Sepatu Lari Wanita
Dengan popularitas olahraga lari, terdapat sebuah konsep yang seharusnya ada di industri sepatu tetapi rancangan untuk kaki wanita sepertinya tidak pernah dipromosikan secara luas. Matt Powell, konsultan industri olahraga senior di NPD Group mengatakan fenomena ini belum pernah terjadi sebelumnya. Toh, ada fakta yang "tak terucapkan" di industri tersebut, yakni banyak merek sepatu wanita yang justru didesain seperti ciri ukuran kaki pria.
Namun kini, beberapa brand olahraga menyesuaikan strategi produknya untuk pasar wanita, setidaknya di kategori sepatu lari. Misalnya, pada bulan Juni, Under Armour meluncurkan sepatu lari pertamanya berdasarkan cetakan terakhir (tempat sepatu dicetak), UA Flow Synchronicity. Di bulan yang sama, Puma merilis sepatu lari Run XX Nitro hanya dalam ukuran wanita. Jika ingin "menelusuri sumbernya", Erin Longin, manajer umum sektor olahraga lari Puma mengatakan bahwa sepatu konsep sepatu wanita pertama Puma yang terakhir tidak akan dibuat lagi hingga tahun 2021.
Setiap kali sebuah merek mengumumkan bahwa itu akan menjadi sepatu terakhir untuk wanita, itu akan mengekspos merek-merek yang tersisa untuk "membiarkan wanita memakai desain sepatu pria". Jadi, apabila semakin banyak merek yang mulai memenuhi kebutuhan konsumen wanita, pasar sepatu lari tersebut kemungkinan besar akan terguncang. Misalnya, merek pakaian yoga Lululemon memasuki pasar alas kaki pada bulan Maret tahun ini, dan produk pertamanya adalah sepatu lari yang benar-benar didesain untuk ukuran kaki wanita.
Lalu, mengapa beberapa merek tidak melakukan hal ini lebih cepat?
Dalam hal ini, Longin berpendapat bahwa ada dua alasan utama. Salah satunya adalah biaya R&D yang tinggi dan masalah alokasi sumber daya yang membutuhkan lebih banyak waktu. Alasan kedua adalah gen produk yang melekat pada merek olahraga. Powell juga mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa setiap orang sangat berhati-hati saat membahas masalah ini dengan pemilik merek. Kecuali sebuah merek memilih untuk memberi tahu konsumen, tidak ada yang tahu apakah sepatu itu dirancang untuk kaki pria atau wanita.
Hal ini berlaku bahkan untuk Nike yang tidak secara langsung menyatakan bahwa produk alas kakinya menggunakan konsep sepatu untuk wanita yang tahan lama, tetapi juga menyatakan dalam sebuah wawancara bahwa untuk meningkatkan daya adaptasi produknya kepada konsumen wanita, Nike memiliki 20.000 penguji produk wanita dan disana adalah "ribuan" scan cetakkan kaki seorang wanita. Oleh karena itu, mengapa kini banyak merek yang “tiba-tiba” mengumumkan bahwa beberapa sepatu lari yang mereka produksi dirancang khusus sesuai dengan daya tahan konsep sepatu wanita. Longin mencontohkan beberapa merek, terutama merek-merek terkemuka di industry telah memperhatikan tren partisipasi wanita dalam olahraga lari. Pasar diterima dengan baik, dan tentunya merek-mereknya juga tidak ketinggalan. Apalagi linimasa riset dan pengembangan banyak konsep brand olahraga yang hampir sama, sehingga ini akan terjadi fenomena "ledakan" riset dan pengembangan konsep sepatu lari wanita di pasaran.
Meningkatnya jumlah pelari wanita telah menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi sebuah brand untuk meluncurkan sepatu lari khusus wanita. Data penelitian yang diberikan NPD juga mendukung hal ini: Dari Mei 2021 hingga Mei 2022, penjualan sepatu lari wanita di Amerika Serikat telah mencapai 1,6 miliar dolar AS, dan meningkat 8%. Kumpulan data lain dari NPD menunjukkan bahwa produk wanita menyumbang 49% dari pasar sepatu lari dewasa, dan tingkat pertumbuhan pasar produk wanita juga lebih tinggi daripada pria.