Larangan Penggunaan Bulu Binatang
Belakangan ini, California di Amerika Serikat mengikuti jejak New York sebagai kota pertama yang melarang produk bulu.
Ini menjadikannya negara bagian pertama di Amerika Serikat yang mengesahkan larangan tersebut.
Undang-undang yang mulai berlaku pada tahun 2023, akan mencegah penduduk negara bagian tersebut dari membuat atau menjual pakaian, sepatu, atau tas tangan yang menggunakan bulu. Larangan ini dimaksudkan untuk mengurangi kontribusi "pertunjukan" terhadap bagian ilegal industri bulu, yang umumnya terbatas pada bulu tertentu seperti kulit kelinci, kulit anjing, kulit kucing, dan kulit domba.
Produk bulu yang benar-benar ditolak oleh masyarakat saat ini adalah bulu binatang liar, termasuk mink, rubah, sable, musang, harimau, dan lainnya. Harga bulu yang terus meningkat telah membuat laba menjadi bagian terbesar dari kejahatan ini. Terutama pada bulu, kepentingan utama bukanlah "imitasi," karena banyak orang mencari aspek "pamer" yang langsung meningkatkan permintaan pasar bulu. Pada masa lalu, manusia hanya menggunakan bulu untuk tujuan fungsional, yaitu untuk melawan dingin, tanpa memikirkan konsep pakaian.
Namun, seiring berjalannya waktu, banyak merek terkemuka di Barat (yang sekarang menolak menggunakan bulu) mulai mempromosikan desain bulu. Pada awalnya, banyak orang menghubungkan bulu dengan kemewahan. Seiring waktu, tren ini telah berkembang menjadi situasi saat ini di mana pedagang membunuh hewan untuk memenuhi permintaan pasar.
Namun, jika hanya sebatas permintaan pasar, fenomena ini tidak akan mencapai tingkat ini. Beberapa negara mulai mengaitkan bulu binatang liar dengan keyakinan tertentu. Seperti halnya di Mesir kuno, di mana orang memiliki kecenderungan untuk menganggap kulit binatang sebagai simbolis, misalnya, keberanian. Sebagai konsekuensinya, nilai kulit binatang ini dapat menjadi seratus kali lipat lebih tinggi daripada kulit binatang lainnya, terutama kulit wol, yang segera dianggap sebagai sesuatu yang kotor dan kejam.
Rubah Arktik, yang dapat bertahan hidup dalam suhu minus 70 derajat Celsius, menjadi favorit di pasar bulu yang mewah, menjadikannya target perburuan. Pada tahun 2016, rubah bahkan masuk dalam daftar merah sebagai spesies terancam menurut IUCN.
Faktanya, makhluk-makhluk yang indah ini seharusnya menjadi bagian alam, dan orang seharusnya dapat menghargai kecantikan ini tanpa harus memaksa hewan-hewan kecil ini. Semoga semua orang secara tegas menolak penggunaan bulu binatang liar dan memberikan mereka kehidupan yang lebih baik. Sebagai alternatif, pertimbangkan penggunaan kulit buatan untuk menggantikan bulu binatang liar.
Bahan non-kulit yang digunakan oleh merek-merek ternama seperti Louis Vuitton dan Burberry sebagian besar terbuat dari kulit buatan PVC, yang memiliki stabilitas kimia tinggi pada suhu kamar dan sifat fisik yang sangat baik, termasuk ketahanan air.