Dilema Industri Perikanan
Laut memiliki berbagai sumber daya yang kaya, selain berbagai mineral, ada banyak sumber daya ikan. Semua jenis produk perairan sangat beragam dan memiliki ciri khasnya masing-masing. Dengan perkembangan teknologi penangkapan ikan yang berkelanjutan, semakin banyak produk akuatik yang dikirim ke meja makan di rumah.
Selain memberikan rasa segar bagi masyarakat, mereka juga dapat memberikan berbagai Nutrisi. Namun, ketika permintaan meningkat dan pasokan meningkat, jumlah produk di laut berkurang, dan beberapa kapal penangkap ikan komersial tidak melakukan pembangunan berkelanjutan, sehingga industri perikanan sekarang menghadapi beberapa kesulitan.
Orang-orang di daerah pesisir mungkin sering makan berbagai produk air, yang relatif murah karena kelimpahan dan keunggulan geografisnya. Di daerah pedalaman yang jauh dari laut, meskipun harga produk air relatif mahal, jika Anda suka makan, Anda semakin sering membelinya. Singkatnya, harga produk akuatik umum masih dalam kisaran yang dapat diterima. Namun, organisasi PBB memperkirakan harga makanan laut akan naik hampir seperempat selama 10 tahun ke depan. Ya, selain alasan peningkatan taraf ekonomi, ada alasan lain terutama internal industri perikanan.
Kehidupan memancing dan berburu manusia sejak zaman dahulu telah digantikan oleh produksi perikanan industri skala besar saat ini. Dalam prosesnya, manusia menuntut lebih dan lebih dari laut. Ketika tuntutan manusia melebihi batas yang dapat ditampung oleh laut, sumber daya perikanan laut mulai menyusut secara bertahap, dan akhirnya menuju kepunahan. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dunia, produksi perikanan dunia berkembang pesat, dan banyak daerah yang mengalami penangkapan ikan yang berlebihan.
Anda dapat melihat contoh ini, yang dapat sepenuhnya menggambarkan konsekuensi sosial dan ekonomi yang serius dari penangkapan ikan yang berlebihan. Pada tahun 1992, industri perikanan di Newfoundland, Kanada, runtuh total. Nelayan tidak menangkap satu ikan pun selama musim penangkapan. Ini adalah hasil dari departemen perikanan setempat melakukan penangkapan ikan yang berlebihan. Situasi ini menyebabkan 40.000 orang kehilangan pekerjaan dan perekonomian seluruh wilayah menurun.
Organisme yang ditangkap secara berlebihan dapat menyebabkan masalah. Spesies Ikan yang memakan hewan lain dan ditangkap secara berlebihan kemungkinan besar akan mati kelaparan. Hilangnya satu atau kedua spesies ikan dalam rantai makanan mengganggu seluruh rantai makanan dan menghambat aliran energi normal.
Selain penangkapan ikan yang berlebihan, penangkapan ikan yang tidak bermoral juga merupakan masalah yang sangat serius. Perikanan modern sangat terspesialisasi, dengan satu atau dua "spesies target" per penangkapan, tetapi banyak spesies yang awalnya tidak ditargetkan ditangkap bersama, dan kebanyakan mati selama proses pemilahan. Terkadang organisme lain ini menghasilkan lebih dari 80 persen tangkapan.
Hal lain yang perlu ditekankan adalah masalah polusi. Dengan perkembangan ekonomi global yang pesat dan peningkatan populasi pesisir, masalah pencemaran air menjadi semakin menonjol, yang secara serius membatasi pembangunan berkelanjutan perikanan berbasis air. Di daerah pedalaman, kualitas air dari beberapa danau dan sungai telah memburuk, dan eutrofikasi menjadi serius, yang mengakibatkan kematian serius pada budidaya ikan.
Tanpa laut, manusia juga kehilangan penolong yang baik untuk menjaga keseimbangan ekologi. Jika manusia terus menangkap ikan secara berlebihan dan mengganggu keseimbangan ekologi, maka korban selanjutnya adalah manusia itu sendiri. Manusia dan kehidupan laut adalah setara, dan melindungi laut bukanlah pilihan, tetapi tanggung jawab yang diperlukan.