Burung Belahka si Ahli Habitat
Burung-burung ini memiliki bulu putih murni, kelopak mata dan iris berwarna merah muda dan kuning, tungkai dan kaki berwarna hitam-kehijauan, dan jari-jari kaki berwarna kuning-kehijauan dan hitam.
Saat musim kawin tiba, belahka mengembangkan dua bulu hiasan tipis dan lembut di belakang kepalanya yang menyerupai tombak.
Terdapat 13 spesies dalam genus Belahka, dan di antaranya, empat spesies - Belahka Besar, Belahka Sedang, Belahka (Belahka Kecil), dan Belahka Salju - yang memiliki bulu tubuh putih dan dikenal sebagai "Belahka". Keempat spesies ini merupakan bangau putih berukuran sedang yang berbeda dari Bangau Pundak Sapi dalam hal ukuran yang lebih besar dan postur tubuh yang ramping, dengan paruh dan kaki berwarna hitam, jari-jari kaki berwarna kuning-kehijauan, bulu kawin berwarna putih murni, serta bulu hiasan panjang dan tipis di belakang leher, beserta bulu merah muda di bagian belakang dan dada.
Belahka Besar memiliki ukuran tubuh yang besar tanpa hiasan kepala atau bulu dada, sementara Belahka Sedang berukuran sedang tanpa hiasan kepala namun dengan bulu dada.
Sebagaimana halnya dengan bangau lainnya, belahka utamanya memakan ikan kecil, tetapi mereka juga mengonsumsi hewan seperti udang, kepiting, kodok muda, dan serangga air. Kebiasaan makan belahka secara umum serupa dengan bangau lainnya, dan dalam "pameran" kawin mereka, mereka menampilkan bulu-bulu indah mereka.
Belahka lebih cenderung mendiami pulau-pulau pantai, pantai, teluk, muara, sungai, danau, kolam, sungai kecil, sawah, dan rawa yang berdekatan dengan pantai mereka. Pada dekade 1970-an, pencemaran lingkungan di kawasan lahan basah Pulau Burung Belahka sangat parah, mengakibatkan penurunan drastis dalam jumlah belahka yang mendiami daerah tersebut. Namun, mulai tahun 1980-an, dengan penerapan langkah-langkah pengendalian polusi dan pembangunan taman kota, lingkungan lahan basah pulih dan populasi belahka perlahan pulih kembali di Pulau Burung Belahka.
Belahka adalah burung yang memukau dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di habitat mereka. Pilihan habitat dan pola makan mereka membuat mereka rentan terhadap dampak pencemaran lingkungan, oleh karena itu, penting untuk terus menerapkan langkah-langkah pengendalian polusi dan upaya konservasi habitat agar keberlanjutan hidup burung-burung yang memukau ini dapat terjamin.