Sarang Burung
Burung-burung berbeda cenderung memilih lokasi dan bentuk sarang yang berbeda pula.
Setiap jenis burung memiliki teknik khusus dalam membangun sarangnya.
Sebagai contoh, beberapa burung menggunakan air liurnya untuk mencampur lumpur, membentuk bola-bola kecil dari rumput mati dan benang, lalu menumpuknya menjadi sarang. Meskipun dari kejauhan, sarang murai mungkin terlihat seperti tumpukan cabang mati yang tidak teratur, namun sebenarnya, bagian luar sarang ini terdiri dari bola-bola kecil yang terbuat dari ranting yang lebih kecil.
Sarang murai, meskipun terbuka di bagian atas, memiliki penutup khusus yang terbuat dari ranting lebih kecil daripada bagian luar yang tampak lebih tebal. Ini menunjukkan bahwa murai bukan hanya sebagai pembuat sarang, tetapi juga memperhatikan kenyamanan dan perlindungan sarang dari angin dan hujan.
Evolusi memainkan peran penting dalam pembentukan struktur sarang yang bermanfaat bagi burung. Banyak sarang memiliki bukaan menghadap ke atas untuk mencegah telur jatuh ke tanah dan pecah akibat pergerakan atau hembusan angin. Selain itu, sarang yang menghadap ke atas memungkinkan burung cepat terbang jika ada bahaya. Burung juga menunjukkan kecerdasan dalam pemilihan lokasi untuk membangun sarang, memilih bagian-bagian pohon dengan dedaunan lebat yang dapat melindungi mereka dari hujan.
Sarang yang terbuat dari jerami membantu mencegah genangan air saat hujan, karena air dapat menembus sarang dan tidak menggenangi di dalamnya. Burung dewasa menghasilkan minyak tahan air, membuat bulu mereka tahan air dalam kondisi tertentu, dan menggunakan bulu halus di bawah bulu besar untuk efek pemanasan.
Meskipun terlihat basah saat hujan, burung tidak mudah sakit karena memiliki daya tahan tubuh yang baik. Namun, saat hujan dan angin sangat kencang, induk burung melindungi anak-anaknya dengan melebarkan sayap dan mengoleskan minyak tahan air untuk menjaga kesehatan dan kehangatan anak burung yang masih rentan.