Jus: Manfaat dan Risiko
Pada bulan Mei 2017, American Academy of Pediatrics mengeluarkan pernyataan kebijakan terbaru.
Mengenai konsumsi jus buah oleh bayi, anak-anak, dan remaja.
Berbeda dengan rekomendasi sebelumnya, pernyataan baru ini mengadopsi sikap yang lebih hati-hati dan membatasi jumlah konsumsi jus. Di sini, jus buah mengacu pada 100% jus murni, sedangkan minuman yang mengandung bahan tambahan bahkan kurang dianjurkan karena kurangnya nilai gizinya.
Apa yang ada di dalam jus buah?
Jus buah, cairan yang diekstrak dari buah-buahan dengan ampasnya dibuang, terutama terdiri dari air dan karbohidrat seperti sukrosa, fruktosa, glukosa, dan sorbitol. Dibandingkan susu formula, jus buah memiliki kandungan karbohidrat lebih tinggi, sekitar 1,2 hingga 2,1 kali lipat dari susu formula.
Selain itu, jus mengandung mineral dan vitamin, dan beberapa jus kaya akan ion kalium, vitamin A, dan vitamin C. Namun, kandungan proteinnya minimal, dan jus tidak mengandung lemak atau kolesterol. Selain itu, kecuali ampasnya sengaja disimpan, jus yang disaring hanya mengandung sedikit serat.
Manfaat jus
Kehadiran vitamin C dan flavonoid dalam jus buah dapat mengurangi risiko kanker dan penyakit jantung, sehingga memberikan manfaat kesehatan jangka panjang. Selain itu, jus berfungsi sebagai sumber hidrasi, dan vitamin C memfasilitasi penyerapan zat besi dari makanan pendamping. Oleh karena itu, dokter anak secara historis merekomendasikan konsumsi jus saat mengenalkan makanan pendamping ASI pada bayi. Untuk meringankan sembelit, dokter mungkin menyarankan jus yang tinggi kandungan sorbitol, seperti jus buah persik atau pir. Jus yang tersedia secara komersial juga dapat diperkaya dengan kalsium dan vitamin D, memberikan nutrisi penting.
Dampak Negatif jus
Karena rasanya yang enak, anak-anak sering kali mengonsumsi jus buah secara berlebihan tanpa batasan orang tua, karena kesalahpahaman umum mengenai nilai gizinya yang tinggi. Namun, komunitas medis semakin menyadari beberapa kelemahan yang terkait dengan konsumsi jus.
Asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan kelebihan kalori dan obesitas. Selain itu, jus dapat menurunkan nafsu makan anak terhadap makanan lain sehingga menyebabkan kekurangan nutrisi. Sisa jus di mulut dapat menyebabkan kerusakan gigi yang parah. Selain itu, kelebihan gula dalam jus mungkin tidak terserap sepenuhnya di usus kecil, menyebabkan diare, kembung, atau sakit perut, sebuah fenomena yang tidak jarang terjadi dalam praktik klinis.
Jus tidak setara dengan buah utuh
Kulit buah yang terkena sinar matahari yang cukup seringkali mengandung berbagai pigmen seperti karotenoid, flavonoid, antosianin, dll. Apel, anggur, persik, plum, blueberry, stroberi, dll, jika dikonsumsi bersama kulitnya, memberikan nutrisi antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Tidak seperti buah utuh, jus tidak memiliki komponen kaya nutrisi yang ditemukan di kulitnya.
Daging buah kaya akan serat makanan, meningkatkan rasa kenyang untuk mencegah asupan kalori berlebihan dan memperlancar buang air besar secara teratur untuk mencegah sembelit. Selain itu, dapat menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi risiko kanker kolorektal di masa depan. Misalnya, secangkir jus apel berukuran 240cc memerlukan sekitar
3–4 buah apel untuk dibuat jus, sehingga mengakibatkan hilangnya 12-15 gram serat makanan selama proses pembuatan jus.
Jus mempunyai beberapa potensi risiko
Selain memastikan kebersihan selama proses pembuatan jus buah segar, kehati-hatian juga harus dilakukan saat membeli jus yang tersedia secara komersial untuk memastikan jus tersebut telah dipasteurisasi (yang sebagian besar merupakan produk jus buah segar). Jus yang tidak dipasteurisasi mungkin mengandung Escherichia coli, Salmonella, atau Cryptosporidium, yang menyebabkan penyakit parah pada anak-anak.
Beberapa orang tua khawatir jus jeruk menyebabkan alergi. Namun, ruam merah kecil di sekitar mulut setelah bayi mengonsumsi jus disebabkan oleh iritasi asam, sedangkan diare disebabkan oleh penyerapan gula yang buruk, juga bukan karena reaksi alergi. Alergi buah jeruk jarang terjadi pada bayi dan anak kecil.
Kesimpulan
Buah-buahan merupakan bagian yang sangat diperlukan dalam makanan sehari-hari, dan jika memungkinkan, kita harus mendorong anak-anak untuk mengonsumsi buah utuh. Jika jus murni ingin menggantikan asupan buah-buahan, maka jumlahnya harus dibatasi, karena konsumsi yang tidak dibatasi dapat menyebabkan efek buruk.