Tentang Tulip
Tradisi memberikan bunga sebagai bukti tanda cinta telah lama dilakukan oleh masyarakat dari berbagai belahan dunia. Bunga kerap dipilih sebagai sebuah alat komunikasi yang mampu menyampaikan pesan antara orang ke orang lainnya dengan makna yang beragam.
Mawar misalnya, bunga dengan batang berduri ini merupakan perlambang cinta universal yang dipakai di berbagai budaya dan tempat berbeda sejak zaman dahulu kala.
Namun tahukah kamu jika tak hanya mawar, beragam spesies bunga memiliki pesan dan makna filosofisnya masing-masing yang dikenal dengan istilah bahasa bunga. Terdengar asing memang, tapi bahasa bunga sudah lama ada dan kerap dipergunakan dalam banyak kesempatan. Contoh yang paling umum adalah penggunaan bunga dalam simbol kerajaan-kerajaan dunia, seperti Prancis dan Belanda.
Bunga tulip dapat tersebar hingga ke Eropa karena diperkenalkan oleh Ogier de Busbecq, seorang duta besar dari masa Kekaisaran Romawi Suci. Awalnya Sultan Turki mengirimkan umbi dan biji bunga tulip ke Wina, Austria, pada tahun 1554. Kemudian dari Austria, umbi tulip dibawa ke Antwerpen dan Amsterdam, Belanda.
Tak disangka, di Belanda bunga ini menjadi sangat populer dan mulai dibudidayakan pada tahun 1593. Seorang ahli botani bernama Carolus Clusius yang mengajar di Universitas Leiden, Belanda, mulai menanam umbi tulip dan membuat populasi tulip semakin banyak.
Pada abad ke-17, bunga tulip lalu diperkenalkan di Kerajaan Belanda. Karena kecantikannya, orang Belanda pun menyukai tanaman ini. Hingga akhirnya terjadi fenomena yang dinamakan tulip mania atau tulipomania.
Biasanya, bunga tulip akan mekar pada awal bulan Maret hingga April. Ciri paling mencolok dari bunga tulip adalah daunnya yang menutup ke atas dan berdekatan dengan mahkota bunga, memiliki jenis berwarna-warni, dan memiliki 6 helai mahkota bunga.
Jenis-jenis tulip yang sudah dikenal sejak zaman dulu mempunyai motif garis-garis, “coretan kuas”, “jilatan api” atau mempunyai warna lain pada bagian-bagian tertentu pada daun bunga. Sedangkan jenis-jenis yang lebih baru mempunyai pola aneka warna pada daun bunga. Sentuhan warna lain pada warna dasar bunga tulip disebabkan perubahan pigmen di bagian atas dan bagian bawah bunga.
Infeksi virus mosaik yang dibawa serangga sejenis kutu menyebabkan terjadinya jenis tulip langka dengan motif indah seperti coretan kuas yang diburu orang Belanda sewaktu demam bunga tulip mania. Virus mosaik menyebabkan tanaman bunga ini menderita dan mati perlahan-lahan, walaupun bunga yang dihasilkan menjadi sangat indah. Sekarang, virus mosaik dapat dikatakan sudah hampir musnah.
Pada masa itu, bunga ini menjadi simbol kemakmuran karena berhubungan erat dengan kerajaan Belanda dan Ottoman yang kaya raya. Di Kerajaan Ottoman dan Belanda, tingginya permintaan atas bunga ini yang tidak diimbangi pasokan yang cukup menimbulkan fenomena yang disebut “Tulip mania”.
Semoga Anda menikmati artikel ini!