Air laut
Air laut merupakan zat menarik dengan banyak sifat yang menjadikannya penting bagi kehidupan di bumi.
Airlah yang membentuk samudra dan lautan di dunia, dan menutupi lebih dari 70% permukaan bumi.
Air laut merupakan campuran kompleks air, garam, mineral, dan zat lain yang penting bagi kehidupan. Salah satu hal yang paling menarik tentang air laut adalah air laut merupakan mineral cair. Laut ini mengandung rata-rata 35,7 juta ton mineral per kilometer kubik air laut, jauh lebih banyak daripada jumlah mineral yang ditemukan di sumber air tawar. Faktanya,
80% dari lebih dari 100 unsur yang diketahui di dunia dapat ditemukan di air laut. Mineral-mineral ini penting bagi kesehatan dan pertumbuhan banyak organisme laut, dan juga mempunyai kegunaan industri dan ekonomi yang penting.
Air laut juga merupakan sumber air tawar di darat dan pengatur iklim. Setiap tahunnya, 4,5 juta kilometer kubik air tawar menguap dari lautan di dunia, dan 90% diantaranya kembali ke laut melalui curah hujan. 10% sisanya berubah menjadi hujan dan salju yang jatuh ke bumi, dan kemudian kembali ke laut melalui sungai. Proses penguapan dan presipitasi ini merupakan komponen penting dari siklus air bumi, yang membantu mengatur iklim planet.
Namun, meskipun air laut melimpah, akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan besar di banyak belahan dunia.
Di sinilah teknologi desalinasi berperan. Desalinasi adalah proses menghilangkan garam dan mineral lainnya dari air laut, sehingga aman dan dapat digunakan untuk konsumsi manusia. Ketika lingkungan ekologis memburuk, cara terakhir bagi manusia untuk mengatasi kekurangan air kemungkinan besar adalah desalinasi air laut. Teknologi desalinasi sedang berkembang menjadi sebuah industri, dan memiliki potensi untuk menyediakan sumber air bersih yang berkelanjutan bagi masyarakat di seluruh dunia.
Warna biru air laut merupakan aspek menarik lainnya dari zat ini. Sifat sinar matahari adalah gelombang elektromagnetik, dan cahaya tampak terdiri dari tujuh warna yaitu merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Ketika sinar matahari menyinari air laut, cahaya merah memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan kemampuan penetrasi yang lebih rendah, serta paling mudah diserap oleh air laut dan makhluk laut. Cahaya biru atau ungu tidak mudah diserap oleh air laut dan sinar matahari, serta memiliki daya tembus yang lebih kuat.
Pada saat yang sama, cahaya biru juga mudah dipantulkan kembali oleh air laut atau makhluk laut. Air laut memantulkan cahaya biru dan menyerap warna cahaya lainnya, itulah sebabnya air laut tampak berwarna biru di mata manusia. Namun, ini hanya berlaku untuk air pada kedalaman tertentu.
Jika airnya tidak cukup dalam, maka warna cahaya lainnya tidak akan mampu diserap. Di perairan atau ombak yang lebih dangkal, warna biru mungkin tidak begitu terlihat. Penetrasi cahaya juga terbatas, cahaya hanya dapat menembus hingga sekitar 200 meter, di luar itu tidak akan ada cahaya terang. Universitas California, Santa Barbara (UCSB) memiliki halaman tentang ilmu warna laut yang menjelaskan bahwa lautan tampak biru karena spektrum serapannya, bukan hamburan (Rayleigh).
Pada daerah tampak, daerah dengan panjang gelombang panjang (cahaya merah dan oranye) paling banyak diserap, diikuti oleh panjang gelombang sedang yaitu cahaya kuning dan hijau. Cahaya biru dan ungu dengan panjang gelombang pendek paling sedikit diserap. Hal ini juga menjelaskan mengapa air yang sangat murni dan tidak mengandung partikel apapun akan menunjukkan warna biru tua.