Pembuatan Croissant
Croissant sangat mirip dengan croissant. Banyak orang mengira ini adalah pastry yang sama, tetapi masih ada perbedaan antara kedua jenis roti tersebut. Perbedaan bahan: croissant dibuat dengan minyak sayur; croissant dibuat dengan mentega asli. Perbedaan penampilan: croissant umumnya dibuat dalam bentuk tanduk; croissant umumnya dibuat dalam bentuk tanduk domba. Metode produksi yang berbeda: croissant dibuat dengan tepung, mentega, gula, telur dan ragi; croissant dibuat dengan ragi kering, tepung gluten tinggi, air hangat, garam, telur, gula, mentega, dan susu.
Cara pembuatan croissant juga relatif sederhana, langkah-langkah spesifiknya adalah sebagai berikut: Siapkan air bersih terlebih dahulu, tambahkan es batu hingga dingin sekitar 10 derajat Celcius. Timbang 500g tepung terigu dalam baskom, tambahkan garam, gula, telur, mentega lunak (panaskan dalam microwave selama 30 detik), dan aduk rata. Timbang 20g bubuk ragi, tambahkan 100g air murni pada air dengan suhu 10 derajat Celcius, dan aduk hingga larut. Gali lubang yang dalam di tepung campuran, tuangkan cairan ragi, dan aduk untuk menyerapnya sepenuhnya. Kemudian tuangkan setengah (110g) air murni dengan suhu 10 derajat Celcius dan aduk rata. Tuang sisa air sambil diaduk sampai air benar-benar terserap oleh tepung.
Terus menguleni sampai adonan menjadi lembut dan halus. Masukkan adonan ke dalam mangkuk, tutup dengan kain yang sedikit lembab, dan masukkan ke dalam lemari es hingga dingin selama 1 jam. Keluarkan mentega yang didinginkan dari lemari es, letakkan di antara dua lembar kertas oven, dan gulung perlahan dengan rolling pin untuk melunakkan mentega. Kemudian gulung mentega yang diapit di antara kertas oven secara kasar menjadi persegi panjang.
Keluarkan adonan dari lemari es dan gulung persegi panjang dengan rasio panjang dan lebar 2:1. Pipihkan mentega menjadi persegi panjang 1/2 ukuran adonan, lalu oleskan di atas adonan, lipat separuh adonan lainnya dan tutupi dengan mentega. Gulung adonan lagi, dan gulung hingga berbentuk persegi panjang dengan rasio panjang-lebar 3:1. Bagi adonan menjadi 3 bagian yang sama: Lipat alikuot pertama di atas alikuot ke-2. Gunakan sikat kecil untuk menyikat tepung yang berlebih pada adonan, lalu lipat bagian ketiga yang sama dari bagian pertama. Tutup adonan dengan cling film. Keluarkan adonan dari lemari es dan lakukan lagi sesuai cara sebelumnya, tetap lipat menjadi 3 bagian yang sama dan masukkan ke dalam lemari es selama 1 jam. Ulangi prosedur di atas untuk terakhir kalinya, lipat 3 bagian yang sama dan masukkan ke dalam lemari es selama 1 jam. Keluarkan adonan dari lemari es, dan gunakan rolling pin untuk menggulung adonan menjadi persegi panjang tipis dengan ketebalan 0,3 cm dan perbandingan panjang dan lebar 4:1.
Potong sudut crust persegi panjang ke sudut kanan dan lipat sisi panjang menjadi dua. Setelah dibuka, potong adonan menjadi 2 bagian yang sama di sepanjang lipatan. Tumpuk dua adonan tipis, potong adonan menjadi beberapa segitiga sama kaki secara merata dengan pisau panjang, dan potong menjadi persegi panjang dengan satu pisau di awal. Kemudian gulung setiap segitiga sama kaki dari bawah ke atas untuk membentuk croissant, dan letakkan adonan croissant di atas rak kawat yang dialasi kertas oven. Tempatkan loyang di bagian bawah oven dan panaskan oven hingga 180 derajat. Pada saat yang sama, oleskan campuran telur kocok pada adonan fermentasi. Sebelum memasukkan adonan ke dalam oven, tuangkan 50 ml air (di luar resep) ke dalam loyang yang sudah dipanaskan sebelumnya (metode waterbath) dan panggang selama 25 menit. Setelah croissant keluar dari oven, biarkan dingin secara alami di atas panggangan lain. Tekstur croissant relatif lembut, jadi biasanya tidak masalah untuk membiarkannya selama 2 hingga 3 hari. Seiring waktu, rasanya akan menjadi keras dan akan kehilangan rasa aslinya yang agak lengket, jadi disarankan untuk segera memakannya. Untuk croissant, dapat dibiarkan pada suhu kamar selama dua hingga tiga hari.