Si Binatang Lucu
Koala, merupakan mamalia yang memiliki kantong perut di Australia yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang.
Dianggap sebagai harta nasional dan hewan arboreal primitif yang eksotis dan berharga, koala juga dikenal sebagai “beruang koala”, namanya berasal dari kata Aborigin kuno yang artinya “tanpa minum” karena koala memperoleh 90% kebutuhan air dari daun kayu putih yang mereka makan dan hanya minum saat sakit atau kekeringan, penduduk setempat menyebutnya “kwale” yang artinya “tanpa minum”.
Meskipun begitu, banyak orang yang akrab dengan penampilan koala yang lucu dan menyenangkan, tetapi sedikit orang yang menyadari sifat koala yang kurang pintar. Apakah Anda tahu bahwa koala merupakan salah satu hewan terlucu di dunia? Mari jelajahi beberapa karakter menarik dari koala.
Pertama, koala memakan disinfektan alami dalam bentuk daun kayu putih. Daun ini sangat kasar dan tidak bernutrisi, yang artinya sistem pencernaan koala harus membentuk sistem “lambat” demi mencerna nya.
Koala mencerna dengan sangat lambat. Sehingga di alam liar, makanan dalam perutnya dapat bertahan sampai dengan 100 jam dan ber fermentasi terus menerus; saat di penangkaran, mereka dapat mencerna hingga 200 jam lamanya.
Kedua, meskipun mereka bergantung pada daun kayu putih, mereka sering susah membedakan mana daun yang aman untuk dimakan dan yang tidak. Hal ini disebabkan karena nutrisi otak mereka yang terkenal rendah.
Kenyataannya, hanya 61% dari rongga tengkorak koala yang sebenarnya bagian otak terpenting, dengan sebagian besar sisanya adalah cairan serebrospinal yang digunakan untuk meredam getaran. Cairan ini berfungsi sebagai penyangga untuk melindungi otak koala ketika jatuh dari pohon saat tertidur.
Ketiga, koala kecil melihat pemandangan pertama yang tidak biasa setiap harinya: pantat ibu mereka. Koala joey akan meninggalkan kantong ibu mereka saat berusia 6 bulan dan berpindah-pindah sampai usia satu tahun sebelum meninggalkan induknya. Namun kantong koala berada tepat dibawah, tempat pantat sang induk.
Terakhir, banyak koala tidak mati karena sakit, tapi karena kelaparan. Hal ini dikarenakan sumber makanan mereka sebagian besar terdiri dari daun kasar yang tidak dapat dicerna.
Kanguru, merupakan jenis marsupial lainnya telah mengembangkan empat pasang gigi geraham untuk mengunyah daun ini, dengan barisan gigi geraham belakang yang perlahan bergerak ke depan seiring bertambahnya usia untuk menggantikan gigi depan yang telah kehilangan fungsinya. Namun berbeda dengan koala yang tidak memiliki gigi baru yang tumbuh, dan jika gigi mereka putus, mereka tidak dapat mengunyah makanan. Akibatnya, jika koala mencapai usia 6 tahun, mereka akan mati karena kelaparan.
Sayangnya, masa depan koala sangat terancam. Kebakaran hutan di Australia tenggara telah menghancurkan 80% habitat alami mereka dan sekitar 1000 koala mati dalam kobaran api. Ditambah dengan hilangnya habitat, sulitnya memulihkan hutan yang terbakar, perubahan iklim, ancaman penyakit, populasi koala Australia telah secara signifikan menurun dan menghadapi kepunahan fungsional.