Keamanan Pantai
Menjelang liburan musim panas, keluarga dengan penuh semangat untuk merencanakan perjalanan ke pantai.
Di tengah kegembiraan, penting untuk tidak mengabaikan keamanan pantai.
Bradley Malone, seorang ahli medis dari Universitas Harvard yang pernah bekerja sebagai penjaga pantai, mulai tertarik dengan fenomena “mati lemas pasir” pada musim panas tahun 1998.
Penelitiannya, yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, yang menekankan bahwa bahaya pantai tidak hanya disebabkan oleh gelombang dan hiu, tetapi juga kecelakaan yang berhubungan dengan pasir. Malone percaya bahwa pada umumnya, masyarakat lebih khawatir terhadap ancaman gelombang raksasa atau serangan hiu di pantai, sementara kecelakaan yang melibatkan pasir tercekik sering kali terabaikan, dan perhatian terfokus pada serangan hiu.
Mari kita selidiki bagaimana “pasir” dapat menimbulkan bahaya. Setelah pembahasan mengenai mati lemas pasir, akan ada lebih banyak informasi tentang keadaan apa yang dapat menyebabkan keruntuhan pasir. Setiap orang harus tahu bahwa jika pasir kering menempel pada pakaian, pasir tersebut akan mudah terkelupas hanya dengan beberapa kali jentikan. Namun, pasir basah yang menempel pada pakaian tidak mudah dihilangkan.
Bagi mereka yang bermain pasir di pantai, penting untuk memahami hal ini: ketika pasir kering dan kekurangan air, ada udara di antara butirannya, sehingga longgar dan mudah bagi orang untuk bergerak. Namun, ketika pasir bertemu dengan air, dinamikanya berubah. Air mengisi celah di antara butiran pasir, menghilangkan ruang lepas, dan orang yang terkubur
di dalam pasir merasakan gaya tekan seolah-olah pasir “menyedot” mereka ke dalam.
Yang menakutkan, saat air pasang atau surut, pergerakan air laut memberikan tekanan yang cukup besar terhadap pasir pantai. Di bawah tekanan ini, pasir terdorong, sehingga dapat menyebabkan pasir di bawah tenggelam sementara pasir
di sekitarnya mengisi kekosongan, yang menyebabkan jebakan lebih dalam.
Sangat penting untuk mencegah pasir runtuh saat mengunjungi pantai. Seperti disebutkan sebelumnya, Profesor Malone dari Harvard Medical School menyatakan dalam laporannya: Menurut statistik sejak tahun 1985, setidaknya 30 anak muda di negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Selandia Baru telah meninggal karena dikubur hidup-hidup di lubang pasir di pantai dalam 20 tahun terakhir. Kecepatan runtuhnya pasir di lubang pasir sungguh mencengangkan. Biasanya, korban dikuburkan dengan cepat seluruhnya, dengan “dinding pasir” yang runtuh membuat lubang menjadi rata, sehingga sulit untuk menemukan korban yang terkubur.
Dalam beberapa tahun terakhir, ada laporan berita tentang keruntuhan pasir pantai serupa. Menurut Departemen Kepolisian Kota Lincoln di Oregon, keruntuhan sering terjadi di pantai-pantai yang beriklim lebih kering.
Karena cuaca kering, bukit pasir dan patung pasir menjadi rapuh. Mereka telah mendidik pengunjung pesisir mengenai pencegahan kecelakaan, termasuk peringatan tentang gelombang tinggi dan air pasang. Setelah menyadari bahaya runtuhnya pasir, polisi dan pemadam kebakaran telah menyatakan bahwa mereka akan meningkatkan peringatan dan tindakan penyelamatan darurat untuk insiden seperti itu.
Harap jangan menggali terowongan di pantai. Di pantai California, Matt yang berusia 17 tahun dan teman-temannya sedang menggali terowongan sedalam 5 hingga 7 kaki ketika sebuah kecelakaan terjadi ketika Matt berusaha menghubungkan terowongan tersebut dengan teman-temannya. Pasir di atas tiba-tiba runtuh, mengubur Matt di bawahnya.
Para saksi bergegas ke tempat kejadian, dengan panik menggali pasir. Tak lama kemudian, petugas pemadam kebakaran pantai, penjaga pantai, dan wisatawan yang peduli bergabung dalam upaya penyelamatan. Butuh waktu 30 menit sebelum Matt ditarik keluar, tidak sadarkan diri. Dia berhasil diselamatkan melalui prosedur darurat dan untungnya tidak mengalami cedera serius.
Harap hindari menggali di dekat patung pasir. Di pantai, beberapa patung pasir dilindungi, dan pengunjung hanya dapat mengaguminya dari kejauhan. Namun, di sebagian besar pantai, beberapa patung pasir besar dibuka untuk diamati dari dekat, dan pengunjung, yang berfokus pada kesenangan dan estetika, dapat bermain-main dengan patung tersebut tanpa menyadari potensi bahayanya, terutama di bawah terik matahari saat patung pasir rapuh.
Di North Carolina, seorang seniman patung pasir terkenal mencoba menggali terowongan pasir di Pantai Cape Hatteras. Dia sebelumnya telah menggali dua lubang sedalam enam kaki dan berharap terowongan baru akan menghubungkan keduanya. Namun, selama penggaliannya, patung pasir rapuh itu tiba-tiba runtuh, secara tragis menguburnya hidup-hidup.
Saat menikmati nikmatnya pantai, seringkali kita mengabaikan bahaya yang ditimbulkan oleh pasir. Dari reruntuhan pasir hingga terowongan di dekat patung pasir, terdapat potensi bahaya keselamatan. Oleh karena itu, kita perlu tetap waspada, menghindari menggali lubang atau terowongan yang dalam di dekat tumpukan pasir, dan tidak terlalu dekat dengan karya patung pasir. Dengan meningkatkan kesadaran akan keamanan pantai, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan orang lain dengan lebih baik, dan dapat memastikan waktu liburan semua orang dapat berjalan nyaman dan aman.