Godaan Manis yang Lezat
Asal usul donat, merupakan adonan goreng sederhana, dimana ini dapat ditelusuri kembali ke Timur Tengah, tetapi praktiknya menyebar ke Eropa dan Amerika Serikat lalu menjadi sangat populer.
Orang Amerika memodifikasi resepnya sesuai dengan preferensi selera mereka sendiri dan membuatnya menjadi bentuk berongga.
Kononnya untuk mencegah dan menghindari resiko adonan di dalam wadah tidak matang, sehingga adonannya dibentuk berongga, yang akan dapat menghemat bahan bakar dan mempersingkat waktu penggorengan. Perlu ditekankan bahwa bentuk donat tidak sebatas lingkaran berlubang dan bisa berbentuk apa saja. Donat juga bisa diisi dengan puding, selai, pasta kacang merah, atau isian manis lainnya dan digoreng.
Meskipun donat adalah salah satu bentuk makanan cepat saji yang sering dikonsumsi untuk sarapan pagi, donat yang banyak dicintai ini juga merupakan makanan populer di Eropa dan Amerika Serikat, terutama donat berukuran besar. Di Asia, meskipun orang juga menyukai donat, akan tetapi donat lebih sering dianggap sebagai makanan penutup.
Perbedaan adonan donat dengan adonan roti biasa terletak pada tiga poin utama, yakni:
1. Cara Memasak:
Roti biasa dibuat dengan cara "dipanggang", sedangkan donat dibuat dengan cara "digoreng", yang menjadikannya sejenis dengan roti goreng.
2. Perbandingan Bahan Adonan:
Donat klasik Amerika ini banyak mengandung gula dan minyak, membuatnya penuh dengan custard dan memberikan cita rasa khas Amerika. Resep donat biasanya mengandung lebih banyak mentega, gula, dan telur daripada roti biasa, yang memberikan rasa dan tekstur yang lebih manis dan lembut.
3. Keuletan Adonan:
Adonan roti dapat dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap diperpanjang dan tahap diperpanjang penuh. Adonan roti yang berbeda memiliki persyaratan keuletan yang berbeda pula.
Roti panggang membutuhkan adonan untuk mencapai tahap yang sepenuhnya diperpanjang. Roti biasa hanya membutuhkan adonan untuk mencapai tahap yang diperpanjang, di mana ia dapat ditarik menjadi lapisan film yang tebal. Namun, donat tidak memiliki persyaratan yang ketat untuk mengulen adonan, dan ini hanya perlu dihaluskan.
Oleh karena itu, donat tidak hanya berupa roti goreng berbentuk lingkaran, tetapi juga disebut dengan berbagai nama karena memiliki rasa yang lebih manis dan kaya dari roti biasanya.
Namun, nasib donat tak selalu mulus. Pada 1970-an dan 1980-an, Bagel menjadi populer di Amerika Serikat. Itu mirip dengan donat tetapi dipanggang, bukan digoreng. Ketika standar hidup meningkat dan orang menjadi lebih sadar kesehatan, bagel secara bertahap menggantikan donat sebagai pilihan utama untuk sarapan.
Namun keinginan awal akan makanan berkalori tinggi selalu berakar pada sifat manusia. Gelombang perkembangan pesat telah menimbulkan kecemasan masyarakat universal, dan donat tidak diragukan lagi adalah salah satu makanan yang paling menenangkan.
Akibatnya, donat kembali populer di abad ke-21. Pada 2013, Cronuts (croissant + donat) muncul, membawa gelombang kegemaran donat lainnya. Dominique Ansel Bakery di New York adalah yang pertama meluncurkan makanan penutup ini, yang dilaporkan membutuhkan waktu tiga hari untuk disiapkan dan dijual seharga $5, dibatasi hingga 300 per hari.
Harganya pernah dispekulasikan oleh calo setinggi $100 karena sulitnya menemukan "cincin". Serpihan mentega dan kerak dalam jumlah besar ditumpuk menjadi ribuan lapis kue, digoreng dalam wajan, digulung dengan gula, diisi dengan isian, lalu dilapisi dengan gerimis. Karnaval donat berkalori tinggi ini menjadi sangat populer.