Kota-Kota Kosmopolitan
Globalisasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kota kosmopolitan di dunia.
Beberapa contoh kota kosmopolitan yang dikenal di seluruh dunia adalah Beijing, Shanghai, New York, London, Paris, Tokyo, dan Hong Kong. Kota-kota ini memiliki tingkat energi yang tinggi dan memiliki posisi yang prestisius dalam sistem kota dunia, yang juga dikenal sebagai posisi mereka dalam rantai nilai kota dunia. Rantai nilai ini ditentukan oleh kekuatan ekonomi, politik, ilmiah, dan teknologinya, serta pengaruh global dan hubungan pertukaran budayanya dengan negara-negara lain. Proses internasionalisasi perkotaan dibagi menjadi tiga tingkat: tahap utama adalah metropolis internasional, tahap menengah adalah kota kosmopolitan, dan tahap lanjut adalah kota dunia, menurut para ekonom.
Kota kosmopolitan pertama kali dicetuskan oleh perencana kota asal Skotlandia Geddes pada tahun 1915. Kota kosmopolitan dianggap sebagai kota internasional kelas satu yang memiliki kekuatan politik, ekonomi, ilmiah, dan teknologinya yang sangat baik dan pengaruh global karena hubungan pertukaran ekonomi, politik, ilmiah, teknologinya dan pertukaran budaya dengan negara-negara lain.
Titik kunci dalam memahami konsep metropolis internasional adalah masalah pengaruh, yang didasarkan pada kekuatan ekonomi tertentu. Kemampuan untuk memengaruhi ini adalah proses dinamis perubahan dan konsep yang relatif komparatif.
Sebagai contoh, kota New York memiliki ekonomi terbesar di dunia, dengan PDB sebesar $ 1,67 triliun pada tahun 2021, atau sekitar 7,3% dari total PDB AS tahun lalu. Empat puluh lima perusahaan Fortune 500 di Amerika Serikat berkantor pusat di New York, termasuk Verizon, Pfizer, dan News Corporation.
New York juga memiliki infrastruktur keuangan dan layanan keuangan yang berkembang dengan baik, dengan Bursa Saham New York menjadi bursa saham terbesar dalam hal kapitalisasi pasar total dari perusahaan yang terdaftar. Wall Street di Lower Manhattan adalah pusat keuangan dunia yang tak tertandingi.
Kota kosmopolitan memiliki komposisi demografis yang beragam dan mobilitas tinggi, dengan populasi perkotaan yang besar. Pada tahun 2021, total populasi Kota New York sekitar 8,8 juta, dengan sekitar 44% orang kulit putih, 25% orang kulit hitam, dan 13% orang Asia (termasuk sekitar 6% keturunan Tionghoa).
Dengan sekitar 37% dari populasi Kota New York lahir di luar negeri, kota ini memiliki populasi penduduk asing terbesar di dunia.
Kota kosmopolitan terkenal dengan institusi seni yang terkenal di seluruh dunia. Misalnya, Museum Seni Metropolitan New York adalah salah satu museum terbesar dan paling banyak dikunjungi di dunia, dan Broadway juga terletak di New York.
Kota kosmopolitan memiliki fasilitas olahraga utama dan tim liga nasional, serta sering menjadi tuan rumah acara olahraga internasional. New York memiliki dua tim bisbol liga utama (Mets dan Yankees), dua tim NBA (Knicks dan Nets), dan AS Terbuka, salah satu dari empat Grand Slam tenis, diselenggarakan di New York. Terminologi kota kosmopolitan mengacu pada kota dengan pengaruh global yang signifikan dalam hubungan pertukaran ekonomi, politik, ilmiah, teknologi, dan budaya. Ini mewakili tingkat urbanisasi tertinggi dan tujuan akhir dari perkembangan kota.
Karakteristik kota kosmopolitan mencakup ekonomi yang berkembang dengan baik, demografi yang beragam dan mobilitas tinggi, institusi seni terkenal di seluruh dunia, dan fasilitas olahraga utama. Kota-kota ini diakui di seluruh dunia karena pencapaian dan kontribusinya yang luar biasa bagi masyarakat global.