Beruang Coklat
Beruang coklat adalah salah satu jenis keluarga beruang, dan merupakan hewan mamalia karnivora terbesar yang hidup di darat.
Beruang coklat memiliki tinggi 1.5 hingga 2.8 meter, dan tinggi dari pundaknya sekitar 0.9 hingga 1.5 meter. Berat beruang jantan sekitar 135 hingga 545 kilogram, dan berat beruang betina sekitar 80 hingga 250 kilogram.
Kepala beruang berukuran cukup besar, dan bulat, serta tubuhnya sangat kuat. Kulit beruang cukup tebal, dan padat, dimana pada saat musim dingin memiliki tebal sekitar 10 cm. Beruang memiliki warna bulu yang berbeda-beda, seperti warna keemasan, dan coklat.
Lengan pada beruang sangatlah kuat, dan pada ujung kaki depannya bisa sepanjang sekitar 15 sentimeter. Cakar dari beruang tidak seperti kucing, dimana dapat keluar-masuk dari selubung cakar, namun cakar beruang relatif lebih tumpul daripada hewan lain yang sering mengasah cakarnya. Gerakan pada lengan beruang sangatlah kuat, dan cakarannya tentu dapat membuat kerusakan cidera yang cukup besar atau parah.
Beruang coklat terbiasa hidup di tempat dengan suhu dingin seperti hutan konifer beriklim dingin, dan beruang lebih sering beraktifitas pada siang hari. Kecepatan beruang saat berjalan cukup pelan, dengan habitat yang tidak pasti, dan terbiasa sendiri.
Selama menjalani hibernasi, frekuensi dari suhu tubuh, detak jantung, sistem pencernaan, dan respirasi / pergerakan oksigen akan menurun, dan melambat untuk mengurangi panas, kalsium serta mencegah hipotermia, dan osteoporosis.
Beruang dapat berlari pada kecepatan sekitar 56 kilometer per jam. Selama hibernasi, satu hingga empat bayi beruang akan lahir. Pada musim gugur, beruang betina sering membawa bayi beruang ke dalam hutan untuk bermain.
Beruang coklat memakan tumbuh-tumbuhan termasuk segala macam dari akar, umbi-umbian, rerumputan, biji-bijian, dan buah-buahan, serta menyukai madu. Dan beruang coklat juga memakan binatang seperti semut, telur semut, serangga, hewan pengerat seperti tikus, hewan berkuku seperti kucing, ikan dan termasuk bangkai. Beruang coklat ditemukan di Eurasia, dan lebih banyak di Amerika Utara.
Beruang coklat diperkirakan berevolusi dari Ursus Etruscans di Asia. Sekitar 500.000 tahun yang lalu ditemukan fosil tertua yang diidentifikasi secara mutlak dimana spesies ini muncul di China. Beruang coklat mulai memasuki Eropa sekitar 250.000 tahun yang lalu setelah dari Afrika Utara.
Terdapat banyak penemuan sisa-sisa beruang coklat di Kepulauan Inggris dari jaman Pleistosen, dan dapat diperkirakan beruang coklat mengalahkan beruang gua dengan nama latin Ursus Spelaeus.
Daripada berhibernasi disaat makanan berlimpah, beruang coklat lebih memilih berburu sepanjang musim dingin. Namun saat makanan menjadi langka, para beruang lebih memilih menghabiskan musim dingin di sarang mereka.
Suhu tubuh pada beruang coklat akan turun sekitar empat derajat selama hibernasi, namun detak jantung mereka menurun sekitar 75 persen. Saat beruang coklat memulai hibernasinya, sumber energi atau tenaga mereka beralih yang awalnya diet menjadi lemak yang disimpan.
Saat lemak dibakar, hal tersebut dapat terjadi metabolismenya menghasilkan racun. Sel-sel dapat menghancurkan racun, dan dapat diolah menjadi racun yang tidak berbahaya dan dapat didaur ulang.
Meski beruang coklat adalah omnivora atau pemakan segala seperti beruang lainnya, makanan kesukaan mereka adalah madu.
Beruang coklat banyak memakan makanan yang beragam, meski bagi beruang coklat, beberapa makanan tidak mudah untuk dicerna. Sehingga madu dapat membantu mendorong pencernaan, dan penyerapan, serta meningkatkan imunitas beruang agar tubuh mereka dapat dengan cepat menghasilkan energi.
Saat beruang coklat memasuki masa hibernasi, mereka harus mengandalkan lemak tubuh mereka yang dapat dialihkan menjadi energi, dan dapat mempertahankan kebutuhan fisik. Dari semua nutrisi yang ada, gula adalah makanan yang mudah dijadikan lemak, maka dari itu beruangpun secara insting lebih suka mengkonsumsi madu.