hidroponik cair dalam.
C. Cocok untuk budidaya berbagai macam tanaman
Selain tanaman umbi-umbian, hampir semua buah-buahan dan sayur-sayuran serta sayur-sayuran berdaun dapat dibudidayakan.
2. Teknik Film Nutrisi (NFT):
Sebagian besar diterapkan pada pabrik tanaman baru yang telah selesai dibangun, pabrik tanaman terbesar di dunia yang dibangun oleh CSCS pada tahun 2016 menggunakan perangkat budidaya modular baru untuk mewujudkan penanaman NFT tiga dimensi.
Keuntungan :
A. Investasi rendah dalam fasilitas, konstruksi mudah dan nyaman. Tangki tanam NFT terbuat dari plastik ringan atau disambung dengan ubin bergelombang, struktur fasilitasnya ringan dan sederhana, mudah dipasang, mudah dibongkar, dan biaya investasi rendah.
B. Pasokan cairan terputus-putus, lapisan cairan dangkal dan mengalir. Lapisan cairan hara dangkal, akar tanaman sebagian terendam dalam cairan hara dangkal dan sebagian terkena kelembapan di tangki tanam, dan cairan hara di lapisan dangkal bersirkulasi dan mengalir, yang dapat memenuhi kebutuhan respirasi akar dengan lebih baik.
C. Sangat mudah untuk mewujudkan manajemen otomatis proses produksi.
3. Teknik Aeroponik :
Teknologi budidaya tak dinodai yang menggunakan larutan nutrisi yang disaring dan diolah di bawah tekanan untuk mengatomisasi larutan nutrisi menjadi tetesan halus melalui alat semprot atomisasi dan menyemprotkannya langsung
ke sistem perakaran tanaman untuk menyediakan air dan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Keuntungannya sebagai berikut:
A. Permasalahan suplai oksigen pada sistem perakaran dapat teratasi dengan baik, dan hampir tidak ada fenomena buruknya pertumbuhan akibat kekurangan oksigen pada sistem perakaran.
B. Pemanfaatan unsur hara dan air yang tinggi, penyediaan unsur hara yang cepat dan efektif.
C. Mudah diwujudkan secara tiga dimensi, dapat memanfaatkan sepenuhnya ruang di rumah kaca, serta meningkatkan jumlah tanam dan hasil per satuan luas. Pemanfaatan ruang rumah kaca 2 hingga 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya rumah susun tradisional.
D. Mudah untuk mewujudkan otomatisasi manajemen budidaya.
Masing-masing teknologi mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan semuanya memiliki jumlah penerapan praktis dalam produksi yang relatif besar. Ada beberapa varian dari masing-masing metode, namun sebagian besar sama.