Pengelihatan dan Pendengaran
Belakangan ini, topik "Pendengaran menurun setelah melepas kacamata" menjadi viral di platform media sosial dan memicu diskusi yang luas.
Banyak orang dengan miopi (rabun jauh) membagikan pengalaman mereka di kolom komentar, mengklaim bahwa tanpa kacamata, mereka merasa seolah-olah "tidak dapat melihat maupun mendengar dengan jelas." Lantas, apakah benar penglihatan memengaruhi pendengaran? Pada tanggal 25 November, Science and Technology Daily mewawancarai beberapa ahli terkait untuk menjelaskan fenomena menarik ini.
Dr. Hu Ke, Kepala Departemen Oftalmologi di First Clinical College, Universitas Kedokteran Chongqing, serta Direktur Eksekutif Departemen Oftalmologi di Rumah Sakit Afiliat Pertama Universitas Kedokteran Chongqing, menjelaskan sains di balik sensasi ini. Menurut Dr. Hu, manusia terutama mengandalkan sistem indera seperti penglihatan, pendengaran, rasa, sentuhan, dan penciuman untuk memproses informasi eksternal. Sistem-sistem ini tidak terisolasi, melainkan saling terkait dengan sangat kompleks. Informasi yang dikumpulkan oleh organ indera yang berbeda dikirim ke pusat-pusat yang sesuai di otak. Di sana, otak melakukan integrasi dan analisis yang dinamis dan rumit, yang pada akhirnya menciptakan persepsi yang komprehensif tentang dunia luar.
Saat berkomunikasi, penglihatan memainkan peran yang sangat penting. Mata menangkap bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan gerakan bibir, yang membantu seseorang untuk lebih memahami apa yang sedang dikatakan. Namun, bagi mereka yang memiliki miopi, melepas kacamata mengurangi kemampuan sistem penglihatan untuk mengumpulkan informasi. Dr. Hu mencatat bahwa ketika ini terjadi, individu secara tidak sadar akan berusaha keras untuk melihat dengan lebih baik. Akibatnya, otak akan mengalokasikan perhatian lebih banyak ke sistem penglihatan, sementara perhatian terhadap sistem pendengaran akan berkurang sementara. Perubahan perhatian ini dapat menciptakan sensasi "pendengaran yang berkurang."
Fenomena Sementara
Dr. Hu meyakinkan bahwa sensasi ini bersifat sementara dan tidak menunjukkan penurunan pendengaran yang sebenarnya. "Tidak perlu khawatir berlebihan," ujarnya. Seiring mata yang beradaptasi dengan hilangnya kacamata, otak akan redistribusi perhatian antara sistem indera, memungkinkan individu untuk kembali mendengar suara eksternal dengan lebih efektif.
Untuk lebih menggambarkan hal ini, Dr. Hu memberikan contoh orang-orang dengan gangguan penglihatan berat atau kebutaan total. Ketika penglihatan sangat berkurang atau hilang sepenuhnya, otak dan sistem indera akan mengalami pelatihan dan adaptasi jangka panjang. Seiring berjalannya waktu, otak menjadi lebih efisien dalam memproses sinyal pendengaran, dan individu tersebut sering kali mengembangkan sensitivitas pendengaran yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
Mengapa Fenomena Ini Terjadi?
Hubungan antara sistem indera, khususnya penglihatan dan pendengaran, dapat dijelaskan oleh kapasitas otak yang terbatas untuk memproses informasi secara bersamaan. Ketika sistem penglihatan membutuhkan lebih banyak sumber daya, input indera lainnya—seperti pendengaran—mungkin sesaat mendapatkan perhatian yang lebih sedikit. Fenomena ini merupakan bagian dari mekanisme prioritisasi alami otak untuk membantu individu beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Namun, pergeseran perhatian sementara ini tidak berarti kemampuan pendengaran menurun. Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Hu, begitu otak beradaptasi, perhatian akan didistribusikan ulang untuk mempertahankan pengalaman indera yang seimbang. Fleksibilitas ini menunjukkan betapa luar biasanya kemampuan otak dalam menyesuaikan diri dengan perubahan indera dan tuntutan lingkungan.
Adaptasi pada Orang dengan Gangguan Penglihatan
Contoh yang diberikan oleh Dr. Hu tentang individu dengan gangguan penglihatan menekankan kapasitas otak untuk kompensasi indera. Ketika satu indera, seperti penglihatan, berkurang atau hilang, plastisitas otak memungkinkan indera lainnya untuk mengompensasi. Sebagai contoh, individu dengan gangguan penglihatan sering kali lebih mengandalkan indera pendengaran dan perabaan untuk menavigasi dunia. Seiring berjalannya waktu, otak mereka mengoptimalkan pemrosesan informasi pendengaran, meningkatkan kemampuan mereka untuk mendeteksi dan menafsirkan suara dengan ketelitian yang luar biasa.
Proses adaptasi ini melibatkan perubahan dalam jaringan saraf otak dan komunikasi yang lebih baik antar wilayah indera. Penelitian dalam bidang neuroscience menunjukkan bahwa individu yang buta sering kali menunjukkan peningkatan aktivitas di area otak yang biasanya terkait dengan penglihatan, yang dialihkan untuk memproses input pendengaran dan perabaan.
Implikasi untuk Kehidupan Sehari-hari
Bagi orang dengan penglihatan normal yang kadang-kadang melepas kacamata, fenomena ini menjadi pengingat betapa saling terkaitnya sistem indera kita. Ini juga menyoroti pentingnya menjaga kesehatan indera. Dr. Hu menyarankan agar individu tidak terlalu khawatir tentang sensasi sementara dari pendengaran yang berkurang saat tidak memakai kacamata, karena ini adalah hal yang normal dan akan pulih dengan sendirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari, memahami bagaimana sistem indera saling berinteraksi dapat meningkatkan strategi komunikasi dan adaptasi. Sebagai contoh, individu dengan gangguan penglihatan mungkin akan mendapat manfaat dari petunjuk pendengaran, sementara mereka yang berada di lingkungan yang bising mungkin lebih mengandalkan informasi visual untuk memperjelas pemahaman.
Sensasi pendengaran yang berkurang setelah melepas kacamata menyoroti betapa dinamisnya otak dalam mengelola input indera. Meskipun hal ini mungkin terasa mengganggu, ini adalah proses penyesuaian sementara yang akan teratasi saat otak mengembalikan keseimbangan perhatian. Selain itu, kemampuan adaptasi otak menunjukkan bagaimana sistem indera bekerja bersama untuk menciptakan persepsi komprehensif tentang dunia. Memahami interaksi ini tidak hanya memperdalam penghargaan kita terhadap biologi manusia, tetapi juga memberi wawasan tentang cara mendukung mereka yang memiliki gangguan indera.