Kecantikan Burung Kakak Tua
Burung kakaktua, yang termasuk dalam ordo Psittaciformes, tersebar luas di seluruh dunia.
Burung-burung cantik dan cerdas ini dapat ditemukan di zona iklim sedang, subtropis, dan tropis, serta dikenal menghuni berbagai ekosistem, termasuk hutan, savana, padang rumput, dan gurun.
Dengan 2 famili, 82 genus, dan 358 spesies, keluarga kakaktua adalah salah satu keluarga terbesar dalam ordo burung. Meskipun mereka terutama ditemukan di hutan tropis, beberapa spesies telah diketahui menyebar ke wilayah iklim sedang di belahan bumi selatan, dan lainnya ditemukan di pulau-pulau yang jauh. Namun, perlu dicatat bahwa lebih banyak jenis burung kakaktua ditemukan di Amerika Latin dan Oseania daripada di Afrika dan Asia.
Burung-burung yang indah ini sangat disukai oleh banyak orang, terbukti dari perangko, situs web, masyarakat konservasi, dan tempat perlindungan yang didedikasikan untuk mereka. Sebenarnya, burung kakak tua digunakan sebagai simbol kecerdasan oleh manusia. Misalnya, di Republik Dominika, burung nasionalnya adalah macaw yang disebut The Sissero, yang mewakili kemerdekaan dan kekuatan negara kepulauan Amerika Tengah ini. Burung kakak tua juga memiliki kemampuan belajar dengan cepat dan dapat dilatih untuk melakukan berbagai trik, sehingga membuat mereka populer sebagai "penampil" burung di sirkus, taman hiburan, dan kebun binatang. Mereka mampu belajar keterampilan seperti membawa bendera kecil, menangkap makanan, mengendarai sepeda, menarik gerobak, dan melakukan akrobat.
Selain itu, burung kakak tua telah erat dikaitkan dengan perkembangan peradaban manusia dan telah menjadi sahabat serta teman terbaik manusia. Selama domestikasinya yang lama, burung kakak tua telah membawa banyak kebahagiaan bagi manusia bahkan telah membantu mereka menyembuhkan penyakit. Namun, karena perluasan peradaban manusia dan peningkatan industrialisasi, habitat burung kakak tua telah memburuk, menyebabkan penurunan populasi mereka, dan dalam beberapa kasus, spesies telah punah atau mendekati kepunahan. Misalnya, burung kakapo, satu-satunya burung malam, dan dapat merayap di tanah dari keluarga kakak tua, terancam punah karena tikus dan skunk pada habitatnya di Selandia Baru. Awalnya ditemukan di selatan Selandia Baru, Pulau Sturt, dan pulau-pulau lainnya, burung ini memiliki sedikit predator alami, tetapi aktivitas manusia telah menyebabkan peningkatan terhadap populasi tikus dan kucing, yang memangsa telur dan anak-anak burung.
Burung kakak tua Tabby honeysuckle, yang dinamai dari Pulau Tabouty di Pasifik Selatan, telah punah di pulau kecil ini, yaitu tempat asal mereka, karena pemangsaan oleh tikus dan kucing. Meskipun burung-burung ini telah hidup di habitat asli mereka selama ribuan tahun, kapal-kapal yang membawa para pionir dan pelancong ke pulau-pulau itu juga membawa tikus dan kucing, yang menyebabkan kepunahan akan burung-burung indah ini. Sebagai respons terhadap ancaman yang dihadapi oleh burung kakak tua tersebut, organisasi konservasi seperti World Wildlife Fund (WWF) telah mengambil langkah untuk melestarikan burung-burung ini. Misalnya, WWF telah memindahkan burung kakak tua yang masih hidup ke pulau-pulau yang bebas dari pemangsa dan di luar domain publik. Namun, meskipun upaya-upaya ini telah dilakukan, beberapa spesies burung kakak tua sudah punah, dan banyak lagi yang terancam punah atau telah punah. Akibatnya, kita mungkin hanya akan hanya dapat melihat burung kakak tua ini dalam gambar dan pada prangko di masa depan.
Burung kakak tua adalah burung yang menarik dan cerdas yang tersebar luas di seluruh dunia. Mereka telah membawa banyak kebahagiaan bagi orang-orang dan telah menjadi "showman(penampil aktraksi)" burung yang populer. Namun, habitat mereka terancam akibat aktivitas manusia, yang menyebabkan penurunan populasi dan kepunahan pada beberapa spesies. Sebagai masyarakat yang bertanggung jawab terhadap keberlangsungan semua makhul hidup diplanet ini, maka diharapkan setiap orang dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi burung-burung indah ini dan memastikan kelangsungan hidup mereka bagi generasi mendatang.