Subway vs. Light Rail
Pertarungan untuk dominasi dalam transportasi perkotaan telah memacu kemajuan dua sistem utama: Subway dan Light Rail.
Kota-kota besar di seluruh dunia sering kali memiliki kedua sistem ini, namun apa yang membuat keduanya berbeda?
Mari kita eksplorasi perbedaan antara Light Rail dan Subway.
Subway vs. Light Rail: Mengungkap Perbedaan
Ada beberapa kesalahpahaman tentang perbedaan antara Light Rail dan Subway. Beberapa orang secara keliru percaya bahwa transportasi rel di bawah tanah disebut subway, sementara yang di atas tanah disebut light rail. Ada juga pandangan bahwa light rail menggunakan rel baja yang lebih ringan, sementara subway menggunakan rel yang lebih berat. Namun, perbedaan utamanya sebenarnya terletak pada hal lain.
Baik light rail maupun subway dapat dibangun di bawah tanah, di permukaan tanah, atau di atas viaduk. Meskipun rel subway umumnya lebih berat daripada rel light rail, kedua sistem ini menggunakan rel baja berat untuk meningkatkan stabilitas jalur, mengurangi pemeliharaan, memperluas penampang untuk aliran penumpang, dan mengurangi arus liar.
Keunggulan Subway: Mengatasi Kapasitas yang Lebih Tinggi
Subway, yang sering disebut sebagai kereta bawah tanah, biasanya digunakan untuk mengatasi kepadatan penduduk yang tinggi di kota-kota besar. Sistem ini mampu menangani kapasitas yang lebih besar karena jalurnya terletak di bawah tanah, memungkinkan penumpang untuk bergerak dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain tanpa terhambat oleh lalu lintas permukaan.
Keuntungan lain dari sistem subway adalah waktu perjalanan yang lebih cepat dan konsistensi jadwal. Dengan jalur yang terisolasi dari gangguan lalu lintas di permukaan, kereta bawah tanah cenderung memiliki keandalan yang lebih tinggi dalam mematuhi jadwal keberangkatan.
Keunggulan Light Rail: Lebih Ringan dan Fleksibel
Di sisi lain, light rail, yang sering disebut sebagai tram atau kereta ringan, adalah sistem transportasi rel yang lebih ringan dan fleksibel. Light rail biasanya beroperasi di permukaan tanah atau di atas viaduk, menjadikannya lebih mudah dan lebih murah untuk dibangun daripada subway yang memerlukan penggalian dan konstruksi bawah tanah yang kompleks.
Salah satu keunggulan light rail adalah fleksibilitasnya dalam menanggapi perubahan kebutuhan transportasi. Dengan rel yang dapat menyesuaikan diri dengan medan yang berbeda, light rail dapat dikembangkan lebih cepat dan disesuaikan dengan rute yang berbeda sesuai dengan kebutuhan kota tertentu.
Meskipun light rail dan subway memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal konstruksi dan pengoperasian, keduanya memiliki peran penting dalam transportasi perkotaan. Penggunaan yang tepat dari masing-masing sistem tergantung pada kebutuhan dan karakteristik kota tertentu.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antara light rail dan subway, diharapkan kota-kota di seluruh dunia dapat mengembangkan sistem transportasi yang lebih efisien, terjangkau, dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk perkotaan modern.