Seni Merangkai Bunga
Kini, rumah menjadi tempat yang paling sering kamu temui setiap hari selama psysical distancing ini. Tak jarang, rasa jenuh dan bosan menghampiri saat aktivitas dilakukan #DiRumahAja apalagi melihat suasana rumah yang begitu-begitu saja, tanpa hiasan. Bikin suasana jadi suram.
Mungkin ini waktu yang tepat untuk kamu perlu mempercantik ruangan di rumah dengan sesuatu yang segar dan indah, seperti melakukan seni merangkai bunga.
Dengan seni merangkai bunga, kamu nggak hanya mempercantik ruangan di rumah tapi juga bisa merasakan kesegaran yang alami dan membuat suasana hati jauh lebih rileks kala harus #DiRumahAja.
Seni merangkai bunga dengan gaya khas Indonesia perlu terus dikembangkan. Selain bisa menciptakan lapangan kerja bagi perangkai bunga, seni merangkai bunga juga bisa menjadi daya tarik wisata.
Laretna T Adhisakti, selaku anggota tim artistik perhimpunan penggemar rangkaian bunga Mayasari Indonesia mengatakan, Jepang memiliki seni merangkai bunga atau ikebana yang dikenal seluruh dunia.
"Di negara tersebut, ikebana berkembang sedemikian rupa sehingga memiliki nilai ekonomi yang besar. Selain hasil rangkaian bunganya yang bisa dijual, d i sana juga bermunculan tempat-tempat kursus ikebana yang sangat diminati wisatawan asing," katanya, Kamis (26/11).
Melihat potensi yang ada di Indonesia, lanjut dia, seni merangkai bunga gaya Indonesia mestinya juga bisa dikembangkan. Sebab selain kaya dengan aneka jenis flora, Indonesia juga memiliki akar tradisi merangkai bunga yang antara lain terlihat dari rangkaian bunga dan buah yang kerap dipakai dalam upacara adat di Jawa dan Bali.
Menurut Laretna, di dunia setidaknya ada dua gaya merangkai bunga yang dominan yakni gaya barat (Eropa) dan gaya Jepang. Dalam gaya barat, bunga dirangkai memenuhi semua sudut ruang vas sehingga hasilnya bisa dilihat dari berbagai arah.
Sedangkan dalam gaya Jepang, bunga dirangkai dengan mempertimbangkan sudut tertentu. "Dari dua gaya tersebut, kami dari Mayasari Indonesia kemudian berupaya mencari rangkaian bunga gaya Indonesia," ujarnya.
Perhimpunan penggemar rangkaian bunga Mayasari Indonesia yang berdiri sejak 1967 akhirnya menemukan gaya tersebut dengan berangkat dari pola rangkaian kembar mayang di Jawa serta cane di Bali. Baik kembar mayang maupun cane dibuat dari rangkaian janur yang dihiasi dengan aneka bunga dan buah.
Pola kembar mayang dan cane tersebut terus dikembangkan hingga menghasilkan rangkaian bunga Mayasari Indonesia.
Hasil rangkaian bunga yang tidak pernah lepas dari janur ini pernah dipamerkan di Kerajaan Monaco, Perancis, Filiphina, Jepang hingga Amerika Serikat.
Agar lebih memasyarakat, rangkaian bunga tersebut akan dipamerkan di Hotel Mustokoweni Yogyakarta pada Minggu (29/11) mendatang.
Laretna menambahkan, sampai saat ini seni membuat kembar mayang dan cane masih eksis.
Namun seni tersebut perlu terus dikembangkan bersama dengan pengembangan rangakaian bunga gaya Indonesia. "Jika terus dikembangkan, seni merangkai bunga semacam ini akan bisa menjadi daya tarik wisata seperti di Jepang," tuturnya.
Secara singkat, seni merangkai bunga yang simpel tapi elegan memiliki daya tarik yang tinggi dan tetap harus dikembangkan. Selain sendiri bisa praktikkan untuk merangkai bunga tetapi pemerintah juga bisa mendorong perkembangan seni merangkai bunga di seluruh masyarakat.